06 - Keputusan Rey

54 9 5
                                    

Setelah mengantarkan Ibunya ke kamar, Rey masuk ke kamar. Ia langsung meletakkan tas sekolahnya di meja belajar.

“Ibu mau nikah lagi? Gue harus bagaimana? Apa gue siap punya Ayah baru? Selain itu, apa gue bisa terima anak Om Ryan yang akan menjadi saudara gue? Kalau dia menyebalkan bagaimana?”

Rey menghela napas panjang. Ia memutuskan pergi mandi untuk menyegarkan badannya yang sudah lengket setelah seharian beraktivitas. 15 menit kemudian, Rey selesai mandi. Setelah mengeringkan rambutnya menggunakan handuk, ia langsung merebahkan diri di ranjang. Ia meraih sebuah pigura yang di dalamnya terdapat foto keluarga kecilnya, Ferry, Sarah, dan dirinya.

“Yah, Ibu berencana nikah lagi. Rey harus bagaimana? Menerima atau menolak? Rey bingung banget, Yah.”

—OoO—

Waktu menunjukkan pukul 18.00. Tak lama, Sarah memanggil Rey untuk makan malam.

“Rey, makan malam sudah siap!”

Tak ada jawaban dari Rey.

“Hmm, Rey kok nggak jawab? Apa dia masih marah?”

Sarah memutuskan untuk mengecek kondisi anaknya di kamar.

“Rupanya dia ketiduran.”

Sarah menghampiri Rey. Kemudian ia mengambil pigura yang sedang dipegang Rey. Menatapnya sebentar, kemudian diletakkan pigura itu di nakas.

“Sayang, bangun. Kita makan malam ya?”

Rey membuka kedua matanya, tetapi ia tidak langsung membalikkan badannya dan merespon sang ibu. Ia memilih menatap lemari yang ada di samping ranjangnya.

“Rey, kamu masih marah sama Ibu?”

“Hmm, sedikit.”

“Ibu sudah masak makan malam. Kita makan malam bersama ya!”

“Iya, Bu. Sebentar Rey ke meja makan.”

“Ibu tunggu.”

Sarah keluar kamar. Rey langsung beranjak dari kasurnya untuk mencuci mukanya terlebih dahulu. Setelah itu, ia langsung menyusul Ibunya ke meja makan. Mereka memulai makan malamnya. Selama makan malam berlangsung, tak ada sepatah kata pun keluar dari keduanya.

“Rey sudah selesai makan malamnya. Rey kembali ke kamar ya, Bu!”

“Iya, kamu istirahat. Ibu mau cuci piring dulu.”

Rey mengurungkan niat awalnya.

“Ibu saja yang ke kamar istirahat. Rey nggak mau Ibu kelelahan. Biar Rey yang cuci piringnya.”

Rey langsung mengambil piring-piring kotor dan dibawanya ke dapur.

“Ibu ke kamar duluan ya, Rey!”

“Iya, Bu.”

Sarah masuk ke kamarnya. Membaringkan diri di kasur.

“Hmm, meskipun dia marah samaku. Dia tetap perhatian sama aku. Ibu bangga sama kamu, Rey.”

Beberapa saat kemudian, ponsel Sarah berdering. Tertera nama Ryan Dirgana Pratama melakukan panggilan video. Sarah langsung menjawab panggilan tersebut.

“Halo, Sar! Bagaimana kondisimu sekarang? Sudah mendingan?”

“Hmm, seperti yang kamu lihat, Yan. Kondisiku sudah jauh lebih baik.”

“Syukurlah kalau begitu. Makanya kamu lain kali jangan sampai lupa makan. Magnya jadi kambuh 'kan.”

“Iya, iya. Lain kali aku nggak akan lupa makan.”

“Nanti aku bantu ingetin deh seperti waktu SMP dulu.”

“Hahaha, nggak perlu seperti itu, Yan. Aku takut ganggu waktu kamu.”

“Nggak repot kok, Sar. Oh, iya bagaimana dengan Rey? Dia masih marah?”

“Hmm, dia masih marah, Yan.”

“Kamu yang sabar ya!”

“Iya, iya. Oh, iya kalau dia sudah memutuskan, jangan lupa kabarin aku.”

“Iya, Yan. Nanti aku kabarin.”

“Ya sudah, aku tutup ya teleponnya. Aku masih ada meeting lagi.”

Okay, Yan. Semangat kerjanya!”

“Iya.”

—OoO—

Keesokan harinya...

Saat ini, Rey dan Sarah sedang menikmati sarapan di tukang nasi kuning depan gereja. Hari ini, Rey sudah bersikap seperti biasanya. Selesai sarapan, mereka memutuskan untuk pulang.

“Akhirnya sampai rumah juga.”

“Iya, Bu. Oh, iya Rey sudah membuat keputusan soal niat Ibu nikah lagi.”

“Apa keputusanmu, Sayang?”

“Rey setuju Ibu nikah lagi.”

“Kamu yakin?”

“Iya, yakin. Setelah Rey pikir-pikir, Ibu berhak bahagia. Ibu sudah merawat Rey sendirian selama 10 tahun. Sudah saatnya, Ibu mencari kebahagiaan Ibu sendiri.”

“Makasih, Rey sudah ngertiin Ibu. Kalau kamu sudah setuju, bagaimana kalau malam ini kita makan malam bersama Om Ryan dan anaknya? Biar kamu bisa mengenal calon saudaramu.”

“Malam ini? Okay, Rey setuju. Ibu atur saja waktunya ya! Sekarang, Rey mau kumpul-kumpul sama yang lain.”

“Ya sudah, tapi pulangnya jangan terlalu sore.”

“Iya, Bu. Jam 15.00 Rey sudah di rumah. Rey pamit ya, Bu!”

“Hati-hati di jalan.”

“Siap, Bu.”

To be continued...
©2021 By WillsonEP
QUIZ BERHADIAH
#NLQuiz #NikahLagiQuiz
Rey akhirnya menyetujui pernikahan ibunya, tetapi bagaimana jika ia tahu bahwa Nadia, cewek yang ia benci akan menjadi saudaranya?
A. Langsung membatalkan dan menolak Sarah menikah lagi. Kemudian pergi dari tempat pertemuan.
B. Mencoba untuk menerima dan tetap setuju Sarah menikah lagi.
C. Mempertimbangkan ulang keputusannya.
Cara menjawab :
1. Pastikan kamu sudah follow Wattpad author.
2. Jawab pertanyaannya di kolom komentar, juga sertakan #NLQuiz #NikahLagiQuiz
Misal : Jawabannya A #NLQuiz #NikahLagiQuiz
3. Author tunggu sampai 26 Juni 2021 ya!!
4. Pemenang akan mendapatkan pulsa masing-masing 10 ribu rupiah untuk 2 orang pemenang.
5. Pengumuman pemenang akan diumumkan di chapter selanjutnya.

Good luck!😉😉😉😉😉
Oh, iya vote dan comment jangan lupa ya!
⭐👇🏻Vote sekarang...

Nikah LagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang