Pengaplikasian trigonometri dalam kehidupan sehari-hari
Mr. Andi menuliskan judul materi yang akan ia jelaskan di papan tulis. "Beberapa contoh dari pengaplikasian trigonometri yaitu kita dapat mengukur pohon tanpa perlu menebangnya, lalu dapat mengukur gedung hanya dengan memandangnya, dan lain sebagainya," jelas Mr. Andi. "Saya akan kasih contoh soal supaya kalian lebih paham. Silakan siapkan buku coretan, nanti setelahnya saya kasih latihan soal."
"Yah, Mister. Baru juga mulai udah prepare ngasih soal latihan aja," protes Arthur.
"Biar kalian ada beban pikiran, kasian hidup kalian nolep."
"Udah banyak pikiran Mister!" Sontak sekelas melayangkan protes.
"Palingan juga overthinking. Sudah ya, siapkan pena sama buku. Jangan banyak sambat," ujarnya seraya menghadap ke papan tulis.
"Dan mari kita sebat," ceplos salah satu siswa.
Mr. Andi langsung menengok ke belakang. "Siapa itu yang bilang?"
Kelas menjadi senyap seketika. Dan beberapa siswa saling menengok satu sama lain.
Chiko tiba-tiba menyahut, "Anak kelas lain Mister, tadi ngintip dari jendela sebelah Deidra. Sekarang udah kabur."
"Siapa? Kamu tahu Deidra?"
"Ee ... ee ... Amir Mister," jawab Idra ragu.
"Anak itu," gumam Mr. Andi pelan. "Sudah kita lanjutkan belajar lagi," lanjut Mr. Andi yang kembali menuliskan contoh soal tadi.
Chika menyenggol Cellin. "Pacar lo buat ulah lagi."
"Nggak heran."
Chika memutarkan kedua bola matanya mendengar jawaban sang sahabat.
"Salah satu dari kalian mungkin ada yang mau jawab soal ini terlebih dahulu?" tanya Mr. Andi setelah menuliskan sebaris soal.
"Mana bisa Mister, kan belum dijelasin!" protes Cellin.
"Ayo yang bisa. Silakan mengajukan diri." Mr. Chiko menatap keseluruhan kelas sambil mengetuk spidol ke papan tulis. "Gak ada yang bisa? Chika?"
"Saya belum paham Mister."
"Okay. Yang lain?"
Chiko mengangkat tangannya. "Saya mau coba Mister," katanya.
Seluruh mata langsung mengantensikan ke arah lelaki itu.
"Baik. Silakan Chiko."
Ketika Chiko tengah berjalan menuju papan tulis, Cellin membisikkan sesuatu kepada Chika. "Saingan baru lo Chik."
Hati Chika sedikit panas mendengarnya.
Lelaki itu menulis jawaban soal tersebut di papan tulis dalam waktu kurang dari dua menit.
"Bagus Chiko. Jawabannya benar," puji Mr. Andi. "Kamu mau menjelaskan jawabanmu Chiko?"
"Boleh Mister," jawab Chiko sambil mengangguk. "Dari soalnya yaitu suatu ketika Renjun tengah berdiri 100 m dari sebuah pohon, ia melihat puncak pohon tersebut membentuk sudut 60° terhadapnya. Jika tinggi Renjun 150 cm, hitung tinggi pohon tersebut. Dan dari soal tersebut kita dapat menggambarnya seperti ini, Renjun tingginya 150 cm, jaraknya dengan pohon 100 m, lalu puncak pohon antara dirinya membentuk sudut 60° sehingga membentuk segitiga siku-siku, dan tinggi pohon yang dicari disimbolkan dengan x, jadinya gambar keseluruhan seperti ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
matema(CH)ika
Teen FictionKehidupan Chika yang sempurna sebagai murid teladan, paling pintar serta kesayangan para guru di sekolah mendadak berubah sejak kedatangan siswa pindahan yang bernama Chiko. Dalam waktu singkat, predikat tersebut diambil oleh cowok berkacamata itu...