❄❄❄
Cklek!
PRANG!
PYARR!
BRAKKK!
BRUKK!
"SIALAN KAU! KENAPA KAU HABISKAN SEMUA UANG ITU! ENYAH SAJA KAU!"
"AKU TIDAK MELAKUKANNYA! KAU MELAKUKANNYA! KAU PERGI DENGAN WANITA LAIN! DAN BERFOYA-FOYA APA KAU PIKIR AKU TIDAK TAHU!"
"KAU TIDAK MELIHAT CERMIN! JUSTRU KAU YANG MENGHAMBURKAN UANG HANYA UNTUK KEHIDUPAN SOSIALITAMU ITU!!"
"KAU MENYALAHKANKU! BISA-BISANYA BAJINGAN SEPERTIMU MENGATAKAN ITU! AKU ISTRIMU! TAPI KAU MALAH MENGHABISKAN UANG DENGAN JALANG-JALANG ITU!"
"CUKUP! AKU AKAN MENCERAIKANMU!"
Tap!
BRAK!
Pintu yang baru saja di buka kembali tertutup, terbanting dengan cukup keras, tapi anehnya suara bantingan itu, tidak bisa menghentikan pertengkaran seorang pria dewasa dengan seorang wanita dewasa itu.
Tubuh tinggi pemuda blasteran itu merosot di depan pintu, kedua lututnya tertekuk, kedua telapak tangan besarnya membekap mulutnya sendiri, perlahan-lahan air keluar dari matanya yang setengah terbuka.
Hati dan perasaanya benar-benar hancur, setiap hari, setiap detiknya kenapa dia harus melihat dan mendengar semua ini, kehidupan keluarganya sudah benar-benar kacau, Ayahnya bangkrut, mereka jatuh miskin, setiap hari orang tuanya akan bertengkar masalah uang, kakak dan adik perempuannya terpaksa ia kirim ke rumah neneknya agar mereka tidak melihat semua ini.
Drrrt... Drrrt... Drrrtt..
Ponselnya berdering, dengan cepat pemuda itu merogoh saku celananya.
"Hueningkai oppa"
"Hiyyih-ah.. Ada apa kau menelpon?"
"Maaf oppa.. Sebenarnya aku tidak mau menganggu oppa, tapi aku juga tidak tahu harus berbuat apa lagi, nenek sedang sakit, aku dan kak Lea sudah tidak punya uang lagi.."
Hanya hening untuk beberapa saat...
"Oppa.. Kau baik-baik saja?"
"Emm.. I-ya aku baik-baik saja, jangan khawatir Hiyyih-ah, oppa akan segera mengirimkan uang untuk nenek.."
"Apa ini hanya perasaanku?.. Tapi oppa terdengar gak baik"
"Hanya perasaanmu Hiyyih-ah, aku baik-baik saja"
"Aku yakin oppa tidak baik-baik saja.. Oppa jangan terlalu tertutup, jika ada masalah coba ceritakan saja padaku atau Lea eonni, atau mungkin dengan teman-teman oppa yang oppa percayai, aku yakin beban oppa bisa sedikit berkurang.."
"Terimakasih Hiyyi-ah.. Tapi sekarang aku baik-baik saja, jangan khawatir, telponnya akan oppa tutup"
Tuut!
Hueningkai meremat rambut depannya cukup kuat, frustasi dia sungguh frustasi.
'Jika ada masalah coba ceritakan saja'
KAMU SEDANG MEMBACA
Name In Zero degrees (Who Are You)(√)
Fiksi Penggemar0 derajat celcius, titik beku Dunia beku dalam titik terendah Apakah semua akan hancur? Siapa nama dibalik kabut putih? End√