Perfectly Hot - 27

490 5 2
                                    

Gue mendesah ketika mulut hangat JJ menangkup puting payudara gue. Gue menekan kepalanya sehingga ia lebih dalam menangkupnya. Ia bahkan memainkan lidahnya disekitaran aerolaku. Tangannya yang dingin menyentuh sebelah kiri gue dengan gemas. Gue pun gemas dengan rambutnya, gue menarik rambut JJ hingga mulutnya terlepas dari puting gue dan membawa wajahnya ke depan wajah gue lalu menciumnya.

Seperti ciuman pada umumnya, ciuman kami cukup intens. Gue menariknya lebih mendekat, begitu pula dengannya yang menekan tengkuk gue kebih dalam melakukan ciuman ini. Tangan JJ benar-benar tak lepas dari puting gue. Bahkan ketika gue menciumnya, tangannya masih ada disana.

Gue menarik kepala gue, memberhentikan ciuman karena gue harus mendesah akibat tangan JJ yang sekarang sudah ada di kewanitaan gue. Gue mendesah di dengan keras. Ia benar-benar tahu bagaimana menyenangkan gue. Tangannya hanya mengusap disana tapi sumpah demi apapun itu udah bikin gue melayang.

"You like it?"

"Fuck yeah!"

JJ menarik tangannya dari kewanitaan gue. Fuck! Tapi gue gak komplain ketika ia memberikan lidahnya sebagai gantinya. Gue mendesah keras, JJ mengangkat wajahnya dan tersenyum miring menatap gue dan melanjutkan apa yang dilakukannya tadi. Ahh gue gak bisa nahan desahan gue karena lidah JJ.

Paha gue mengapit kepala JJ, tapi tangannya menahan agar tetap mengangkang. Alvaro bahkan belum pernah buat gue ngerasa kayak gini. Fuck Elena! Jangan pikirin orang lain bego!

Gue dengan sekuat tenaga menarik rambut JJ ketika gelombang itu datang. JJ tidak segera melepaskan lumatannya disana. Ia malah menahan paha gue, sedangkan gue mencoba menjauh dengan mendorong kepalanya menjauh tapi tidak berhasil.

"JJ stop it."

"No no no stop it! stop it!"

Ia tak mendengarkan gue dan tetap memberikan lumatan disana hingga gue keluar dengan tubuh beegetar dari ujung kepala sampai ujung kaki. Ini adalah pengalaman terbaik gue. Gue bisa jamin. Kayak yang gue bilang, gue gak akan kecewa sama JJ.

JJ akhirnya melepaskan kewanitaan gue setelah gue keluar. Ia menatap gue dengan seringaiannya. Ia menatap gue dengan bangga melihat gue tak berdaya. Gue masih mengatur napas sedangkan ia mulai melepaskan celananya.

"Gue gak mau sampai masuk."

"Kenapa?" tanyanya sambil menghentikan kegiatannya melepas celana.

"Not yet. I'm still underage for fuck sake!"

"Bukannya udah tujuhbelas?"

"Belum. Masih bulan depan," jawab Gue dengan napas masih terengah-engah.

"Tanggal berapa sih?"

"Can you please not asking me questions? I try to catch my breath!"

"sorry!"

JJ tertawa sambil kembali mengancingkan celananya dan berjalan keluar dari kamar. Astaga dia ninggalin gue gitu aja? Bajingan!

Gue mendesah kesal dan mulai bangkit dari rebahan gue dan duduk menyender ke headboard. Peduli setan dengan kamarnya, gue menarik selimut dan menutup dada gue kebawah. Gue masih bisa merasakan sensasi surga yang diberikan JJ beberapa saat lalu, tapi dengan bajingannya ia meninggalkan gue gitu aja. Gue mengambil ponsel dan membuka aplikasi Instagram ketika pintu kamar JJ terbuka. Anjing gue kaget! Reflek gue menarik selimut lebih ke atas. Dan benar saja yang memasuki kamar adalah Diaz.

"Anjir sorry! Gue gak tau!" ucapnya sambil membalik badan.

Untung saja gue udah menutup tubuh gue. Sejalang-jalangnya gue tapi gue gak mau ada orang selain orang yang gue mau lihat badan  telanjang gue.

Perfectly HotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang