Bab 18 🖤

203 20 10
                                    

Bel istirahat telah berbunyi beberapa menit yang lalu,membuat suasana kantin mulai ramai karena kedatangan para siswa yang datang mengisi perut mereka.

Malera menaiki tangga rooftop satu persatu,detik detik bel berbunyi shilla mengirim pesan untuk datang ke rooftop bukan perpustakaan.

Kini sampailah ia di rooftop SMA galaksi,tak ada yang aneh disini hanya saja tempat ini cocok untuk menghabiskan waktu menatap pemandangan gunung dan pohon pohon tinggi menjulang dibawah sana sangat berbeda dengan jakarta bukan?

"Kenapa ganti tempat?."tanya malera yang sudah duduk disamping shilla.

Shilla menggeleng,"perpus tuh kaya ada mata mata gak si."

"Bukan mata mata tapi mantan manusia."ujar malera membenarkan

Shilla mengernyit menatap laptop dipangkuannya begitupun dengan malera yang memberikan reaksi sama,"ini apa?."

Shilla menekan file yang berhasil ia temukan di alamat deepweb yang diberikan fajry,ia berdecak melihat file itu tersandi,tangannya mulai menari diatas keyboard memecahkan berbagai macam angka untuk bisa masuk kedalam file tersebut.

Setelah menekan tombol enter betapa terkejutnya keduanya melihat berbagaj macam gambar mayat di file tersebut,dan yang paling membuat shilla kaget adalah gambar mayat kakaknya.

Malera tertegun disana juga ada foto temannya,cassie.apa ini sebenarnya?

"A..aku..gapaham."guman shilla menjauhkan laptop dari pangkuannya,tubuhnya gemetar hebat,matanya hanya memandang kosong ke arah laptop.

Sedangkan malera kondisinya tak jauh dari shilla,matanya memerah menahan rasa marah,sedih,kesal diwaktu bersamaan.

Tiba tiba sebuah tangan menutup layar laptop,"gw bilang jangan terlibat."sentak fano menatap keduanya kesal

Malera terkekeh sinis,"lo bilang jangan terlibat,temem gw korban disini gw gak bakal berhenti cari tau apalagi setelah liat orang orang yang mati berasal dari sekolah ini."balas malera lalu berlari meninggal kan rofftop

Fano menghela nafas lalu mendekat kearah shilla,"gw bantu nyari petunjuk buat pecahin ini semua."ujarnya lalu membantu gadis itu bangun

Shilla mengangguk lesu,"bolos yuk."ajak shilla membuat fano mengangguk setuju

✓✓✓✓✓✓✓✓

Malera menyusuri setiap tempat di sekolah,namun nihil tak ada cassie disini yang ia lihat hanya makhluk makhluk tak tentu rupanya.

Malera mengacak rambutnya frustasi,mengapa cassie tak pernah bilang padanya kalo dia murid dari sekolah ini.

"Gw kawan bukan lawan."malera menoleh ke asal suara,asber tersenyum tipis,"percaya gw bakal bantuin lo pecahin semuanya sampe tuntas."lanjut pemuda itu meyakinkan

Malera hanya mengangkat alisnya sebagai jawaban,"bolos."ajak malera membuat asber menatap gadis itu bingung

"Apa?."malera berdecak malas

"Ayo bolos."balas malera lalu menarik tangan pemuda itu untuk ikut besamanya,asber hanya diam mengikuti kemana gadis itu membawanya sungguh sekarang ini ia tengah menahan rasa gugup sekaligus senang

Tak ada tempat yang ingin dikunjungi malera saat ini,hanya saja ia ingin menenangkan kekacauan hatinya,ia bingung apakah yang dilakukannya salah?atau mungkin ini hal yang benar dengan mencari tau sejarah dari SMA galaksi sekaligus menangkap dalang dari semua ini.

Asber menoleh sesaat kearah malera lalu kembali memperhatikan jalanan yang cukup lenggang,suasana hening tak ada yang berniat membuka suara.

Malera menatap kaca spion sedetik kemudian ia mengernyit,"kayanya kita diikutin deh."lapor malera

"Belok kanan."asber mengikuti arahan malera dan benar saja mobil hitam yang berada tepat dibelakang mengikuti kemana arah keduanya pergi

"Gw rasa mobil itu ngikutin kita dari awal deh."ucapan asber membuat malera was was

"Trus gimana?."tanya malera mencoba tenang,keadaan jalan ini benar benar sepi,dan hanya dikelilingi pepohonan tinggi.

Dering ponsel mengalihkan perhatian keduanya,sebuah panggilan dari shilla

"Halo."

"Kamu dimana?."tanya shilla diseberang sana

"Gw diluar tapi kayanya ada yang ngikutin kita deh."

"Siapa?."malera menoleh kearah belakang,mobil itu masih setia mengikutinya

"Gw gak tau."

"Cari tempat rame,hindari mereka dulu."balas shilla membuat asber menancap gas menambahkan kecepatan.

"Sial kayanya mobilnya di retas,gw gak bisa naikin kecepatan."decak asber frustasi

Malera semakin panik,belum satu petunjuk pun mereka pecahkan kini keduanya dalam bahaya.

"Kirim lokasi aku kesana."

Mobil hitam itu semakin dekat,tak ada yang dapat keduanya lakukan.

Sedangkan di tempat lain fano mengendarai motornya dengan kecepatan diatas rata rata dengan shilla diboncenganya,jarak dari tempatnya kesana tak begitu jauh.

Dan benar saja didepan sebuah mobil hitam melaju dengan kecepatan tinggi begitupun mobil malera,"coba lo retas mobil hitam nya."

Shilla mengangguk sepertinya ini pengalaman pertamanya meretas diatas motor,sungguh benar benar menjengkelkan jika terjadi sesuatu pada laptopnya ia tak akan mengampuni pemilik mobil hitam itu.

Shilla berdecak puas,pemilik mobil ini lebih bodoh dari yang ia kira pasalnya semua akses terbuka dari mulai radio mobil dan koneksi datanya dengan begitu ia akan mudah untuk meretas sistem transmisi nya.

"Beres."ucap shilla

Fano mengangguk paham, lalu kembali menambah kan kecepatan motor melewati mobil hitam didepannya yang berjalan dengan kecepatan rendah dan berhenti tepat di depan mobil malera.

Shilla tersenyum puas melihat mobil hitam itu ikut berhenti,sedangkan malera dan asber sudah berjalan kearah mobil itu

Shilla mengikuti dari arah belakang namun ketiganya mengeryit saat tak menemukan siapun disana

"Sial kita ditipu."dengus asber

Malera menggeleng tak percaya,dia berhasil membuat gadis itu panik dan ini hanya sebuah tipuan benar benar sesuatu bukan?

Shilla mengalihkan pandangannya kearah ponsel yang menunjukan sebuah pesan,

+62890557892
jangan mengusiku atau kalian mati di tangan ku

MISTERIUS BOYWhere stories live. Discover now