Ayukkk vote dulu ples follow kalau berminat :)
Gue masuk kelas jam 8 kurang 5 menit. Alsey duduk disana. Ditambah sekarang semua bangku sudah terisi karena sebentar lagi bel masuk bunyi. Gue dengan berat langkah menuju kursi samping Alsey. Gue sebenarnya gak pengen punya masalah sama dia. Karena dia adalah teman gue satu-satunya. Tapi gara-gara abang bajingannya gue harus jauh dari dia.
"Lo potong rambut? Bagus banget anjing!"
"Buang sial!" jawab gue ketus dengan menyetak tas ke bangku.
Sumpah gue males banget duduk sama Alsey. Mana dia ngajak gue bicara lagi. Gue menelungkupkan wajah gue ke meja. Alsey tak mengatakan apapun lagi setelah itu. Bagus. Karena gue juga malas jawab. Tak beberapa lama bel tanda masuk berbunyi.
Semua normal seperti biasanya. Gue mencatat pelajaran dengan diam. Begitu pun dengan semua orang di kelas ini. Hingga sesi tanya jawab baru satu kelas banyak yang mengacungkan tangan bertanya, gue sih enggak.
"El."
Gue memutar bola mata dan menoleh dengan malas. Pokoknya hari ini adalah hari malas Elena sedunia. Gue malas ngapa-ngapain. Apalagi yang berhubungan dengan kakak adik itu.
"What?"
"You're still mad?"
"Oh take a guess."
"El please."
"Please what?"
"Don't be like this."
"Like what?"
"LIKE YOU DON'T CARE ABOUT US BEING FRIEND!"
Untung saja guru sudah keluar. Namun tetap saja satu kelas menatap kami karena teriakan Alsey itu.
"Kata siapa kita teman? Kita udah bukan teman lagi sejak abang lo yang bajingan itu nyuruh gue buat jauhin lo. Dan itu yang sekarang gue lakuin. Jadi gak usah belagak paling tersakiti karena lo yang mulai semua ini!"
Dengan begitu gue keluar kelas.
"El mau kemana?!" tanya Aril sambil agak teriak.
"Kamar mandi!"
Tanpa menunggu jawabannya gue langsung meneruskan langkah gue. Gue gak bohong. Gue ke kamar mandi. Membasuh wajah gue dengan air dingin dari wastafel dan menatap wajah gue di cermin besar disana. Gue terlihat buruk. Maksud gue gak ada lagi Elena dengan pakaian serba tertutup dan rambut hitam panjang. Yang gue lihat sekarang adalah Elena yang baru. Tapi kenapa sikap gue masih sama dengan Elena yang lama?
Lo harus rubah itu El!
Gue sekarang menghela napas. Sebenarnya berat sekali mengabaikan Alsey. Apalagi dia bakal di samping gue sampai pulang. Apa gue harus baikan aja? Ah biasanya gue tanya Alsey apa yang harus gue lakukan sekarang gue ada masalah sama dia, gue harus tanya siapa?
Gue mengambil tisu dan mengusap air yang masih tersisa disana. Gue membuang tisu itu di tempat sampah dan berjalan keluar dari kamar mandi. Gue kaget ketika gue buka pintu Alsey ada di depan gue.
"Anjing! Kaget! Lo apa apaan sih?!"
"Plis El! Gue gak bisa diem-dieman sama lo!"
"Alsey, dengerin gue. Gue gak pernah pengen jauhin lo, karena temen gue satu-satunya ya lo! Tapi abang lo minta gue buat jauhin dia dan lo. Gue udah muak sama abang lo, jadi plis jangan buat ini lebih rumit lagi. Just let it be like this."
"Yang temenan sama lo itu gue. Bukan JJ atau siapapun itu. Yang berhak buat membubarkan pertemanan ini itu gue atau lo. Kalau diantara kita gak ada yang punya masalah, kenapa harus bingung dengan orang ketiga? Lo gak mau jauh dari gue, sama gue juga. Karena lo juga temen gue satu-satunya. Fuck JJ!"
Gue gak tahu harus berbuat apa. Hingga akhirnya Alsey memeluk gue.
"Gue kangen sama lo. Gue kangen kita main bareng. Gue tau ini salah gue. Gara-gara gue, JJ jadi masuk dan meresahkan hubungan pertemanan kita."
"Gue juga nyesel iyain ide gila lo!"
"Balikan?"
"Kayak orang pacaran aja!"
"Gue cuma gak pengen kehilangan temen gue satu-satunya."
"Gue juga."
Akhirnya kita pelukan di depan kamar mandi. Hingga seseorang berlari menuju kami. Aril.
"El! Lo di panggil ke ruang BK!"
"Apaan? Gue gak ngerasa ngelakuin hal yang salah!"
"Gak tau. Gue disuruh cari lo sama Bu Indah. Udah cepet kesana aja!"
Huft! Ada apa lagi sekarang?
"Gue ikut!"
Gue tidak menghiraukan Alsey dan berjalan ke arah ruang BK. Ia mengikuti dengan sendirinya. Ketika sampai gue mengetuk pintu ruang BK dan masuk. Alsey mengikuti gue bahkan sampai kedalam ruang BK. Gue kaget karena disana ada kepala sekolah dan guru wali kelas gue. Fuck! Ada apaan sih?
"Elena kamu duduk sini. Alsey kamu bisa kembali ke kelas."
Gue mengikuti arahan guru BK gue dan duduk di depan mejanya.
"Ada apaan sih bu?"
"Elena pihak sekolah menerima laporan jika kamu telah mengalami pelecehan fisik oleh salah satu murid kelas 3?"
"Hah? Enggak kok bu. Laporan gak bener itu. Ibu dapat dari siapa?"
"Pelapor bilang kalau pipi kamu sampai memar."
"hahaha Ibu bisa aja. Pipi saya masih mulus kok bu. Ini kalau tidak percaya. "
Fuck! Siapa yang melaporkan hal ini? Gue sekarang deg-degan. Bagaimana tidak? Semua orang diruangan ini menatap gue. Dan dengan tiba-tiba Bu Indah mengeluarkan micelar water dari tasnya. Gila tuh guru!
"Bu itu laporan palsu. Saya gak papa kok!"
"Kamu mau hapus make up kamu sendiri atau ibu yang hapuskan?"
Ah kenapa ribet banget sih?!
"Bu itu Elena gak mau! Jangan dipaksa dong!" teriak Alsey.
"Elena ini demi kebaikan seluruh sekolah. Kami tidak akan membiarkan siswa dan siswi kami melakukan perundingan di sekolah ini. Ibu akan pastikan pelakunya akan di hukum. Kamu beritahu Ibu siapa yang melakukannya?"
"Bu! Gimana bisa saya bilang pelakunya kalau hal itu memang tidak pernah terjadi?! Saya gak pernah dapat perundingan atau pelecehan fisik!"
"Kalau begitu kamu hapus make up kamu."
"Gak mau! Ini namanya pemaksaan bu. Ibu gak bisa maksa saya buat melakukan hal yang saya tidak mau!"
Gue berdiri dan akan berbalik tapi dengan cepat Bu Indah menarik tangan gue dan menuangkan micellar ke kapas lalu mengusapkan ke pipi gue. Gue berontak tentu saja. Apa apaan ini?!
Gue melawan, menangkis tangan Bu Indah, namun seorang laki-laki gue gak tau siapa dia memegangi tangan gue. Alhasil gue cuma bisa menangis. Kenapa Alsey gak bantuin gue?!
"ALSEY!"
Tidak ada jawaban. Sepertinya ia kembali ke kelas. Gue gak bisa apa-apa selain menangis hingga Bu Indah selesai menghapus make up gue. Gue gak tau lagi apa yang selanjutnya terjadi. Hanya saja laki-laki tadi menelepon seseorang. Yang entah siapa.
"Elena jujur sama Ibu, siapa yang melakukannya?"
God please eventhough I hate JJ, I don't want him to be in trouble.
Xoxo
Hai guys gue cuma berharap kalian ingat buat vote. Semakin lama votenya semakin berkurang. Gue kadang envy sama cerita orang sebelah yang bisa banyak dapat vote. Sekian terima gaji.Btw yang di karyakarsa udah sampe 26 ya. Buat yang nungguin dare me, promise you come soon enough. Gue lagi berduka karena gue ketolak kerja.😭 plis cheer me up. Thx
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfectly Hot
RomanceWe met once. I promise you, the second we met I'm gonna kiss you.