Gue akhirnya keluar dari kamar Alsey 15 menit kemudian. Tentu saja setelah mandi, ganti baju dan sedikit make up. Gue gak bisa hidup tanpa mandi. Garis bawahi. Gue berjalan pelan lalu menengok ke arah meja makan. Disana hanya tinggal JJ dan Alsey saja.
"Well, kayaknya gue ketinggalan big breakfast day."
"What are you talking about?" saut Alsey.
"I miss Megan and Jinana. But that's okay because I don't want to be with them anyway," kata gue yang mengecil di akhir kalimat.
"Hah? There's never been a Jinana or Megan whatsoever. It's only us."
JJ tersenyum menghadap gue. Oh, jadi ini alasan dia kesurupan tadi? Sial gue kemakan omongan busuknya.
"C'mon sit here," ajak Alsey.
Gue sebagai tamu yang gak punya sopan santun langsung saja duduk di samping Alsey. Sementara gue bisa merasakan dari ekor mata gue JJ menatap gue.
"Lo baru bangun?"
"Kenapa?"
"Gue tadi nyuruh JJ buat tanya lo mau makan apa. Tapi dia bilang lo masih tidur."
"Gak baru bangun juga sih. Males keluar aja."
"Lo numpang bego! Harusnya sadar diri!"
"Lo yang maksa gue nginep bego!"
Gue yakin kalian agak gimana gitu sama percakapan gue sama Alsey. Dimana kita baru aja ketemu 2 minggu yang lalu dan sekarang dengan seenaknya manggil bego satu sama lain. Well, gue ulangi kita udah temenan dari SMP. Meski sebatas kenal sih.
Setelah sarapan selesai, gue dengan inisiatif mencuci piring bekas sarapan tadi. Sementara Alsey gue lihat langsung pergi setelah sarapan karena Diaz sudah menghampirinya. Kencan. Biasalah.
"Jadi? Lo gak mau pulang?"
Gue tersentak dengan suara yang tiba-tiba tersebut hingga tak sengaja menjatuhkan sendok yang sedang gue cuci. Untung aja gak piring. Gue menatap kesal ke arah JJ
"Just mind your own business!"
"Well, you are my business."
"Bullshit. I have never disturb you in anyway possible why are you always come in my way?"
"Have never disturb ME in anyway possible? Interesting, since you are the one who want to be close with me."
"J's mending lo pergi aja deh daripada bikin gue kesel."
"Pergi? Ini rumah gue anjing!"
"Oke. Setelah ini selesai gue yang pergi."
"Silahkan," ucapnya sambil pergi entah kemana.
Gue hanya merengut tidak suka. Rumah Alsey itu seperti rumah impian. Ditambah di rumah gue gak ada orang sama sekali, yang bikin gue bosen setengah mati di rumah saat liburan. Kalian mungkin mikir papa gue CEO dan mama gue punya butik terkemuka, well stop that thinking.
Karena papa gue itu dokter spesialis di rumah sakit ternama di kota ini yang well membuatnya sangat jarang di rumah dan mama gue adalah seorang dokter anak yang membuatnya juga jarang berasa di rumah. Terlebih saat mendapatkan jadwal shift. Tapi tenang, mama sama papa gue gak setega itu biarin gue sendiri di rumah juga, sebenarnya gue selama ini serumah sama nenek gue, cuma akhir-akhir ini nenek gue lebih suka tinggal di rumah bibi gue karena rumah gue itu sepi banget. Tapi gue gak pernah merasakan yang namanya broken home. Meski tidak secara langsung papa sama mamam gue selalu sempatin telepon ataupun text gue setiap saat.
Di mata papa sama mama gue edukasi itu nomor satu. Sekolah itu hal yang terpenting untuk hidup anaknya. That's why gue sekolah di sekolah berstandard internasional. Gue gak pamer ya ini cuma bilang aja. Dan karena itu juga gue bisa ketemu Alsey yang waktu SMP adalah exchange stundents dari Singapore.
Mama gue sendiri bukan orang Indonesia. Papa sama mama gue ketemu saat papa gue lagi liburan di Belanda. Saat itu katanya lagi selesai bertugas dan langsung ke Belanda buat liburan sama teman-temannya. Dan bertemulah beliau dengan Mama. Gue sendiri gak tau gimana detailnya.
Okay, enough about that. Gue gak terlalu suka menceritakan kehidupan keluarga gue. Karena gak ada yang menarik. Gue lebih suka menceritakan progres gue deket sama JJ. Karena gue yakin itu lebih menarik daripada keluarga gue.
Gue akhirnya selesai mencuci piring-piring tersebut. Setelah semuanya gue tata dengan baik, gue kembali ke kamar Alsey dan mengambil baju seragam gue kemarin serta mengambil baju Alsey untuk gue pinjam karena gue gak mungkin pulang dengan seragam sekolah kemarin.
Gue menatap JJ yang baru saja keluar dari kamarnya saat gue akan berjalan ke arah pintu utama.
"Lo beneran pulang?"
"Maksud lo apaan sih anjing?!"
"Gue cuma tanya, gak usah ngegas kali."
"Lo tanya sama orang kayak ngajak perang! Udah ah minggir gue mau pulang," ucapku sambil mendorongnya sedikit.
"Gue gak bisa sama lo. Kita gak bisa dating. Sampai kapan pun."
Gue agak tertarik dengan ucapannya. "Well, kenapa?"
"Karena gue udah sama Megan. Jadi mending lo jauh-jauh dari gue ataupun Alsey."
"Alsey?"
"Ya. Kalo lo deket sama Alsey, otomatis lo juga bakal sering kesinu. Dan gue udah muak lihat muka lo."
Fuck! Gue ngerasa JJ jadi remaja 12 tahun yang masih labil sekarang. Walau faktanya ia lebih tua 2 tahun dariku.
"You better fix that attitude or people will down respect you. Like I do now."
"Oh and I will take space from Alsey. Let see her reaction when she know that her brother being an ass and kick out her bestfriend."
JJ tertawa begitu keras di menit berikutnya, membuat gue mengerutkan dahi tidak paham.
"Lo sama Asley bahkan baru ketemu 2 minggu yang lalu dan lo udah manggil dia 'bestfriend'?"
"Fuck you! I hope you rot in hell!"
"You too," balasnya lalu menutup pintu kamarnya dengan keras.
Gue gak peduli dan langsung berjalan cepat menuju jalan keluar. Di saat itu tepat ketika Alsey dan Diaz kembali membawa Ice Cream.
"Loh udah mau pulang?"
"Mendinng mulai sekarang kita gak usah temenan lagi Ash! Dan gue bakal ngirimin Hermés ke lo dalam waktu dekat. Gue udah gak mau berurusan sama lo ataupun kakak lo yang bajingan itu! Terutama kakak lo! Gue harap lo gak deket-deket gue lagi."
Tanpa memberikan Alsey waktu untuk menjawab gue langsung berlari menuju pintu gerbang dan berjalan pelan begitu sampai di jalan raya. Gue cuma berharap ada taxi lewat daerah sini.
Abis malmingan guys, baru bisa update. ada yang masih bangun kah?
BUSET CEPET BANGET YAK VOTE SAMA KOMENNYA.
wkwk tapi gak papa gue suka, keep supporting me.
30 vote dan 35 komen buat next
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfectly Hot
RomanceWe met once. I promise you, the second we met I'm gonna kiss you.