"The fuck you think you doing?!"
"Apa?"
"J's ngapain lo disini?"
"Nothing."
"Then get the fuck out of my room!" teriak Alsey.
"Lo kalo mau pacaran mending di kamar lo sendiri bego! Udah di kasih kamar sendiri-sendiri juga! Gak ganggu orang hidup lo sepi ya?!"
Gue hanya terdiam di belakang Alsey. Ia menutup pandangan gue. Entah apa yang di lakukan si J's ini di kamar Alsey sampai ia berteriak sejperti itu.
Selang beberapa detik seorang laki-lagi yang sepertinya seumuran atau beda satu-dua tahun dari gue muncul dari kamar Alsey tanpa pakaian dan menggandeng seorang perempuan.
What the fuck are they doing?
Ia menatap gue tajam sebelum akhirnya menghilang di pintu sebrang kamar Alsey.
"Heh! Bego! Masuk kamar lo sendiri Jason James Antonío!"
"Lo mending pergi aja deh A's, gue capek denger suara lo!" jawabnya sambil menggandeng perempuan itu berjalan di lorong dan memasuki pintu di sebelah kiri dekat pintu masuk.
"Astaga, sorry ya El. Kakak gue emang gak ada otaknya. Udah punya kamar sendiri-sendiri malah bawa cewek ke kamar adiknya."
"Emang mereka ngapain??"
"I don't know. Probably having sex?"
What does she says?
"What?"
Bukan apa-apa, hanya saja well, it's kinda gross.
"Astaga! Lo nganggep gue serius?"
"Is it not?"
"Nope. But worse. They actually kill people in there. Exactly in the bed," jawabnya sambil tertawa keras.
She's joking.
Akhirnya gue mengikutinya. Ketika masuk kamar Alsey, tidak terlalu buruk. Kamarnya rapi seperti tidak terjadi apapun sebelumnya.
"Abang gue masuk kamar gue karena AC kamarnya rusak. Lo tau sendiri Indonesia panasnya udah kayak simulasi neraka. And she's not his girl."
"That's none of my business."
Alsey mengendikkan bahunya. "Siapa tau lo pengen tau."
"Argh! Capek banget gue. Sini deh! Tenang aja gak ada bekas apa-apa kok. Gue sama abang gue baru nempatin ini rumah. Gue belum pernah bawa cowok kesini."
"El, menurut lo abang gue gimana?" tanya Alsey saat gur duduk di sampingnya.
"Maksud?"
"Lo suka gak sama abang gue?"
"Pardon?"
"Lo udah lihatlah gimana badan abang gue. Gue yakin dia gak mengecewakan. Anyway, lo belum ada cowok kan?"
"Hah?"
"Astaga gue kasian sama abang gue. Kemana-mana sama si Cupu Jinana terus. Gue pengen dia pergi sama cewek beneran."
"Emang Jinana bukan cewek beneran?"
"Maksud gue cewek yang hot. Kayak lo."
"Hah?"
Mata Alsey menilai tubuh gue dari atas ke bawah. Astaga mau apa dia?
"Lo mau apa?"
Alsey dengan santainya berdiri dan melepas baju seragam serta rok-nya yang hanya sampai di atas lutut. Meninggalkan bra dan celana dalam berwarna merah menyala.
"Gue gerah banget anjing! Lo tunggu sini bentar gue mau ambil baju pendek." Gue mengangguk yang tak di hiraukannya.
Alsey langsung masuk ke dalam closet-nya. Sedangkan gue melepas sepatu dan kaos kaki. Lalu menaiki kasur Alsey. Well, let me tell you something first. Alsey adalah siswi pindahan di sekolah gue. Baru masuk sekitar seminggu yang lalu. Menurut gue dia sangat... berani. Dia mengenakan berbagai macam perhiasan hitam E-girl yang entah bertujuan untuk apa. Well, sebenarnya kami sudah menjadi teman sejak lama. Namun, dikarenakan ia pindah dan kembali lagi membuat gue sedikit merasa aneh. Karena dia tampak berbeda dari dia sebelum pindah dulu.
Alsey baik. Tapi dia selalu berucap apa adanya. Well, banyak orang seperti itu. Tapi, dia sangat suka berbicara seenaknya. Contohnya tadi, ketika dia mempromosikan kakak-nya untuk gue.
And you know what shock me? Gue bahkan baru tau dia punya kakak laki-laki.
Alsey keluar dari closetnya dengan hanya baju tidur tipis tali spageti dan gue yakin ia tak mengenakan bra karena that's nipples.
"Lo gak mau ganti El? Gak panas apa pake baju panjang-panjang kek gitu?"
Oh iya, pulang sekolah aku langsung ke rumah Alsey. Gue masih mengenakan kemeja lengan panjang dan rok selutut serta dasi yang menghelai sampai bawah dada gue.
Alsey kembali pergi, menuju closet-nya.
"Nih!" Ia melemparkan baju yang sama seperti yang di pakainya kepada gue.
"I'm good."
"Ganti sana! Lo yang pake baju kayak gitu, gue yang gerah."
Gue mengiyakannya saja sambil berdiri dan mengambil baju yang di letakannya di pinggir kasur.
"Eh El?"
"Yes?"
"Jangan lama-lama."
"Ya."
Gue memang berniat menginap di rumah Alsey. Seperti merayakan kembalinya dia ke Indonesia. Kayak bonding antara teman lama. Melihat Alsey yang sekarang, gue jadi pengin mencoba merubah gaya sepertinya. Well, meski gue di cap sebagai Elena si bocah nerd, tapi gue rasa style Alsey adalah style yang sangat ingin gue coba.
Begitu gue keluar dari closet, gue melihat Kakak Alsey duduk di kasur Alsey menghadap gue. Celaka! Gue bahkan tak pakai apapun di balik gaun tipis yang diberikan Alsey. Dengan segera gue kembali memasuki closet Alsey.
"Gimana bang?"
"Lumayan."
"Lumayan gimana anjing! Dia yang paling bagus di kelas gue. Plus dia satu-satunya yang mau temenan sama gue. Kayaknya gara-gara dulu udah pernah temenan. Meski kayaknya sekarang kita sama-sama berubah."
Wait, What?
"Gue suka. Tinggal personality-nya aja gimana."
"Gue yakin dia sesuai sama tipe lo. Kalo lo mau gue bilangin ke dia."
Tak ada balasan. Namun ada suara pintu terbuka lalu di tutup lagi. Dengan pelan gue menjulurkan kepala melihat apakah dia masih di sana. Nihil. Gue pun keluar.
"Lo apa-apaan sih?"
"Sorry El, sebenernya gue ngajak lo nginep disini karena gue kalah dare sama abang gue. Dia dare gue buat ajak temen sekelas yang paling perfect buat nginep. Dan menurut gue lo yang paling perfect. Dada lo bagus banget anjing!" ucap Alsey sambil meremas dada gue.
"Lo serius? Lo gak lagi mau jodohin gue sama abang lo kan?"
"Lo pikir gue bohong? Dan lo suka gak? Abang gue ganteng gitu masak lo gak suka?" jawabnya.
Gue terdiam.
"Lo mau gak sama abang gue?"
"Mau apaan?"
"Ngeue?"
FUCK! KAYAKNYA GUE SALAH DATANG KESINI!
***
Guys sorry i try my best. I promise will continue this story. see you soon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfectly Hot
RomanceWe met once. I promise you, the second we met I'm gonna kiss you.