Extra Chit Chat

2.7K 244 73
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

Like An Illusion © RiuDarkBlue21

Warning: AU, OOC, typo, saya tekankan kembali! Bahwa ini adalah inspirasi saya! Nggak ngejiplak siapapun kecuali karakternya!

🍋🍋🍋

Mata keduanya mengerjap, memandang ruangan berpintu putih di hadapannya. Pemuda itu menoleh, menatap gadis yang lebih pendek darinya. "Kau yakin? Kita harus masuk ke sini?"

Si gadis mengangguk. "Iya, katanya kita harus menuntaskan kewajiban."

Naruto menghela napas, ia mengangguk lalu menggandeng lengan Hinata. Mereka masuk ke dalam pintu putih. Ternyata, cat dindingnya pun berwarna putih, hanya saja sofa berwarna biru tua berada di sudut ruangan, dilengkapi meja dan juga bunga berwarna hijau di pojoknya. Pajangan foto-foto, rak yang berwarna cream, boneka, atau bahkan gelas-gelas cantik yang menjadi isi rak menjadi pemanis ruangan.

"Duduk." Naruto membawa Hinata duduk di sofa, ia pun ikut duduk. Alisnya terangkat melihat toples bening dengan kertas yang digulung-gulung. "Ini kewajiban kita?"

Hinata mengangguk. "Aku ambilkan, ya?"

"Oke."

Hinata mengambil gulungan kertas dari toples, ia membukanya sambil mengangkat alisnya. "Pertanyaan pertama dari  AlyaRynt_ katanya, bilang apa ke Papa mertua?"

Naruto diam, pemuda itu mengerutkan alisnya. "Bilang ... kepo! Tidak akan kuberitahu. Pertanyaan selanjutnya!"

Hinata berdecak, meskipun begitu ia tetap menurut. "Yang ini dari Rowner5, pertanyaannya—" Hinata meneguk ludahnya. "Pulang dari prom night jadi buat anak? Xixixi."

Keduanya diam dengan wajah merona. Mereka kompak menoleh ke depan. "Maaf, privasi," kata keduanya lalu tertawa.

"Selanjutnya."

"Oke." Hinata kini memeluk toplesnya, ia mengambil kembali gulungan kertas dan dibukanya. "Liliskook01, kenapa bisa ganteng?"

"Ya jelas takdir."

Hinata berdecak. "tagt1608, bagaimana perjuangan meyakinkan Ayah mertua? Kenapa sempurna banget sih? Maaf ya Naru, aku banyak tanya."

Naruto mengangguk. "Tidak apa-apa, santai saja. Perjuangan ya tentu saja berat." Kepalanya menoleh pada Hinata. "Memang aku sempurna?"

"Tidak, kesempurnaan hanya milik Tuhan."

Naruto berwajah datar, sedangkan Hinata menyengir. "Oke, selanjutnya dari ndulbedul. Mau kuliah di mana?"

"Tokyo University."

"Dari indrachaya01. Hinata boleh buat saya? Masih segel, kan?"

Naruto melotot. "Kirimkan alamat rumahmu sekarang, kau mau apa? Bom? Basoka—"

Hinata tertawa. "Jangan seperti itu. Kita lanjutkan, sekarang dari, jujugogogo. Kenapa mood banget?"

"Wah, memang iya?" tanyanya.

"Tidak sih ... lebih ke memancing emosi."

"Hinata."

"Bercanda. Selanjutnya dari HyugaApria. Niat punya istri dua? Sama aku aja."

Naruto menggeleng. "Maaf, aku mau menikah satu kali seumur hidup. Aku yakin kau akan menemukan orang yang tepat."

"Hih, sok bijak," kata Hinata sambil mengambil gulungan selanjutnya.

Like An Illusion ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang