10.Ingin melindungi

1 1 0
                                    

Haii gaess

Anggara pov:

Aku melihat marisa ditampar oleh  michel yg dari awal aku masuk sklh disini dia selalu mengincarku,, yaa diaa ibarat buaya betina yg tak pernah puas akan kaum adam.

Nth mengapa aku sangat marahh melihat perlakuan michel kepada marisa,, saat marisa melawan dan michel ingin menamparnya kembali, aku dengan cepat menahannya dengan tatapan menggebu akan amarah.

Dia menatapku takut"a,,,anggara?"ucapnya terbata bata.

"kamu jangan pernah ganggu marisaa!!!yg lain jugaa jangann adaa yg menyentuh marisa!!atau kalian akan kehilangan tangan dan kaki kalian!!"ucapku dengan keras hingga orang orang disekitar kami pun ikut takut.

"Anggaraa"ucap marisa pelan tap tetap terdengar olehku.

Aku menarik tangan marisa dan membawanya pergi dari keramain,,walau michel berteriak memanggilku sungguhh aku tak pedulu,yg ku pentingkan hanyalah marisa seorang.

Aku sampai di halaman belakang sekolah.kulihat pipi marisa yg memar akibat tamparan michel,sungguh aku membenci gadis jalang itu!.

Aku menelfon udin untuk membawakan obat pereda memar.

Aku melihatnya menunduk dihadapanku
"kenapaa kauu tak melawann"bentakku

Belum sempat iya membalas aku langsung menyambung perkataanku"Ntah mengapa aku sangat khawatir denganmu, padahal kau bukan siapa siapaku,,sungguh kumohon jangan membuatku khawatir ak takutt dan aku benci ketakutan ini"ucapku dengan nada melembut.

"maaf"ucapnya sambil tersedu sedu menahan tangis.

Aku memeluknya dengan lembut hingga menciptakan kehangatan keduanya,tangisnya tak bisa di bendung lagi iyaa meneteskan setiap bulir air hangat itu dari matanya.

Aku membuka pelukanku dan perlahan mengelus pipinya yg dibasahi air mata.

"lain kali jangan diam saja, itu akan menyakiti dirimu marisa"ucapku dengan lembut.

"iyaa"balasnya pelan

Ku ajak marisa bangkit dari tempat duduk nya.

"mau kemana"tanya nya

"kelembah"ucapku

Kami berjalan mendekati motor yg ku bawa tadi,yaa aku mengajak marisa bolos lagi.

"naik"ucapku sambil mengulurkan tangan agar dia bisa naik di motor ku.

Ku tarik tangannya yg memegang tasku dan melingkarkan nya dipinggang ku.

Mungkin sekarang orang orang menilai kami sedang berpacaran,tapi sungguh hari ini aku tak peduli apapun yg terpenting marisa bahagia kembali.

Kulihat dari kaca motorku pipi nya memerah sungguh menggemaskan.

Beberapa saat kami pun sampai di sebuah hutan.

Kami memasuki hutan itu dan menemukan lembah yg berisikan berbagai bunga yg indah.

"ayo marisa"ajakku aku menariknya melewati lembah berbunga itu.

"kemana kita? Itu kan lembah nya? "tanya nya

"ikut saja"ucapku

Cukup lama kami berjalan sampai lah pada rumah tua nan kusut seperti berhantu.

"marisa ini rumah ku waktu kecil,, aku suka disini walaupun keadaan rumahnya yg seperti ini"ucapku sedih

Bukannya takut akan rumah itu marisa malah takjub"wahh bagus banget rumah nya anggara, bagaimana kalau kita buat rumah ini menjadi baru lagi"ucapnya semangat.

Kami pun pergi membeli alat" yg diperlukan untuk mendekor rumah tersebut.

Seharian kami disitu mendekor rumah tersebut agar menjadi baru kembali, jam sudah menunjukkan pukul 17.30 yg artinya sudah sore.

Kami akhirnya selesai mendekor rumah tersebut menjadi rumah yg indah dan tidak seperti berhantu lagi.

Walaupun tidak di beri warna namun rumah ini sangat indah karna bentuknya yg memang tergolong astetic

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Walaupun tidak di beri warna namun rumah ini sangat indah karna bentuknya yg memang tergolong astetic.

Authour pov:

Mereka menatap rumah itu dengan kagum yaa tempat ini sangat bagus untuk berfoto.

Anggara sangat sangat senang hingga iyaa tiba tiba memeluk Marisa

"Makasih marisa,,sudah lama aku tidak melihat rumah ini dahulu rumah ini lah teman bermainku ayah dan ibuku sibuk dengan urusan mereka."

Ucapnya dan membuat marisa terharu.

Setelah matahari ingin tenggelan dan malam segera datang dengan perlahan mereka pun memutuskan untuk pulang.

Anggara mengantar marisa ke rumahnya, yaa lebih tepatnya di depan rumah karna anggara sudah terlalu lelah dan ingin pulang.

Anggara sampai dirumahnya dan memarkirkan motornya disamping tiga mobil mewah nan elegan milik keluarganya,, eitss namun mobil mewah berwarna merah muda ini milik siapa??

Iya bergegas naik ke atas ruang tamu ingin mengetahui siapa pemilik mobil itu.

Sesampai diruang tamu iya melihat gadis cantik dan feminin dengan kulit yg sangat putih tubuh yg bagus seperti gadis barat itu.

Dia bertanya kepada ibunya
"Ibu siapa dia? "tanya Anggara

"masa kamu ga ingat ini Aleta,,Aleta mahardian temen kamu waktu kecil yg sering buat kamu nangis itu lo,, dia kemarin pindah ke Amerika bersama orng tuanya dan sekarang dia pindah kembali kesini Anggara"jelas ibunya Anggara.

"aleta? Kenapa lama sekali? Kenapa kamu datang setelah sekian lama? Kenapa?!? "ucap anggara dengan tatapan kosong kepada gadis cantik itu.

Okeyy thanks

Anggara (The End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang