21

1.7K 84 6
                                    


SELAMAT MEMBACA......

Sementara itu di ruang rawat Arini tiba tiba pintu kamarnya di buka secara kasar, sebuah langkah kaki tergesa menghampiri Arini.

Seorang wanita berpenampilan acak acakan, mukanya menyiratkan kekawatiran
Siapa lagi yang memiliki kekawatiran melebihi teman baiknya "Ovi"

"Vi......" Arini heran melihat keadaan teman baiknya yang jauh dari kata rapi

"Rin.... Gimana?? Kamu sama calon ponakan aku baik baik saja kan?? Kenapa kamu tidak menghubungi ku?" Ovi nyeroscos begitu saja karena saking kawatirnya. Di lain sisi Melan berusaha memberi kode kepada Ovi dengan menggeleng gelengkan kepalanya. Ovi yang tidak mengerti pun akhirnya tidak bisa mengerem mulutnya.

"A....a...pa kamu bilang tadi calon ponakan??" Arini teegagap merasa ragu dengan pendengaran telinganya. Dia yang salah dengar atau Ovi yang salah mendapatkan informasi

"Iya... Bukannya kamu hampir saja keguguran??? Mana si Arian? Aku harus membuat perhitungan dengannya" mata Ovi memindai ke segala sudut ruangan, mencari keberadaan Arian. Tanpa Ovi sadari ada raut kebingungan di wajah Arini.

Sementara Melan tertunduk sambil memijat plipisnya. Harusnya pria pria bodoh itu memberitahu Ovi sejak awal dan menjadikannya sekutu mereka. Kalau begini bisa terjadi perang lagi antara Arini dan Arian

"Gak... Aku gak hamil, kamu pasti salah informasi... Kata Arian aku cuma kecapean sama kena magh" Arini mencoba meluruskan, mungkin Ovi salah paham karena belakangan ini Arini memang muntah muntah jadi Ovi pasti mengira kalau dia sedang hamil

"Brengsek... Bisa bisanya dia membohongimu.... Aku sudah bicara dengan dokternya dan dokter bilang kamu hamil" tuhkan bisa benar benar perang kalau kayak gini. Kalau Arini sama Arian perang berti Dika bisa ada kesempatan kembali lagi sama Arini. Haruskah Melan pasrah dan mengikhlaskan Dika karena sebenarnya dalam hati Dika nama Arini masih terukir dengan indah.

Tidak... Bagaimana dengan anak Arini nanti?? Harus ada cara untuk meredam kemarahan dua wanita yang terkenal galak dan emosian ini. Melan tenggelam dalam pikirannya.

Sementara itu jantung Arini berdetak kencang, dia hamil?? Dan hampir keguguran?? Lebih parahnya lagi Arian sudah membohonginya. Betapa bodohnya dia kenapa dia harus mempercayai Arian. Lagi lagi Arian kematahkan kepercayaan Arini. Kesal, sakit kecewa sudah pasti. Setiap Arini membuka hatinya Arian selalu saja menyakitinya.

"Jangan salahkan Arian, dia tidak berbohong hanya saja dia menunggu waktu yang tepat untuk mengatakan semuanya sama kamu Rin, dokter bilang kamu hampir keguguran, kandungan mu lemah karena setres dan pola makanmu yang tidak bagus. Arian gak mau kamu sampai tertekan karena kehamilanmu. Menurutku Arian menyembunyikan ini demi keselamatan mu dan bayimu Rin" Melan tidak bermaksud membela Arian, tapi melihat raut muka Arini yang berubah masam dan pucat, Melan takut jika Arini akan berfikir yang tidak tidak dan menyebabkan masalah pada kandungannya lagi.

Apa yang di katakan Melan memang benar, dulu Arini sudah pernah kehilangan anak, baik Arini maupun Ovi tentu tidak mau lagi mengalami pengalaman buruk itu. Akhirnya Ovi pun menyadari tindakannya yang sembrono, bagaimana jika nanti terjadi sesuatu pada Arini dan anaknya?

"Yaaaa.... Tetap saja Arian salah, apalagi Dio dia sekarang berani main rahasia rahasiaan dariku" nada bicara Ovi melemah takut jika Arini terprovokasi oleh ucapannya yang tadi. Di dunia ini Arini adalah satu satunya orang yang dia sayang seperti keluarganya sendiri karena baik Ovi maupun Arini mereka sama sama hidup sebatangkara tanpa sanak keluarga.

"Dio?? kamu berantem sama dia Vi??" tanya Arini penasaran. Sejauh ini yang Arini tau Ovi dan Dio itu pasangan sempurna tidak pernah bertengkar sedikitpun. Aneh jika Dio yang sangat menjunjung kejujuran di atas segalanya sekarang berani berbohong, pada Ovi pula.

"Belum berantem sih, tapi akan... " jawab Ovi kesal

"Masalahnya apa??" tanya Arini

"Dia gak bilang kalau kesini, ngakunya ke kantor ngambil dokumen yang tertinggal. Dia berusaha melindungi kakak brengseknya" kesal Ovi

"Sabar, mungkin Dio gak bermaksud begitu Vi..." Kata Melan menenangkan Ovi

"Astaga Mel, kamu terlalu baik tau jadi orang, sabar... Sabar... Kamu punya stok sabar brapa gudang sih?" Ovi mulai gregetan dengan kesabaran Melan. Melan memang terkenal dengan kebaikan dan kesabaran nya yang luar biasa di SMA dulu.

"Vi... Jangan gitu... " Arini memperingatkan Ovi takut jika Melan tersinggung

"Maaf Mel" ucap Ovi

"Gak apa apa...."

"Tapi kali ini aku mau kamu ikut jadi orang jahat bareng kami Mel, Dio dan Arian harus di kasi pelajaran biar jera" Ovi menyeringai seram hingga membuat Arini dan Melan ketakutan.

Tiga puluh menit kemudian dokter Erik datang ke kamar rawat Arini, dia membawa dua lembar surat yang di serahkan kepada Ovi.

"Ini surat yang kalian minta, berteman dengan Arian benar benar membuatku sial. Selalu saja ada cewek gila di sekitarnya" kata Erik kesal karena tadi dia di paksa dan di ancam oleh Ovi

"Ingat, dokter harus tutup mulut kalau tidak aku akan menghancurkan rumah sakit ini dan juga......" Ovi menjeda ucapannya matanya menatap tajam ke arah selangkangan Erik seolah olah ia akan menganiaya pisang coklat mungil milik Erik.

Erik menjadi salah tingkah menghadapi calon tunangan sahabatnya itu, selain galak ia juga agak sedikit gila. Erik kemudian menatap Arini meminta perlindungan pada wanita pujaan teman baiknya tapi Arini malah tak jauh beda dengan Ovi. Wanita itu malah lebih seran dia mengambil pisau dan menancapkannya ke buah pisang yang terletak di samping nakas, tatapannya tajam menghunus jantung Erik.

"Dasar wanita wanita gila..." Erik kemudian kabur dari ruang rawat Arini. Dia tidak mau lagi berurusan dengan wanita wanita pacar dari ke dua temannya. Biarkan saja teman teman nya menderita, salah mereka sendiri siapa suruh mereka menggilai wanita galak dan sadis seperti Ovi dan Arini

"Vi, apa ini tidak keterlaluan?" Melan mulai cemas, seumur umur ini pertama kalinya ia akan berbuat jahat itupun atas desakan Ovi yang mengatas namakan sahabat.

"Kamu mau tau prasaan Dika ke kamu kan? Inilah saatnya kamu mengetes Dika, jangan sampai kamu salah memilih pasangan, karena keterpaksaan hidupmu bisa hancur" Ovi berusaha mempengaruhi Melan.

Ovi dan Arini kini tau kisah antara Melan dan Dika, alasan kenapa mereka selalu terlihat bersama. Karena curiga Ovi tadi mengintrogasi Melan hingga akhirnya Melan menceritakan semua yang ia alami bersama Dika.

Arini akhirnya merasa lega, kini Dika mendapatkan pasangan yang jauh lebih baik darinya, walaupun Dika otaknya mesum tapi hatinya sangat baik Arini yakin Melan dan Dika pasti hidup bahagia nantinya.

Yang menjadi masalah bagi Arini saat ini adalah nasibnya sendiri. Sanggupkah ia bertahan dengan Arian?? Mengingat sifatnya yang misterius dan tertutup serta terlalu banyak kebohongan yang pria itu sembunyikan. Bagaimana sebenarnya prasaan Arian pada Arini?? Apa dia benar benar mencintai Arini atau hanya sekedar rasa tanggung jawab karena di rahimnya sekarang ada benihnya Arian???

🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒

BERSAMBUNG......

Maaf ya baru saya bisa nulis lagi... Banyak kesibukan dan baru sembuh dari sakit... Semoga teman teman semua dalam keadaan sehat sehingga semangat untuk membaca kelanjutan kisah Arini dan Ovi

ARINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang