11. Mom and Grandchild

4.6K 536 104
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

Like An Illusion © RiuDarkBlue21

Warning: AU, OOC, typo, saya tekankan kembali! Bahwa ini adalah inspirasi saya! Nggak ngejiplak siapapun kecuali karakternya!

🍋🍋🍋

Hari ini Minggu, dihabiskan Hinata dengan membaca buku sambil tiduran di kamarnya, sungguh menyenangkan. Apa lagi sambil mendengarkan musik dari penyanyi yang kau sukai. Ugh, paket komplite sekali.

Kepala Hinata mengangguk mengikuti irama musik, bibirnya juga sesekali menggumamkan lagunya.

Ia menurunkan bukunya, matanya terasa perih akibat membaca sambil terlentang. Lavender Hinata membulat. "Naruto-san! A-astaga!"

Bagaimana Hinata tidak kaget, jika kini Naruto tengah menindihnya dengan tangan sebagai tumpuan, wajahnya juga sangat dekat dan hanya terhalangi oleh buku jika saja Hinata tidak menyingkirkannya. Namun sekarang buku itu tidak ada.

Yang paling penting. Sejak kapan Naruto masuk ke kamar Hinata dan menindihnya?!

Alis Naruto hanya terangkat. "Apa?"

Apa? Katanya? Bahkan jantung Hinata hampir lepas akibat posisinya.

Hinata menahan napasnya. "Na-Naruto-san?"

"Hm?" Untungnya Naruto berguling, sehingga sekarang pemuda itu tengah berbaring di samping Hinata.

Hinata yang masih kaget menolehkan kepalanya, ia juga melepaskan earphonenya, ternyata Naruto sedang menatapnya. "Ke-kenapa se—"

"Seperti tadi?"

Hinata mengangguk.

"Mau saja."

Oke. Naruto memang seenaknya.

"Y-ya sudah." Padahal jantung Hinata masih berdebar, ia tidak biasa dengan sesuatu yang selalu dilakukan Naruto secara mendadak, tapi ... Kenapa sentuhan Naruto berbeda dengan sentuhan Gaara?

Apalagi sekarang manik sapphire Naruto tengah menatapnya intens dari samping, entah apa yang pemuda itu lakukan. Yang pastinya Naruto melakukan sesuatu selalu membuat Hinata terkejut.

Sedikit rasa kecewa hinggap di hati Hinata. Bolehkah ia diperlakukan istimewa? Bukankah Hinata istri—

Kepalanya menggeleng. Kenapa Hinata berpikiran seperti itu?

Kembali Hinata meneruskan aktivitas membacanya. Ia terlentang dengan buku yang terangkat, menandakan Hinata akan mulai membaca.

"Jangan lakukan itu." Naruto melepaskan earphone yang terpasang di telinga Hinata.

"E-eh—"

"Nanti mata jelekmu rusak."

Hinata cemberut, ia memiringkan tubuhnya mengikuti gaya Naruto. "Memangnya aku sejelek itu?" Hinata membulatkan matanya lalu berkedip.

Glek. Naruto meneguk ludahnya.

Sial! Siapa yang bilang Hinata jelek?

Like An Illusion ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang