Sesampainya di kediam James, Nira dan Zidan langsung di sambut oleh beberapa penjaga yang mengenakan kaos hitam dengan celana training hitam di depan pintu mansion.
Melihat itu, sebenarnya Nira cukup terkejut, terlebih salah satu penjaga yang sedang berdiri di sana merupakan penjaga yang sempat dia usili sebelumnya.
"Hildan! Tumben ada disini." Sapa Zidan seakan akrab dengan penjaga di sana.
"Katanya ada orang baru yang mau ikut latihan." Jawabnya santai sambil mengangkatkan lengannya membalas tos yang Zidan layangkan.
Zidan tersenyum miring sambil melirik ke arah Nira, seakan memberikan jawaban ke Hildan.
Hildan yang melihat gerak gerik Zidan seakan langsung paham, "Ohh ini! Katanya kau penjaga Bos!" Ucap Hildan sambil menatap garang ke arah Nira, terlebih gadis yang ada di hadapannya itu berhasil menumbangkan dirinya kemarin.
Nira hannya tersenyun kaku sambil membalas tatapan garang Hildan dengan pupy eyes nya.
Zidan yang mengamati kedua orang itu cukup kaget dengan reaksi Hildan, "Kalian udah kenal? Gue titip dia yaa!" Ungkap Zidan sambil mengelus pucuk kepala Nira dengan kasar.
"Tenang dia gak akan mati." Balas Hildan dengan senyum yang sulit untuk diartikan.
"Langsung aja ke ruang latihan, adik kecil. Nanti jangan nangis yaa." Lanjut Hildan dengan nada menggoda.
Tanpa berbasa basi Hildan langsung menunjukkan jalan ke ruang latihan kepada Nira dan juga Zidan. Letaknya tepat berada di taman belakang mansion, tempat yang sebelumnya sudah di lihat Nira.
Bangunan yang terlihat seperti asrama, memang benar itu asrama untuk para penjaga, dan menurut penjelasan Hildan, fasilitas kamar dari asrama juga berbeda sesuai dengan hasil latihan. Semakin tinggi peringkatnya maka tentu saja fasilitasnya semakin lengkap.
Sedangkan ruang latihannya berada di bagian bawah tanah bangunan asrama tersebut. Saat Nira menuruni tangga dirinya merasa tidak ada sesuatu yang spesial, tapi saat dirinya sudah berada di ruangan latian dirinya benar benar terperangah.
Ruangan latian indor ini besar, bahkan sangat besar. Terlihat banyak sekali sekat yang membagi setiap ruangan di sini mulai dari area memanahan, menembak, ring untuk bertarung, dan masih banyak lagi terlebih untuk angkat beban.
Bisa dibilang fasilitas di sini bisa menyamai tempatnya dulu bekerja, di White Agent.
"Tercengang?" Ungkap Hildan saat melihat reaksi Nira yang tidak bisa di tutupi.
"Hmn, menakjubkan. Apa ini di buka setiap saat?" Tanya Nira sambil menatap setiap ruangan dengan seksama tanpa menoleh ke arah Hildan.
"Tentu, kau bisa datang kapan pun untuk berlatih. Tapi, jika kau tidak menyerah pada pertemuan pertamamu."
"Apaan sih pertemuan pertama!" Ungkap Nira dengan kesal.
James juga seakan meremehkannya, Zidan juga bahkan terlihat sangat cemas mengenai pertemuan ini.
"Kau akan bertarung dengan 6 orang terbaik, dan melakukan berberapa penilaian setelahnya. Setidaknya itu akan menjadi peringkat sementaramu sampai penilaian bulan ini diadakan." Jelas Hildan dengan singkat.
Sedangkan Nira yang mendengar itu menganguk paham dengan kedua tangan berada di dalam saku celana, "berapa lama pertarungan itu?"
"Hanya 30 menit."
"Ehh! Bukannya 15 menit?" Tanya Zidan memastikan.
Melihat wajah Zidan yang begitu kusut Nira hannya tersenyum kecil sambil mantap kakaknya itu, "Bang lu khawatir banget deh!"
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO AM I?
AcciónOH IYA SEBELUMNYA FOLLOW DULU YA Biar tau update ceritanyaa 😍😍 BACK TO MY STORY! Kisah ini bercerita tentang Nira, seorang perempuan yang awalnya agent rahasia. Mulai memalingkan wajahnya untuk mencari jawaban atas kematian kedua orang tuanya dan...