1. BALAS DENDAM

120 57 48
                                    

"Dad belakangmu! Lalu tendang bagian kanan! Momy lorong depan ada yang mendeket! Yap keren sekali!" Ucap Nira dengan semangat sambil menggunakan headphone yang menyambungkan percakapannya. Aksi kedua orang tua yang baru saja dilihatnya melalui cctv begitu menakjubkan, sayang dirinya hanya duduk diam di dalam mobil sambil memberitau keadaan sekitar melalui laptop kesayangannya yang menampilkan cctv bagian dalam gedung.

"Dad Mom, bersiaplah 20 orang dari depan dan 15 dari lorong kanan!" Seru Nira lagi dengan mata elangnya masih mengawasi kamera cctv yang begitu banyak.

Dady yang selalu mendengarkan semua ucapan anaknya itu lantas kembali bertanya,"Ok Ney, dimana target kita sekarang?"

Pria dengan baju lapangan khusus berlari kecil menghampiri musuhnya,  terkadang juga melepaskan tinjuan bahkan tembakan jika diperlukan.

"Di ruangannya, masih tidak ada pergerakan yang mencurigakan." Jawab Nira setelah mengecek berbagai cctv yang sedang di awasinya denga jeli.

Sambil melihat aksi kedua orang tuanya. Nira terus mengamati pergerakan musuh yang mencurigakan. Otak brilian Nira seakan bekerja dengan baik dan menyadari ke anehan tersebut.

"Mom! Dad! Target kita sepertinya berubah, dia seakan yang membawa buktinya dan baru saja masuk lift. coba lumpuhkan mereka."

Sedangkan di tempat lain momy dan dady Nira hannya saling pandang sambil menghajar musuhnya yang masih memberikan perlawannan sengit.

"Oke! Ney buka lift itu!" Seru Ryan yang masih bergerak dengan gesit menghindari pukulan lawannya dan menyerang balik di bagian vital.

Nira mengerahkan kemampuannya dalam merentas sistem. Lift yang awalnya bergerak naik kini mulai turun menuju lantai keberadaan kedua orang tuanya. Seringai Nira tergambar dengan jelas, entah mengapa setiap dirinya mulai bekerja dia tidak bisa menghilangkan garis melengkung di wajahnya. Menegangkan. Seperti ada kepuasan tersendiri bagi Nira selama bermain dengan laptop ke sayangannya.

"3.... 2.... 1.... Go!" Tepat setelah aba aba Nira, pintu lift terbuka dan kedua orang tuanya dengan cepat mencari celah agar tetap bisa masuk ke dalam lift tersebut.

Naila sang ibu,memilih untuk melewati lawannya dengan berlari di tembok setelah mendengar aba aba dari putri kesayangannya sedangkan Ryan memilih menjatuhkan dirinya seperti berseluncur diantara musuhnya. Nira yang menyaksikan adegan laga tersebut sama sekali tidak berkedip, bahkan matanya selalu berbinar saat melihat kedua orang tuanya beraksi.

Lift pun langsung tertutup seketika setelah kedua tamu tak diundang berhasil masuk. Kini Nira berusaha keras mencegah lift terbuka dengan kemampuannya dan kedua orang tuanya masih terus bergelut dengan seorang yang berada di dalam lift.

Pria yang berada di lift tersebut sungguh tangguh, kelasnya sangat berbeda dengan lawan yang tadi. Tapi tetap saja kemampuan kedua orangtua Nira tidak bisa dikalahkannya dengan mudah dan akhirnya pria dengan setelan jas lengkap itu terkapar dengan darah segar di ujung bibirnya.

"Ney sepertinya kau benar! Aku menemukan flashdisk hitam!" Seru Ryan sambil mengangkat flasdisk hitam yang menjadi incaran pada misi kali ini ke arah cctv.

"Dad liat isinya dulu dong!" Teriak Nira melihat dadynya begitu gembira melalui cctv karena misi kali ini akan selesai.

"Ryan sepertinya kau kalah pintar dari putrimu." Ejek Nuila sambil menyaut flashdisk dari tangan suaminya.

"Hey! anakku juga pasti lebih dari istriku!" Ceplos Ryan sambil menatap Nuila dengan geram dan Nira yang hannya duduk di dalam mobil mendengarkan percakapan tersebut hanya terkekeh geli.

"Okey aman!" Ucap Nuila sambil tersenyum singkat, misi kali ini berhasil dengan sempurna terlebih gadis kecilnya sangat berperan dalam keberhasilan misi pertamanya bersama keluarga.

WHO AM I?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang