12 - Malam Pertama Kedua

90 9 0
                                    

Selesai makan malam, Ryan dan Sarah pamit ke kamar. Tadinya Sarah berniat membereskan piring-piring kotor terlebih dahulu, tetapi Rey dan Nadia kompak melarang.

“Biar Rey dan Nadia saja yang beresin,” ujar Rey dan Nadia kompak.

“Kalian sekarang sudah semakin kompak ya! Sar, biar mereka saja yang urus. Kita ke kamar saja ya!”

“Ya sudah, kami ke kamar dulu ya, Rey, Nadia!”

“Siap, Bu. Selamat istirahat,” jawab Nadia sambil tersenyum.

“Selamat istirahat, Bu.”

Ryan dan Sarah masuk ke kamar.

“Pintunya jangan lupa di kunci, Yan.”

“Siap, Istriku.”

Ryan mengunci pintu kamar. Ia langsung menghampiri sang istri.

“Sekarang kita mau ngapain, Sar?”

“Hmm, sebentar aku ke kamar mandi dulu.”

Okay, Sar. Aku tunggu.”

Sarah masuk ke kamar mandi. Sedangkan Ryan memutuskan untuk menunggu sang istri di atas tempat tidur sambil menonton televisi. Beberapa saat kemudian, Sarah keluar kamar mandi.

“Sar, kamu sudah selesai?”

“Sudah.”

“Sini, Sar. Kita nonton bareng. Kebetulan aku baru saja perpanjang paket Netflix.”

Okay.

Sarah menghampiri Ryan dan duduk di sampingnya.

“Kalau kamu belum siap, aku nggak apa-apa. Aku tunggu sampai kamu siap. Kita nonton dulu saja ya, biar kamu rilex. Lagian ini masih jam tujuh, anak-anak pasti masih belum tidur. Nanti mereka dengar.”

“Iya, Yan. Makasih kamu sudah ngertiin aku.”

“Sama-sama. Aku juga merasakan hal yang sama sepertimu. Sudah lama aku tidak melakukannya.”

“Iya, Yan. Sudah lama banget. Aku merasa awkward banget seperti pengantin baru.”

Ryan tertawa.

“Bener banget. Padahal kita sudah pernah melakukannya. Kamu mau nonton film apa?”

“Hmm, terserah kamu saja, Yan.”

Okay, kita nonton horor saja ya?”

“Horor? Oke, siapa takut.”

Mereka memulai tontonannya. Beberapa saat tayangan berlangsung, Sarah mulai ketakutan.

“Yan, kok pilih filmnya yang serem-serem sih?”

Ryan tertawa melihat sang istri yang mulai ketakutan.

“Katanya kamu berani. Ini baru awal-awal masa udah ketakutan.”

“Matiin, Yan. Aku takut.”

“Nanti ah, aku masih penasaran. Kalau kamu takut, kamu bisa peluk aku.”

“Dasar modus! Kamu sengaja ya?”

“Iya, biar kita nggak awkward – awkward banget.”

Ryan kembali fokus pada televisi di depannya. Sementara Sarah sibuk memeluk lengan sang suami. Jika ada setan yang muncul, ia langsung memeluk lengannya dengan erat sambil memejamkan matanya. Sekitar 1 jam 30 menit, film tersebut selesai. Sarah masih saja ketakutan.

“Filmnya sudah beres, Sar.”

“Ah, yang bener? Kamu bohong ya? Kalau setannya muncul lagi bagaimana?”

“Sudah habis, Sayang. TVnya juga sudah dimatikan.”

Sarah membuka kedua matanya.

“Oh, sudah. Kamu sih bikin aku takut.”

Ryan kembali tertawa.

“Kamu memang masih penakut ya, Sar! Kirain aku, kamu sudah berani nonton film horor.”

“Senang kamu lihat aku ketakutan?”

“Kamu kalau ketakutan lucu, Sar. Aku jadi gemes deh.”

“Sekarang kita mau ngapain?”

“Hmm, bentar aku cek dulu.”

Ryan beranjak dari tempat tidur dan keluar kamar.

“Yan, mau ke mana?”

“Sebentar.”

Beberapa saat kemudian, Ryan kembali.

“Kamu habis dari mana?”

“Ngecek kondisi, semuanya aman.”

“Aman? Maksudnya?”

“Anak-anak sudah di lantai dua. Kita mulai sekarang saja ya? Kamu sudah siap, Sar?”

Sarah menggangguk.

“Kalau kamu sudah siap, kita mulai sekarang ya!”

**

To be continued...
©2021 By WillsonEP

Nikah LagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang