26. World War

3.7K 524 200
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

Like An Illusion © RiuDarkBlue21

Warning: AU, OOC, typo, saya tekankan kembali! Bahwa ini adalah inspirasi saya! Nggak ngejiplak siapapun kecuali karakternya!

🍋🍋🍋

Jika ada orang yang bisa membantunya teleportasi, Hinata akan membayarnya berapa pun juga. Jika perlu uang warisan dari Hiashi akan Hinata berikan.

Tapi ingat! Hinata harus hilang sekarang! Harus! Detik ini juga!

'Kaa-san, do'akan aku supaya tidak menjadi janda dalam waktu dekat dan tidak kehilangan sahabat.'

Kaki Hinata bergerak gelisah, bibirnya ia gigit. Tidak berguna ia mengelak karena kedua pemuda itu telanjur sampai di aula.

Alis Naruto terangkat, ia memasukkan tangan kirinya—yang tidak menenteng kresek—pada saku celananya. Oke, ia akui istrinya memang ceroboh.

Haruskah ia dan pemuda yang mirip panda ini bertemu hari ini?

"Duduk."

Naruto berlalu, memilih duduk lebih dulu di lantai dan menyandarkan tubuhnya pada belakang tembok. Gaara? Jangan ditanya, pemuda itu cukup geram dengan kehadiran rubah galak yang kini duduk.

Hinata rasanya ingin menangis. Aduh, jika aula jadi lahan tempur, Hinata tidak akan tanggung jawab.

"Gaara-kun, a-ayo duduk."

Alis Naruto makin menukik tajam. Sangat kesal rasanya mendengar Hinata mengajak Gaara duduk.

Jika kalian menyangka duduk mereka berdempetan, nyatanya, gaya duduknya berjarak sekitar satu meter perorang, dengan Hinata di tengah, Naruto di sisi kanan, dan Gaara di sisi kiri.

"Makan."

Hinata berkedip, soalnya kedua pemuda di kanan kirinya mengatakan hal yang sama dalam waktu bersamaan, juga uluran kresek bening berisikan roti dan susu dari Naruto, juga sandwich dan orange juice dari Gaara.

Lalu?! Hinata harus makan yang mana?!

Tangan kanan Hinata terulur pada Naruto, sedangkan tangan kirinya terulur pada Gaara. "Te-terima kasih."

Bisa ia rasakan dari kanannya tatapan tajam nan menusuk milik suaminya, dari kirinya tatapan heran dan kesal milik sahabatnya.

"Hng, i-ini." Hinata mengangsurkan roti pada Naruto dan orange juice pada Gaara.

"Kenapa?"

Oke, ini juga berucap bersamaan. Naruto menatap tajam Gaara, begitupun pemuda itu membalas tak kalah tajamnya.

"Biar a-adil, aku makan satu-satu."

Pintar sekali, Hinata Namikaze.

Naruto mendengus, dengan setengah hati meraih rotinya. Begitupun Gaara yang langsung mengambil orange juice kalengan lalu dibuka dan diminumnya.

Like An Illusion ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang