Perfectly Hot - 14

2.5K 52 0
                                    

Tanpa sadar gue tertidur. Dan waktu sekarang gue bangun, gue masih ada di dada Alvaro. Ia juga masih tidur. Tangannya berada di perut gue. Tadi setelah itu gak ada kelanjutannya. Yaudah dia gak enakin gue. Emang dasar Alvaro!

Gue mengeliat keluar dari pelukannya. Alih-alih melepaskan, ia malah memeluk gue lebih erat.

"Mau kemana sih?" ucapnya dengan suara bangun tidurnya.

"Mau mandi. Kan gue tadi bilang mau ke salon. Sekarang udah jam dua. Ayok bangun!"

"Lo serius suruh gue anterin? Gue males banget sumpah!"

"Enak aja lo nolak! Gue udah sengsara lo jambak tadi."

"Gue bayarin deh perawatan lo habis berapa. Tapi jangan ajak gue yaa. Sumpah itu nanti berapa jam?"

"Bentar doang. Lo juga bisa perawatan kalo mau."

"Waxing bulu gue? OGAH!"

"Ye! Biasa aja kali!" jawab gue sambil berdiri.

Debgan tidak rela Alvaro melepaskan pelukannya dari gue. Gue segera memasuki kamar mandi. Hal pertama uang gue lakukan adalah bercermin.

Anjing JJ! Pipi gue!

Sumpah demi apapaun untung gue gak langsung pulang. Bisa mati JJ kalau orangtua gue tahu. Gue menyentuh pipi gue dan sangat sakit! Lukanya memang gak begitu besar tapi memar yang bikin cenut-cenut.

Gue akhirnya mengabaikan luka itu dan berjalan kearah shower. Memang sepertinya gue lebih baik mandi dan berangkat ke salon. Gue udah capek di jaga image di depan semua orang. Gue pengen jadi gue. Gue yang apa adanya. Bukan gue yang sok baik, sok pintar, sok paling care sama semua orang. Gue capek sama semua itu. Gue bakal hapus semua itu dari daftar kamus gue.

Gue menyalakan shower. Tentu saja air paling panas. Karena shower air dingin itu hanya untuk orang lemah!

Gue gak tau berapa lama gue berada di bawah shower. Gue kaget saat tiba-tiba ada tangan dari belakang gue.

"ANJING! Kaget! Alvaro ish!"

Coba bayangin gak ada suaranya gak ada jejaknya tiba-tiba meluk lo. Siapa lagi kalo bukan jin?

"Tadi lo belum gue enakin. Mau gak?"

"Nanti aja abis waxing. Lo gak risih apa lihat gue menjijikkan kayak gini?"

"No, you're beautiful."

"Halah buaya kardus!"

Ia tertawa sambil menciumi belakang leher gue. Gue mendongakkan kepala sambil ia meremas payudara gue. Tangan Alvaro terasa sangat pas saat meremas payudara gue.

"Aghshh,"

Gue melenguh. Remasan Alvaro semakin menjadi. Tangannya menyibak rambut gue kesamping dan mencium leher gue lebih dalam. Gue cuma berdiri dan mendesah. Fuck! 'Cause I don't know what else I can do unless cerish it.

Gue ngerasa udah lama banget gak main sejak gue serius mendekati JJ. Tapi JJ malah berubah jadi bajingan. Ah JJ lagi!

Tangan gue kebelakang dan mengusap rambut Alvaro saat ia mnciumi leher telanjang gue. Gue menyukainya dan gue ras ia tahu itu.

"Jangan ah lama-lama. Mau ahgh kesalon ugh!"

"Gausah waxing. Gue suka lo apa adanya."

Perfectly HotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang