Masih berada direstoran yang sama, ditemani dengan gemerlap cahaya kota. Nira mulai bosan menunggu abang tirinya yang entah pergi kemana.
Yap, setelah kakak tirinya selesai makan dan Nira masih sibuk dengan makanan penutup. Zidan izin pergi untuk menemui temannya yang katanya tadi sempat diliriknya.
Bahkan sudah lebih dari sejam Nira ditinggal sendiri sampai ditengah keramaian restoran, akhirnya dirinya memutuskan untuk berpindah dunia dengan mendengarkan lagu kesukaannya menggunakan earphone yang dibawa.
Bermodal memejamkan mata dan menghayati lantunan lagu, Nira seakan terbawa arus nostalgia dengan mengingatkan kenangan dirinya dengan kedua orang tua. Lagu yang benar benar berhasil membawa Nira kembali kemasa bahagianya.
Kali ini air mata tidak menemaninya, hanya ada senyum tipis sambil perlahan menatap bulan purnama yang menghiasi langit gelap kota ini. Mulut Nira seakan mengikuti setiap lirik yang ada tanpa mengeluarkan sedikit pun suara.
Plek...
"Anjir!" Seru Nira refleks saat dirinya yang sedang bersantai disadarkan dengan tepukan di pundaknya. Siapa lagi kalau bukan Bang Zidan.
"Gak mau pulang nih?" Gurau Zidan sambil tersenyum melihat ekspresi Nira yang sudah menahan emosi.
"Cepet pulang! Elu yang kelamaan keluyuran!"
"Santai dong. Oh iya mau ikut mampir minum dulu gak?" Lagi-lagi Zidan bertanya dengan santai bahkan senyumnya tidak hilang dari wajahnya.
"Yakin dibolehin dady?" Wajah Nira yang tadi emosi kini menyeringai penuh arti. Dia tau dady angkat pasti tidak membolehkan anak perempuan menyentuh segala jenis alkohol, sangat berbeda dengan dadynya yang sering mengajarinya tentang per alkoholan sejati.
"Ya jangan ngomong lah! Kita cari alesan aja, lumayan kan. Apalagi kali ini ada yang nraktir!"
"Okede gue gak jadi marah! Cuz!" Seru Nira dengan penuh semangat dan langsung bangkit dari persinggahannya.
Nira berjalan dengan girang, bahkan benar-benar acuh dengan segala tatapan dari berbagai orang yang ada di sana.
"Eit stop, katanya dia jeput disini." Ucap Zidan sambil memegang kedua pundak Nira untuk menghentikan gadis yang sedang bersemangat. Mereka berdua menunggu di pintu masuk tempat menurunkan para tamu.
"Terus mobil lu?" Tanya Nira heran sambil mendongakkan kepalanya menatap Abang yang cukup lebih tinggi darinya.
"Gampang. Kali ini kita party dulu!"
Tidak lama kemudian mobil sedan yang terihat begitu mewah melaju dan berhenti di hadapan kedua kakak beradik itu.
"Eh elo gak di depan?" Tanya Zidan sambil menatap seorang pria yang sedang duduk di kursi penumpang belakang dengan tatapan dingin ke arah Zidan dan Nira.
"Yayaya, gue duduk depan. Baby langsung masuk aja. Dia emang pendiem kayak gitu." Seru Zidan lagi saat tau pasti sahabatnya itu tidak akan membalas pertanyaannya.
Nira pun tanpa basa basi masuk ke dalam mobil setelah Zidan membukakan pintu untuknya.
"Cih pake jumper!" Celetuk sinis pria yang ada di samping Nira dengan santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO AM I?
ActionOH IYA SEBELUMNYA FOLLOW DULU YA Biar tau update ceritanyaa 😍😍 BACK TO MY STORY! Kisah ini bercerita tentang Nira, seorang perempuan yang awalnya agent rahasia. Mulai memalingkan wajahnya untuk mencari jawaban atas kematian kedua orang tuanya dan...