8 : House After Fire

525 95 70
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Kita sampai"

Bibir Yeonjun berucap, begitu dirinya dan Taehyun tiba didepan sebuah bangunan yang setengahnya telah hangus, bekas terbakar.

"Lumayan parah juga" ucap Yeonjun menoleh kearah Taehyun

"Apa kau tetap akan masuk hyung?" tanya Taehyun

Keduanya bisa sampai pada rumah yang terbakar 2 tahun lalu, setelah bertanya-tanya pada warga sekitar. Tentu saja yang bertanya adalah Yeonjun. Ekspresi dan reaksi mereka sangat beragam saat melihat Yeonjun ada yang terkejut dan ada yang seperti tidak percaya, sungguh aneh, orang-orang disekitar sini nampak mengenalnya. Namun, mereka seperti menyembunyikannya. Yeonjun sangat penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi 2 tahun lalu.

Yeonjun menganggukki pertanyaan Taehyun barusan. Hidungnya menghirup oksigen dalam-dalam memenuhi rongga paru-parunya sampai penuh, lantas bibir bervolume itu menghembuskan seluruh oksigen tadi keluar kembali membawa rasa lelah dan mempersiapkan dirinya untuk masuk kedalam.

Entah kenapa perasaannya menjadi aneh, sangat aneh begitu kedua kaki terbalut sepatunya menginjakkan tanah depan gerbang rumah itu yang sudah berkarat. Kedua tangan dinginnya terulur untuk mendorong sedikit kuat pintu gerbang tersebut. Agak sulit karena engselnya berkarat.



Deg.... Deg.... Deg.... Deg....





'Hahahaha.... Hei kemari jangan lari'

'Hahahaha... Hahahaha tangkap aku kalau bisa hyung hahaha...'

'Kalian nanti jatuh! aish'

'Hei ... bantu aku!'

'Hah! Api! Api!'

'Waaaaaaaa! Awas!'

'TAEHYUN!!!'



Suara - suara tawa yang riang, bayang-bayangan samar berlarian saling mengejar disusul dengan teriakan dan kobaran api yang kian membesar.

Keringat keluar menetes dari pelipis wajah Yeonjun. Tiba-tiba rasa sesak menyerang dadanya, sakit ini sangat sakit.

Bruk!

"Hyung!"

Hingga akhirnya kedua bokong Yeonjun bertemu dengan tanah dibawahnya. Wajahnya begitu pucat, hawa dingin itu kembali menusuk kulitnya, seolah ingin menariknya kembali masuk ke dalam titik 0 derajat. Namun, tangan kecil itu kembali menyentuhnya lembut. Tangan rapuh yang tak bernyawa bahkan suhunya tak ada. Tapi, bagaimana rasanya bisa begitu hangat?

Name In Zero degrees (Who Are You)(√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang