Naruto © Masashi Kishimoto
Like An Illusion © RiuDarkBlue21
Warning: AU, OOC (cool Naruto), typo, saya tekankan kembali! Bahwa ini adalah inspirasi saya! Nggak ngejiplak siapapun kecuali karakternya!
🍋🍋🍋
"Aduh, di mana ya?" Hinata kembali membuka kitchen set bagian atas, alisnya mengernyit lalu menggeleng. Ia menggigit bibirnya bingung.
"Terakhir ...." Hinata menunjuk ke arah rak piring. "Aku taruh di sana kok tidak ada?"
"Masa diambil Naruto-san?" Hinata yang gemas sendiri hanya meniup poninya, rambutnya yang dikuncir kuda ikut bergoyang saat ia berbalik.
Untuk lebih pastinya Hinata akan tanyakan langsung. Ia yakin pemuda itu masih di kamar.
Hinata mengangkat tangannya, ia berniat mengetuk pintu.
Ceklek.
"Eh?"
Bagus. Sudah dibuka duluan.
"Apa?"
Mata bulat Hinata menatap Naruto dengan berbinar. Bukan, bukan karena penampilan bangun tidur Naruto yang tampak keren, meski hanya mengenakan t-shirt putih polos dan celana pendek selutut dengan handuk putih di lehernya. Pemuda itu siap untuk mandi.
"Naruto-san melihat kotak bekalku?"
"Kau menuduhku mencurinya?
Hinata menggeleng polos. "Bu-bukan aku hanya tanya. Kemarin malam kan yang terakhir di dapur Naruto-san."
Naruto berdecak. "Tentu saja tidak. Apa faedahnya aku mencurinya?" Naruto berbalik, ia lupa sesuatu.
"Naruto-san yang benar." Hati Hinata masih tidak percaya. Entah kenapa ia yakin Naruto yang bawa.
Ternyata tanpa sadar Hinata mengikuti Naruto masuk ke kamarnya, ia melihat pemuda itu mencabut charger ponselnya. Meletakkan ponsel hitam itu di nakas lalu kepalanya menoleh ke arah Hinata.
"Kau mau apa ke kamarku?"
"Berkunjung."
Naruto menahan tawanya. "Kau masuk kandang buaya."
Hinata yang tidak mengerti hanya diam. Ia malah mengerutkan alis dan membiarkan Naruto menatapnya jahil. "Na-Naruto-san! "
Tentu saja Hinata berteriak sebab pemuda itu mengangkat t-shirtnya hingga menampakkan perutnya yang rata. Bahkan Hinata kesulitan mengenyahkan pikiran itu.
"Apa?" Dengan santainya Naruto malah semakin mengangkat t-shirtnya hingga setengah perut.
Hinata yang melihat itu semakin gelagapan. Ia dengan sigap memegang lengan Naruto dengan wajah yang memanas. "Bu-buka bajunya di kamar mandi saja."
"Baiklah."
Cubitan Hinata rasakan, Naruto baru saja mencubit pipinya yang merona.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like An Illusion ✔
Fiksi PenggemarVOTE DAN COMMENT JANGAN LUPA, TERIMA KASIH. Naruto Namikaze itu kejam, suka sekali membully Hinata yang polos. Menurut Naruto itu balas dendam. Everything that happens, is like an illusion. "Lagi pula sepertinya kau sangat ngebet sekali ya, ingin m...