14. KONTRAK SELESAI

27 8 0
                                    

Tok... Tok....

Suara ketukan tidak menghentikan aktivitas James yang tengah fokus membaca laporan pengiriman barang di dalam ruang kerjanya.

"Yaa." Balas James singkat sambil membalikkan kertas laporan, memberitanda dirinya tidak keberatan bila seseorang mengusik kegiatannya.

Tidak butuh waktu lama Hildan mulai masuk dengan pelan ke ruangan yang bernuansa abu-abu putih itu.

"Bos memanggil saya?" Tanya Hildan sopan saat dirinya sudah berdiri di depan meja sang pemilik yang masih berkutat dengan tumpukan kertasnya.

Setelah Pria tadi berhenti bertanya, James langsung menyandarkan punggungnya pada singgahsana, "Bagaimana menurutmu gadis itu?" Tanya James datar, dengan tatapan dingin penuh intimidasi.

Pria yang mendengar bosnya berbicara hanya bisa menelan ludahnya kasar demi menghilangkan kegugupan, "Dia cukup lincah, hanya kurang kuat."

Terselip kegugupan saat Hildan mengeluarkan suaranya, selain itu dirinya sambil mengulungkan map berisi hasil evaluasi kekuatan gadis yang tengah dibicarakanya.

Dengan satu tangan James langsung mengambil map tersebut dan membukanya, "Tidak buruk. Latihlah dia."

Mendengar itu Hildan yang sejak tadi tertunduk memberanikan diri menatap bosnya, terlebih dirinya yang mencari identitas gadis tersebut. Jelas jelas dia musuh  bos, untuk apa memberikannya pelatihan, lebih baik membunuhnya! Namun, lain halnya jika memang itu yang diinginkan bos, dia percaya segala keputusannya. Pemilliknya.

"Anda mempercayai gadis itu bos?" 

Kali ini Hildan berusaha memastikan tindakan bosnya dengan wajah menghadap ke arah James yang tanpa ekspresi.

"Tidak, bisa jadi dia gadis licik yang penuh dengan intrik jahat. Perhatikan dia dan laporkan secara berkala." Ungkap James dengan tegas sambil menautkan seluruh jari tangannya hingga bisa dijadikannya sebagai penumpu wajah.

"Baik bos!" Jawab Hildan tegas, bisa dibilang dirinya lega mendengar titah James, terlebih bosnya sama sekali tidak menurunkan kewaspadaannya pada adik tiri dari kawan terdekatnya. Zidan.

Setelah merasanya urusannya selesai, Hildan akhirnya mulai angkat kaki dari ruangan dan membiarkan bosnya kembali berkutat dengan berbagai kesibukan.

"Sekamarlah dengannya, tapi jangan menyentuhnya!" Titah James sebelum Hildan benar benar menghilang dari ruangannya.

"Baik Bos!" Hildan tertegun sesaat, langkah kakinya seakan membeku, tapi dirinya berusaha mengangguk pelan dan melanjutkan langkah kakinya.

"Kita lihat, seperti apa dirimu yang sebenarnya!"

Seringai James terbentuk sempurna, dirinya seakan tidak sabar dengan apa yang akan terjadi.

~~~~~~~~

Terik matahari mulai menerobos dan membangunkan Nira dari tidur lelapnya. Matanya yang mulai terbuka masih berusaha untuk menyesuaikan terang kamarnya saat Zidan tanpa ampun membuka korden kamar secara sepihak.

"Baby, kau harus kembali ke mansionnya." Seru Zidan mengingatkan tentang latihan yang akan diterimanya di kediaman Zylan.

"Bang, gue baru tidur jam 4! Ini masih jam 6 gila aja tidur 2 jam!" Oceh Nira seperti orang mengigau, sedangkan Lysa yang berada di sampingnya masih terlelap dengan tenang.

"Terserah."

Dengan angkuh Zidan  melangkahkan kakinya keluar dari kamar itu untuk bersiap pergi mengurusi bisnisnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WHO AM I?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang