22

1.8K 76 1
                                    

SELAMAT MEMBACA.....

Arian, Dio dan Dika kembali ke ruang rawat inap Arini, sepanjang perjalanan mereka bergurau dengan riang, persaingan Arian dan Dika pun sepertinya Arian sudah tidak ambil pusing lagi. Biar sekeras apapun Dika berusaha mendapatkan Arini pemenangnya sudah pasti Arian.

"Lain kali kita tanding ML, kita buktikan di antara kita bertiga siapa yang paling jago" tantang Dika

"Oke siapa takut" jawab Dio

"Tentukan saja lokasinya" kata Arian menimpali, tangannya terulur membuka pintu rawat inap Arini.

Dan setelah pintunya terbuka.....

Jreng.... Jreeenggggggg..........

Alangkah terkejutnya mereka bertiga ketika mendapati malaikat maut telah duduk bersandar dengan santainya di sofa....

"Ovi............."

"Sayang..........." kata ketiganya kompak bak lomba paduan suara.

"Kalian mau adu apa tadi???" tanya Ovi pura pura tidak mendengar

"Ko....kok kamu bisa ada di sini??" tanya Arian gagap saking hawatirnya

Jangan jangan Ovi tau tentang kehamilan Arini dan dia sudah mengatakannya pada Arini. Jika iya Arini bisa marah besar pada Arian atau kemungkinan terburuknya dia kabur atau keguguran lagi.

Tidak.... Tidak... Tidak jangan sampai kejadian dulu terulang lagi. Arian lalu memandang wajah Arini, wanita cantik itu terlihat biasa saja, tidak ada raut marah ataupun jengkel di wajahnya. Malah wanitanya tersenyum manis ketika melihat ia kembali, Arian pun akhirnya bisa bernafas lega berarti Ovi dan Arini belum tau mengenai kehamilan Arini.

Menyadari raut cemas kakaknya Dio pun berusaha mengorek informasi dari calon tunangannya untuk menjawab kekawariran Arian

"Sayang kenapa kamu bisa ada di sini??" tanya Dio, dia berusaha setenang mungkin supaya Ovi tidak curiga.

"Aku habis periksa ke dokter Erik..." jawab Ovi enteng

"Periksa???" Dio menjadi cemas, ia langsung duduk di sebelah Ovi. Tangannya sibuk memeriksa dahi, leher dan telapak tangan Ovi

"Kamu sakit yank...?" tanya Dio lagi

"Gak...."

"Trus??" Dio menjadi semakin cemas dan khawatir.

Ovi kemudian mengeluarkan sebuah amplop, kemudian amplop itu ia serahkan pada Dio

Dio semakin cemas, sakit apakah pacarnya? Selama ini dia terlihat sehat, kenapa dia tidak mengatakan langsung penyakit nya apa, apakah penyakit nya parah sehingga ia tidak sanggup mengatakan nya dan malah memberinya laporan medis.

Dengan tergesa gesa Dio membuka amplop itu alangkah terkejutnya ia setelah melihat hasil dari laporan medis Ovi, sebuah tespak bekas pakai terselip di tengah lipatan kertas yang Dio pegang.

"Gak mungkin..." wajah dio menjadi pucat pasi. Jantungnya terasa bergeser dari tempatnya. Setelah kejadian lepas perawan, Dio selalu bermain aman dengan Ovi, apalagi semenjak pacarnya itu mengutarakan keinginannya untuk kuliah di jepang Dio semakin hati hati untuk berhubungan badan dengan Ovi.

Dia tidak ingin gara gara nafsunya, Ovi menjadi gagal meraih cita citanya. Apalagi dia sudah berjanji kepada kedua orang tuanya kalau dia tidak ingin meniru sifat bejat kakaknya, yang menikah karena kecelakaan di tempat tidur.

"Tidak mungkin" lirih Dio

"Maksudmu tidak mungkin apa? Kamu tidak mengakui kalau anak yang ku kandung adalah anakmu??" teriak Ovi tak terima

ARINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang