Coretan dipapan tulis. Suara orang dewasa yang begitu memuakkan, terus mengoceh tanpa henti, membicarakan hal yang katanya akan berguna untuk masa depan anak-anak.
Apa mereka bercanda?
Orang dewasa selalu suka seenaknya, mengatakan ini dan itu, bahkan hal yang tak masuk akal sekalipun. Mereka terbiasa hidup dalam kebohongan."Jika kalian semangat belajar, kalian pasti akan sukses dan bahagia di masa depan"
Bohong. Satu kebohongan besar, siapa yang mereka ingin bohongi, kata-kata itu hanya untuk kepuasan mereka agar kami percaya, agar kami mau menuruti mereka. Lalu apa? Anak-anak hanya akan menjadi robot dalam dunia penuh aturan konyol, yang mengekang ini.
"Yeonjun! Choi Yeonjun! YAK CHOI YEONJUN!" bentak seorang pria dewasa dengan sebuah kacamata bertengger dipanggil hidungnya
"Nde saem" sahut Yeonjun
"Kau melamun lagi, tolong perhatikan pelajarannya Yeonjun, ini sangat penting untuk masa depan" pinta pria betkacamata yang orang sering panggil sebagai guru
'Apa yang dia katakan? Apa dia bercanda, semua yang dikatakannya tidak penting sama sekali, memuakkan bahkan kehidupan nyata dan dunia yang sering dikatakannya jauh berbeda'
Yeonjun menghela nafas berat, tapi dunia nyata dan papan tulis adalah dua hal yang berbeda.
"Nde.. Maafkan saya saem" Yeonjun berdiri membungkukkan tubuhnya kemudian menegakkannya kembali
"Duduklah, kali ini jangan melamun lagi" ucap guru itu kemudian berjalan kembali ke depan kelas untuk berceloteh tentang cara hidup dalam bermasyarakat
Yeonjun kembali mendudukan bokongnya keatas kursinya, tangan kirinya memainkan pulpennya. Kepalanya menoleh kearah jendela luar, angin bertiup menerbangkan daun-daun hijau dari sebuah pohon maple yang tumbuh rimbun didepan sekolahnya.
'Apa tidak dingin?' batinnya bertanya
*
*
*
*
Brak!
Suara gebrakan, membuat wajah Yeonjun yang bersembunyi dibalik lipatan tangannya mendongak.
"Ya! Choi Yeonjun anak aneh! Apa kau tidak bosan berada dikelas setiap harinya?"
Wajah menyebalkan itu, senyum miring yang sok ramah. Tangan itu begitu dingin, dengan kurang ajar mencengkram dagu Yeonjun, rasanya sakit. Tapi seorang Yeonjun sudah biasa hidup dalam kesakitan.
Tatapan datarnya, membuat suara decihan terdengar dari orang dihadapannya, orang itu nampak sangat kesal.
"Apa kau ini patung? Apa kau tidak pernah mencoba memiliki teman! Tapi sial wajahmu tampan! Dan aku benci itu!" tatapannya menunjukan dengan jelas kebenciannya, dia tidak perlu mengatakannya lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Name In Zero degrees (Who Are You)(√)
Fanfiction0 derajat celcius, titik beku Dunia beku dalam titik terendah Apakah semua akan hancur? Siapa nama dibalik kabut putih? End√