08. Disclosed

4.9K 568 126
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

Like An Illusion © RiuDarkBlue21

Warning: AU, OOC, typo, saya tekankan kembali! Bahwa ini adalah inspirasi saya! Nggak ngejiplak siapapun kecuali karakternya!

🍋🍋🍋

"Kau?! Peliharaannya Naruto?!"

Hinata melotot, ia menatap Kiba yang hampir mengeluarkan bola matanya, namun bukan itu saja yang membuat Hinata terkejut, tapi tiga teman Naruto yang lain ada di sini.

"Apa yang kau lakukan di sini?"

Hinata diam, ia tidak bisa apa-apa. Percuma Hinata membuat alibi. Ini sudah malam, tidak mungkin Hinata beralasan ingin mengantarkan makan malam. Mana pakaian Hinata hanya celana jeans selutut dengan t-shirt putih kebesaran.

"Siapa yang datang?"

"Naruto?!"

...

Naruto memencet remot televisi. Sial, tidak ada acara yang ingin ditontonnya. Ia mencoba bersikap santai dan mengabaikan empat pasang mata yang sanggup menelannya. Beruntunglah Naruto yang punya wajah bisa mengendalikan ekspresi.

"Kami perlu penjelasan." Shikamaru melipat tangannya di depan dada, ia menyandarkan punggungnya pada sofa.

Dengan santainya alis pirangnya Naruto angkat. "Apa?"

Bletak.

"Aw! Teme!" Shit, Sasuke baru saja memukulnya dengan majalah yang digulung.

"Jangan pura-pura bodoh."

"Aku tidak bodoh. Kalian saja yang bodoh, aku yakin di antara kalian sudah ada yang menebak situasinya."

"Jangan membuat kami berpikir yang tidak-tidak." Sasuke mengerutkan alisnya dan memandang Naruto yang tampak santai.

Satu embusan napas berat Naruto keluarkan, sapphirenya menatap satu persatu mata sahabatnya yang kini menantikan jawaban. Bahkan Naruto yakin mereka atau salah satu dari mereka sudah berpikiran seperti yang ia pikirkan.

"Ya—" Ia kembali menarik napas. "Aku sudah menikah."

"APA?!"

Tangannya mengacak surai pirangnya, bohong jika Naruto tidak gelisah. Ia seperti gembong narkoba yang tertangkap polisi. Naruto mengangkat kepalanya, ia menatap Kiba yang menganga, Sai yang makin pucat kulitnya, onyx Sasuke yang tampak akan keluar, dan wajah Shikamaru yang tampak segar. Mungkin kantuk pemuda itu hilang seketika.

Tawa garing Kiba menggema. Ia menepuk tangannya. "Jangan bercanda. Bilang bahwa orang yang selalu kau sebut peliharaan itu sedang mengantar makanan, ya kan?"

"Kau salah, Kiba."

"Ah, atau dia mengantarkan seragam basketmu?"

"Bukan."

"Membawakan susu straw—"

"Kiba! Hentikan! Aku sudah menikah!"

"..."

Hening. Tidak ada yang bersuara. Hanya ada napas terengah milik Naruto.

"Naruto?"

Si pemilik nama menoleh, jika Sasuke memanggil namanya berarti dia serius.

"Kenapa baru bilang sekarang? Kenapa tidak dulu?"

"Aku—" Naruto menjambak rambutnya. "Bingung. Kalian ingat saat kita video call?"

Like An Illusion ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang