Diam-diam satu kaki Taehyun menendang ke depan buku yang ia temukan tadi. Taehyun diam memperhatikan wajah Beomgyu yang terlihat berbeda, Beomgyu sangat menakutkan sekarang, ekspresinya hampir seperti seorang psycopath, jika saja binar itu tidak menunjukan rasa bersalah.
"Sampai kapan kau akan menyimpan kebohongan itu?" nada suara berat dingin dan menusuk, membuat tenggorokan Taehyun tercekat
"Beomgyu? Taehyun? Kalian sedang apa?"
Suara bergetar Soobin menjadi melaikat penyalamat untuk saat ini. Beomgyu tersenyum miring kemudian segera menjauhkan tubuhnya dari Taehyun, Taehyun sendiri langsung bangkit setelah Beomgyu menjauh darinya.
Beomgyu melirik kearah Taehyun, yang juga tengah menatapnya saat ini.
"Tidak apa hyung, tadi aku hanya jatuh" sahut Taehyun pada Soobin
Beomgyu melayang terbang hendak pergi darisana.
"Berbohong lagi Kang Taehyun" bisik pelan Beomgyu pada Taehyun saat dirinya melayang melewati Taehyun
"Apa sesuatu terjadi?" tanya Soobin, Taehyun menggeleng pelan, bibirnya melengkung keatas berusaha tersenyum pada Soobin
"Kajja kita temui Yeonjun hyung" ajak Taehyun kemudian melayang meninggalkan Soobin yang masih diam terpaku, Ekspresi wajah Soobin berubah menjadi datar, satu tangannya yang bersembunyi dibelakang punggungnya, menyilangkan jari telunjuk dan jari tengahnya
*
*
*
*
Yeonjun sudah ada didepan stir sekarang, perjalanan mereka yang tanpa tujuan masih akan berlanjut.
"Huft!"
Terdengar suara helaan nafas dari bibir bervolume itu, pikirannya kembali membawa ingatan dimana Taehyun bertanya apakah mereka bisa kembali ke Gangnam, saat Yeonjun bertanya alasan Taehyun ingin kembali ke Gangnam, Taehyun langsung bungkam dan mengalihkan pembicaraan.
"Apa yang sebenarnya Taehyun inginkan?" gumam Yeonjun bertanya-tanya dengan dirinya sendiri sambil menunggu yang lainnya datang
Tuk!
Kaki kiri Yeonjun tidak sengaja menyentuh sesuatu dibawah sana, Yeonjun menolehkan kepalanya kearah bawah, untuk mengetahui apa yang baru saja ia tendang.
Itu adalah sebuah buku bersampul coklat usang, Yeonjun segera meraih buku itu dengan tangannya. Ada perasaan berdebar-debar saat Yeonjun menyentuh sampul buku itu, perasaan sangat kuat mengatakan pada Yeonjun untuk membuka buku itu. Yeonjun bingung sendiri kenapa dia merasakan semua itu.
Karena tak mau larut dalam perasaan sesak dan berdebar ini, Yeonjun memutuskan membuka buku itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
