22. Plot Twist

4.3K 539 197
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

Like An Illusion © RiuDarkBlue21

Warning: AU, OOC (cool Naruto), typo, saya tekankan kembali! Bahwa ini adalah inspirasi saya! Nggak ngejiplak siapapun kecuali karakternya!

🍋🍋🍋

"Naruto, aku menemukan Kakakmu."

Deg!

Suara Sora terus terngiang-ngiang di kepala Naruto, pemuda berambut uban itu berkata bahwa Sara sudah ditemukan dan bisa ditemui. Bahkan gadis berambut merah itu sendiri yang mengatakan ingin bertemu Naruto.

Naruto senang bukan kepalang ya bahagia jujur saja, namun ... Entah kenapa ada yang ganjil. Naruto beranjak, ia tidak bisa tidur. Langkah kakinya membawanya membuka pintu, melangkah ke ruang tengah dan berakhir di sini, mengetuk kamar Hinata.

"Hinata?"

Sekitar sepuluh detik Naruto menunggu dan pintu kamar terbuka. Naruto sempat tertawa melihat wajah mengantuk Hinata yang entah kenapa sangat menggemaskan.

"Ada apa?" Hinata mengerjab, ia memang sudah tidur selama dua jam dan Naruto membangunnya.

Naruto menggeleng. Ia masuk ke kamar Hinata dan berbaring di ranjangnya. Hinata menutup pintu, ia mengikuti Naruto dan kembali berbaring miring menghadap si pemuda.

"Kenapa?" Meski mengantuk, Hinata memusatkan perhatiannya pada Naruto.

Naruto berdehem, ia mendekati Hinata dan menariknya ke pelukannya. "Aku tidak bisa tidur," bisiknya.

Hinata menyempatkan melirik jam dinding 01:15 ini tengah malam. Tangannya bergerak ke arah kepala Naruto. "Kenapa?"

Naruto menggeleng. Ia menenggelamkan kepalanya di leher Hinata. Tenggorokannya tersendat, ingin mengatakan bahwa ia kepikiran Sara, tapi Naruto kasihan pada Hinata, gadisnya kelelahan.

"Naruto-kun tidur ya?"

Naruto mengangguk seperti anak kecil. Ia mengeratkan pelukannya. Tak lama setetes air mata jatuh membasahi leher Hinata.

"Lho, Naruto-kun kenapa?"
Naruto menggeleng. Ini yang ia tahan dari tadi, rasa marah, kesal, dan perasaan merasa dirinya tidak berguna bercampur jadi satu. Rasanya Naruto tidak berguna, Kakaknya hilang dan ia hidup dengan bahagia di sini, ia sebagai anak laki-laki tidak bisa mencari Sara karena kata orang tuanya, biarlah mereka yang mencari.

Tapi ... Naruto juga merasa bersalah, pasti Sara merasa dijual. Ia juga khawatir dengan Kakaknya apakah gadis itu hidup dengan baik? Bagaimana jika terlibat kasus prostitusinya? Celaka? Dicegat orang jahat? Dan sebagainya?

Naruto membasahi tenggorokannya.

"Sara-nee, akan baik-baik saja, kan?"
Hinata tersenyum. Bohong jika ia tidak kepikiran tentang Sara. Ia menepuk punggung Naruto. "Aku yakin, dia akan baik-baik saja."

Naruto menghela napas. Ia harus siap, melihat keadaan Sara. Bagaimanapun keadaannya.

"Naruto-kun tidur saja, aku yakin Sara-nee akan baik-baik saja. Aku memang bukan Tuhan, tapi entah kenapa aku yakin. Bukankah perasaan wanita tidak pernah salah?"

Naruto tertawa. "Iya, karena pria yang selalu salah."

Tawa Naruto menular pada Hinata, gadis itu mengelus kepala Naruto.

"Jadi? Tidur sekarang?"

Naruto mengangguk, ia mencoba memejamkan matanya dengan pelukan yang mengerat. 'Nee-san, kita akan segera bertemu. Aku merindukanmu.'

Like An Illusion ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang