16. We Are

4.3K 569 206
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

Like An Illusion © RiuDarkBlue21

Warning: AU, OOC (cool Naruto), typo, saya tekankan kembali! Bahwa ini adalah inspirasi saya! Nggak ngejiplak siapapun kecuali karakternya!

🍋🍋🍋

"Bagaimana? Berhasil tidak ya?" Kiba mengetuk jarinya ke atas meja, sedangkan tangan kanannya digunakan untuk menyangga dagu.

Kegiatan Kiba menarik perhatian Sai. Terbukti pemuda pucat itu kini menoleh dengan alis berkerut. "Apa?"

"Itu ... Rencana Naruto."

Sai mengangkat bahunya. "Mana kutahu, aku tidak serumah."

"Paling tidak tebak Sai. Tebak!"

"Aku bukan cenayang."

Kiba menarik napas. Bicara dengan Sai saat pagi hari membuat naik darah dan mood memburuk. "Terserah kau, Semut Belanda."

Sai melotot, ia tidak suka dikatai. "Rayap Rusia."

"Zombie Pucat."

"Anjing Jelek."

Bibir Kiba bergetar, ia tidak sabar ingin mejambak rambut Sai yang hitam legam itu.

"Aku kesal!"

"Aku juga."

Kiba mencibir, ia malas sebangku dengan Sai. Menyebalkan, kenapa tadi ia malah duduk dengan Sai? Seharusnya dengan Shikamaru saja yang akan anteng dengan mimpi indahnya.

"Eh, Naruto?"

Sai ikut menoleh kearah pintu kelas. Di sana tampak Naruto berjalan ke arah bangku. Wajahnya sudah tidak sesuram kemarin, namun tetap saja alisnya berkerut.

"Kau tahu, harga diriku jatuh."

"Ya tinggal ambil."

Naruto menatap tajam Sai. Setelahnya ia duduk di samping Sasuke yang kini sibuk dengan ponselnya. "Semuanya gara-gara kau."

"Apa maksudmu?" Kening Sasuke berkerut tidak suka.

"Hinata tidak suka coklat."

Hening.

"A-apa?" Kiba adalah orang pertama yang buka suara, bibirnya bergetar bahkan tangannya sudah memegangi perutnya. Sampai Kiba tidak tahan, ia meledakan tawanya.

Sai pun begitu, ia tertawa senang. Bahkan Shikamaru dan Sasuke juga berusaha menahan tawa.

Naruto ditolak dan ini hal yang perlu ditertawakan. Dasar teman laknat.

"Astaga! Astaga!" Kiba mengusap air matanya. Perutnya bahkan sudah keram.

"Berisik!" Naruto mendelik.

"Itu bukan sepenuhnya salah Sasuke."

Naruto menoleh kearah Shikamaru yang baru menyelesaikan tawa gelinya. "Apa?"

Like An Illusion ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang