Gue masih menangis sedangkan Bu Indah tetap saja memfoto-foto pipi gue yang memar. Kenapa sih dia ngurusin urusan orang lain? Kayak orang gak punya masalah aja!
"Bu itu teman saya nangis! Kenapa malah dipaksa kayak gitu!"
Alsey berteriak. Tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Hingga gue merasakan kehadiran orang yang sangat ingin gue jauhin.
"Bu Indah manggil saya?"
"Iya. Kamu duduk."
"Adik saya buat masalah apa Bu?"
"HEH! Gue gak buat masalah!" sentak Alsey.
"Ibu hanya ingin dengar sendiri dari kamu. Benar kamu menampar Elena?"
"Gak Bu! Harus berapa kali saya bilang?! Saya itu kepentok!" ucap gue dengan emosi sambil menangis.
Oh no, this is bad.
"Elena Ibu tanya JJ."
JJ hanya diam. Gosh! Jangan jawab JJ.
"BU! CUKUP! IBU GAK BISA DENGAN SEENAKNYA NUDUH ABANG SAYA!"
Alsey berteriak lagi. Gue cuma pengen balik ke kelas. Siapa sih yang ngelaporin hal ini?! Gue sangat yakin waktu itu gak ada orang sama sekali di toilet belakang.
"Iya bu. Saya melakukannya."
Oh my goodness JJ!
Gue menatap JJ sambil menggeleng-gelengkan kepala.
"Gak bu! JJ bohong! Saya kepentok! Kepentok pintu toilet Bu!"
"JJ kamu ikut bapak!"
"PAK SAYA KEPENTOK! JJ GAK NGAPA-NGAPAIN SAYA!"
Ya Tuhan gue apa yang akan mereka lakukan pada JJ?
Gue ikut berdiri dan mengikuti mereka tapi dengan segera Bu Indah menarik gue. Gue semakin meraung. Meskipun JJ gak suka gue, dia tetep jadi cowok yang gue suka.
"BU ITU JJ MAU DIAPAIN?!"
"Elena! Hal seperti ini tidak bisa dibiarkan! Sekolah ini di bangun untuk mendidik kalian agar menghormati sesama manusia. Terutama perempuan! Kamu sudah diperlakukan seperti itu, kenapa masih membelanya?!" sentak Bu Indah.
Fuck fuck fuck!
"Kamu sama Alsey disini sampai jam pulang sekolah."
Setelah mengucapkan itu Bu Indah berjalan pergi dan menutup pintu ruang BK. Meninggalkan gue yang menangis tersengguk-sengguk. Alsey mengusap bahu gue.
"Alsey sorry, JJ—."
"Lo tenang aja El! JJ bakal baik-baik aja kok."
Gue tetap menangis.
"Siapa yang ngelaporin hal ini?! Sumpah Al, gak ada orang waktu gue sama JJ kemarin!"
Gue takut JJ kenapa-napa. Gue masih menangis, Alsey banyak diam. Gue tau dia pasti memikirkan JJ. Gue sangat merasa bersalah.
Sampai gue melihat dari jendela kaca ruang BK, JJ digiring oleh lelaki telepon tadi. Yang bikin gue berteriak adalah tangan JJ di borgol.
"JJ! PAK JJ MAU DIBAWA KEMANA?!"
Gue dengan secepatnya keluar dari ruang BK dan mengejar mereka. Gue menahan tangan JJ, yang di paksa di lepaskan oleh lelaki telepon itu.
"Elena maaf."
Ya Tuhan!
Gue harus gimana?!
Gue udah gak ngerasain kehadiran Alsey lagi. Gue gak tau dia pergi kemana. Hingga akhirnya JJ tidak ada di hadapanku lagi. Gue terduduk di kursi yang ada di lorong ini. Masih menangisi kepergian JJ. Fuck! Apakah JJ akan di penjara?
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfectly Hot
RomanceWe met once. I promise you, the second we met I'm gonna kiss you.