Naruto © Masashi Kishimoto
Like An Illusion © RiuDarkBlue21
Warning: AU, OOC, typo, saya tekankan kembali! Bahwa ini adalah inspirasi saya! Nggak ngejiplak siapapun kecuali karakternya!
🍋🍋🍋
"Haha, iya-iya, oke. Dress yang kemarin? Hm, oke-oke. Tidak per—oke, baiklah jika kau memaksa." Kushina tertawa, saat clientnya akan mengirim oleh-oleh dari New York sebagai ucapan terima kasih karena telah menyelesaikan dress yang diinginkan.
Berkat suara Kushina itulah, perkataan Sara menggantung dan Hinata benar-benar tidak berniat menjawab perkataan darinya.
Hinata sangat berterima kasih pada Kushina yang datang dengan tawa luar biasanya.
Sara dengan cepat menyeka air matanya. Ia menoleh pada Kushina dengan senyum manis. "Client mana Kaa-san yang telepon?"
"Oh, itu. Teman kecil Kaa-san." Kushina menghampiri keduanya. Ia terlihat puas dengan potongan bawang milik Sara, begitupun dengan potong wortel milik Hinata. "Aduh, enak sekali ya melihat kedua anak Kaa-san. Sejuk."
Takut disangka kurang ajar jika tidak tertawa akibat candaan garing Kushina, Hinata tertawa kecil, begitu juga Sara.
"Ayo selesaikan, nanti Tou-san keburu pulang."
"Iya, Kaa-san."
...
"Apa kabar, Naruto, Hinata?"
Hinata tersenyum, matanya menyipit. "Baik, Tou-san. Tou-san sendiri?"
Minato mengangguk dengan senyum tipis. "Tentu saja Tou-san baik-baik saja." Matanya melirik pada putranya, Naruto masih saja diam dengan tangan yang memegang cangkir teh, apa putranya masih marah akibat dijodohkan?
Tentu saja jawabannya iya.
"Naruto?"
Naruto mendongak, sedikit rasa rindu hinggap di hatinya. Kala mata yang sama miliknya bertemu dengan mata Minato. "Apa?"
Sara hanya menyimak, tidak berani masuk ke pembicaraan. Ia ... Sudah tahu semuanya, tentang mimpi Naruto yang ditentang, tentang Naruto yang menikah, dan tentang Naruto yang ditampar hingga membuat hubungan pemuda itu dengan Minato merenggang.
"Kabarmu? Bagaimana?"
"Baik, tidak lihat, hah?" Oke, itu hanya keinginan jiwa ngegas Naruto, ia tidak mau memperbanyak masalah. Jadi yang dikatakannya—"Baik."
Satu kata, hanya itu yang keluar dari mulut Naruto.
Minato tersenyum maklum. Kushina menghela napas, ia harus melakukan sesuatu, kah? Untuk memperbaiki hubungan keduanya?
"Naruto? Kau mau menuruti keinginan Kaa-san?"
Alis Naruto terangkat, Hinata hanya menatap heran Kushina, dan Ibu dua anak itu yakin putranya tidak pernah menolaknya.
"Kalau yang aneh-aneh aku tidak mau." Naruto menyesap tehnya.
Mata Kushina memicing. "Warisan tidak akan jatuh ke tanganmu."
"Terus? Mau Kaa-san berikan pada siapa? Anoa? Tapir? Naga? Dom—"
"Ck! Berisik!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Like An Illusion ✔
FanfikceVOTE DAN COMMENT JANGAN LUPA, TERIMA KASIH. Naruto Namikaze itu kejam, suka sekali membully Hinata yang polos. Menurut Naruto itu balas dendam. Everything that happens, is like an illusion. "Lagi pula sepertinya kau sangat ngebet sekali ya, ingin m...