❄ ❄ ❄
"Ini... Bukanya ini rumah Soobin?" tanya Yeonjun pada Jungkook, Jungkook mengangguk
"Ini adalah waktu sebelum kau dan Taehyun menemui Soobin untuk mengganti warna rambut kalian" jelas Jungkook
Yeonjun terdiam, sekarang apa lagi yang akan dia ketahui, sekarang yang dirinya lakukan hanya menatap Soobin di masa itu.
* * *
Rambut Soobin masih berwarna biru, dia terlihat duduk diatas sofa sambil terdiam menatap kedua tangannya yang saling mengenggam, entah apa yang tengah ia pikirkan, tapi sepertinya itu masalah serius, melihat dari raut wajahnya yang gelisah.
Setelah sekian detik, Soobin berdiri menyambar tasnya dan pergi entah kemana meninggalkan rumahnya.
Soobin berjalan melintasi trotoar jalanan yang lumaya banyak orang berlalu lalang, tapi meski begitu, meski orang-orang di sekitar sangat ramai dan berisik, tapi jauh dalam diri Soobin semuanya terasa begitu kosong, itu terlihat begitu jelas dari pancaran matanya.
Soobin sampai di depan sebuah rumah sakit, matanya terlihat menyendu menatap bangunan rumah sakit itu. Setelah beberapa detik, kedua kaki panjangnya melangkah memasuki rumah sakit itu.
Soobin melintasi koridor rumah sakit, dengan senyum palsu dia membalas sapaan setiap suster dan dokter yang kebetulan berpapasan dengannya, anehnya Soobin nampak terkenal di rumah sakit ini, hampir semua petugas rumah sakit nampak mengenalnya.
Soobin berhenti dan memasuki sebuah ruangan dokter, dokter yang berada di dalamnya tersenyum menyambut kedatangan Soobin.
"Ohh.. Soobin.. kemari duduklah nak" pinta dokter itu
Lagi-lagi senyum palsu itu muncul. Soobin mendudukan bokongnya di kursi depan meja sang dokter. Dan Dokter itu terus menatap Soobin.
"Apa kau sudah makan?... Mau makan dulu?" tanya dokter itu basa-basi
Tapi sungguh Soobin muak, bisakah orang-orang berhenti berbohong padanya, rasa sakit dari tusukkan ranting-ranting beku itu sangat menyakitkan dan membekukan sebagian besar dari hatinya.
Tapi senyum palsu yang menyimpan begitu banyak perasaan itu, kenapa malah itu yang terus keluar.
"Aku sudah makan.." sahut Soobin
Dokter itu mengangguk, kemudian mulut Soobin terbuka kembali, sebenarnya dia tidak ingin menanyakan hal yang sama, karena ini terlalu menyakitkan, tapi dia harus menanyakannya.
"Apa orang tua ku masih belum di temukan?"
Dokter itu terdiam, tangannya membuka-buka file diatas meja itu, kemudian tersenyum pada Soobin, sepertinya Dokter itu ingin memberi harapan pada Soobin, tapi Dokter itu tidak tahu jika Soobin sudah muak, dia muak dengan rasa dingin ini. Kenapa semua berbohong darinya, senyum itu bahkan dirinya juga memiliki kepalsuan.
"Untuk saat ini belum... Tapi kau harus bersemangat Soobin-ah.. Orang tuamu pasti akan segera muncul.. Mereka pasti sangat merindukanmu.. Percayalah mereka akan segera datang, mereka hanya pergi sebentar" ucap sang Dokter itu lembut
Bolehkan Soobin tertawa sekarang, sebentar? Selama delapan belas tahun lamanya, apakah bisa dikatakan sebentar? Soobin benar-benar ingin memberikan dokter di depannya ini tepuk tangan, penipu ulung.
"Baiklah.. Kalau begitu saya permisi dulu"
Dokter itu mengangguk, tidak sadar Soobin pergi lagi membawa kebohongan dan rasa sakit yang sama setiap harinya.
*
*
*
"Halo Soobin... Wahh kau sudah besar sekarang ya.." sapa seorang suster yang kebetulan melihat Soobin, tentu Soobin hanya tersenyum untuk membalasnya
"Aku harus pergi.. Permisi"
Suster itu mengangguk sambil tersenyum, tapi begitu punggung Soobin meghilang dari pandangannya, tatapan suster itu berubah prihatin.
"Siapa dia?" tanya suster lain yang sejak tadi bersama suster yang menyapa Soobin tadi
"Ah.. Kau baru disini.. Dia itu Choi Soobin si anak malang" ucap suster itu membuat temannya bingung
"Dulu orang tuanya datang ke rumah sakit ini untuk melahirkan Soobin, tapi setelah Soobin lahir, orang tuanya menghilang entah kemana, mereka meninggalkan Soobin bersama sepucuk surat dan sertifikat rumah untuk Soobin.. Dan semenjak saat itu Soobin di besarkan dulu di rumah sakit ini, sampai dia siap untuk tinggal di rumahnya sendiri.. Hampir setiap hari dia datang kemari untuk menanyakan orang tuanya.." jelas Suster itu
"Omo!...kasihan sekali"
* * *
Yeonjun yang mendengar itu terkejut, selama ini Soobin menyembunyikan rasa sakitnya, jadi Soobin berbohong dibalik senyum itu. Ingatan Yeonjun tentang Soobin kembali berputar, Soobin selalu tersenyum dan kenapa Yeonjun baru menyadari jika Soobin tersenyum palsu selama ini.
"Mulai mengingatnya?" tanya Jungkook
Yeonjun mengangguk lemas, kepalanya agak sakit.
"Ayo ikuti dia.."
* * *
Soobin terdiam di depan gedung rumah sakit matanya menatap kosong pada bangunan itu, satu tangannya terkepal erat disamping pahanya.
"Apa aku mulai membenci kalian yang sudah meninggalkan ku?" gumam Soobin, kemarahan dan rasa sakit hanya itu yang bisa kita lihat dari mata serigala itu
Hingga tiba-tiba sosok Yeonjun dan Taehyun muncul menyapa Soobin dan mengajaknya pergi.
Mereka berjalan menyusuri trotoar sambil bercanda tawa, sampai mereka bertemu dengan Beomgyu yang berada di atas pohon maple. Tatapan membunuh Beomgyu terarah pada Yeonjun entah kenapa. Tapi Yeonjun yang berada di masa itu tidak menyadarinya sama sekali.
* * *
"Dia terlihat tak menyukaiku" gumam Yeonjun, Jungkook tersenyum
"Kau harus melihat rahasianya.." ucap Jungkook tiba-tiba membuat Yeonjun bingung
"Rahasia?" tanya Yeonjun sambil menatap Jungkook yang mengangguk
"Karena kebohongan Soobin dan Taehyun ada pada rahasia Beomgyu" ucap Jungkook penuh misteri
Tangan Yeonjun kembali ditarik oleh Jungkook memasuki portal dari dimensi yang lain, untuk mengetahui rahasia seorang Choi Beomgyu yang membuat Soobin dan Taehyun harus berbohong.
*
*
*
*
TBC
Halo^^
Chapter baru terbit
Semoga suka ya^^Thank You^^
And
Don't Forget To Smile💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Name In Zero degrees (Who Are You)(√)
Fanfiction0 derajat celcius, titik beku Dunia beku dalam titik terendah Apakah semua akan hancur? Siapa nama dibalik kabut putih? End√