Alhamdulillah gue masih diberi kekuatan dan banyak kesabaran oleh Allah SWT, jadi masih bisa bertahan di posisi sekretaris CEO atau sekretaris dari Bapak Boss, Bapak Jeffrey Sanjaya yang terhormat.
Ini hari Rabu pagi, sebelum jam 8.00 gue emang udah ada di meja, udah duduk rapi siap-siap menerima setumpuk jadwal, setumpuk dokumen, merevisi dokumen, telepon sana-sini, belum lagi kalo tiba-tiba disuruh buat kopi lah, ambil snack lah.
Jam makan siang nanti meeting sama brand Light Burn akan dilaksanakan dengan sedikit paksaan dari pihak Pak Jeff yang mau gak mau harus meeting waktu jam makan siang, padahal hari ini dia gak ada jadwal penting yang lainnya.
Pihak Light Burn atau Tendra sendiri dengan terpaksa mengiyakan. Brand Light Burn atau singkatnya LB adalah brand fashion yang dibuat sama Tendra sejak 8 bulan yang lalu, dia menuangkan semua ide gambaran dan lukisannya ke dalam bentuk baju dan celana.
Meskipun baru 8 bulan memasuki pasaran tapi brand ini cukup dikenal masyarakat, apalagi pemiliknya adalah seorang Tendra Leechaiyapornkul seorang model dan seniman dari H't Entertainment, jelas brand itu langsung banyak dikenal.
Brand itu berdiri dengan izin dari ayah, jadi Tendra diberi kebebasan untuk berkarya. Tapi karena LB adalah milik Tendra sendiri bukan anak perusahaan H't, maka Tendra harus berjuang untuk membesarkan nama brandnya.
Dan salah satu caranya adalah dia mau kolaborasi sama Blanc and Eclare atau B&E. Tendra udah buat janji meeting dari jauh-jauh hari, tapi seharusnya dia meeting sama Bu Krystal bukan sama Pak Jeff.
Oh iya, Pak Jeff sama Tendra ternyata juga saling kenal karena dulu B&E sering pakai jasa Tendra sebagai model pakaian-pakaiannya mereka. Sampai akhirnya Ten punya brand sendiri dan sekarang mereka mau kolaborasi.
"Halo, selamat pagi, rajin banget jam 8 kurang 10 menit udah sampai di kantor."
Mbak Irina datang sambil bawa 1 map aja tapi lumayan tebal.
"Mbak Irina juga belum ada jam 8.00 udah ada di kantor."
"Nih nyusun laporan, baru inget tengah malam kalo belum sempat di revisi dan filenya ada di komputer kantor, jadi pagi-pagi harus ke sini." jelasnya
"Kamu sendiri ngapain jam segini udah di kantor?" Mbak Irina ngasih pertanyaan yang sama
"Kebiasaan Mbak, gak bisa kalo harus berangkat mepet." jawab gue
"Katanya cari perusahaan yang deket rumah, jadi enak dong bisa berangkat mepet."
"Sama aja Mbak ternyata, aku orang yang semi perfectionist jadi gak bisa kalo harus berangkat mepet."
"Jeffrey seneng kalo punya karyawan yang perfectionist." kata Mbak Irina
"Dia yang seneng saya yang sedih Mbak dikasih banyak kerjaan." kata gue dan Mbak Irina langsung ketawa
"Nih ada kerjaan, laporan akhir bulan dari personalia." Mbak Irina ngasih map tebal itu ke gue
"Tolong dibaca dulu ya, kalo ada typo langsung telepon biar dikasih yang baru, Jeffrey gak mau nerima laporan yang ada typonya."
"Segitunya?" tanya gue kaget
Mbak Irina ngangguk, "Disuruh revisi kalo ada typo, udah kaya lagi skripsi aja."
Saat gue mau balas perkataan Mbak Irina denting bel elevator berbunyi, gue pikir itu Pak Jeffrey tapi kenyataannya yang gue lihat adalah sosok perempuan yang mungkin tingginya cuma sekitar 150 cm-an, rambut bob pendek, baby face, tapi menurut gue pakaian yang dia pakai bikin risih.
Badannya dia bisa dibilang berisi, nggak langsing tapi nggak gendut, pas, body idaman banyak cewek. Tapi sekarang dia pakai dress selutut tanpa lengan yang bener-bener ketat di badannya dia, gue yang cuma lihat aja engap banget.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss My Enemy -JJH-✔️
Fiksi PenggemarBeberapa kata yang cocok untuk mendeskripsikan seorang CEO dari perusahaan besar ini adalah 'rese' dan 'bossy', ah iya satu lagi 'ngeselin'.