4-Perjodohan

48.1K 3.8K 377
                                    

Karena Kemaren gua lupa Up dan sekarang gua lagi gak mood.
.
.
Jadi gua triple up
.
.
Budayakan pencet Vote
.
Happy Reading

Sekarang Isa sudah di rumahnya. Tiba-tiba Dika mengizinkannya pulang ke rumahnya, tanpa berpikir panjang mengenyahkan pikiran negatif tentang Dika ia langsung saja pulang. Toh Isa juga udah kangen rebahan di kasur kesayangannya.

Dika mencurigakan.

Sungguh mencurigakan.

Toktoktok

Suara ketokan di kamar isa. Isa yang lagi rebahan langsung membuka pintu disitu ada mamahnya sedang berdiri di depan pintu.

"Kenapa mah? Biasanya juga langsung masuk..tumbenan"

"Isa, mamah sama papah mau ngomong serius sama kamu" dengan nada dan raut wajah serius. Isa mengangkat alisnya sebelah mengisyaratkan jika dirinya bingung.

Sekarang Isa dan kedua orang tua nya sudah duduk di sofa ruang tamu. Orang tua isa memasang wajah serius yang membuat Isa bingung dengan situasi ini.

"Bisnis papah kamu bangkrut sa" Mamah membuka pembicaraan.

"Hah? Kok bisa Pah?" Tanyaku menghadap ke papah.

"Kamu mau bantuin papah Sa?" Papah nanya balik.

"Bantu apa? Isa kan masih sekolah belum bisa ngehasil uang apalagi belum bisa kerja pah"

"Kemaren ada perusahaan yang mau ngebantu bisnis papah Sa bahkan malah mengajak kerjasama itu kesempatan bagus juga bagi bisnis papah, tapi dengan dua syarat sa, kamu gak keberatan kan sa?"

"Kok tanya aku pah? Kan papah yang di tanya ajakan dari perusahaan itu" Isa makin bingung kenapa Papahnya malah nanya ke dirinya.

"Tapi dua syarat itu menuju ke kamu Sa. Makanya papah tanya ke kamu, kamunya keberatan apa gak?" Nada dan mimik wajah serius menatap ke Isa begitu juga dengan mamahnya menunggu jawaban Isa.

"Emang Syaratnya apa pah?" Tanya Isa sambil memainkan tangannya. Ia ragu.

Papahnya belum sempat menjawab pertanyaan Isa namun ada klakson mobil berbunyi di depan rumahnya. Dengan sigap mamahnya menyambut orang itu ternyata ia yang ingin membantu bisnis papahnya dengan dua syarat itu.

Isa masih duduk di sofa dengan kepala menunduk tidak ingin melihat tamu yang datang yang ternyata sudah duduk di depannya.

"Cih gada sopan santunya mentang-mentang holkay" batinnya.

"Gimana tawaran saya Pak Rama?" Tanya tamu itu yang ternyata perempuan.

"Saya belum memberitahu syarat-syarat itu ke anak saya"

"Kalau begitu silahkan kasih tau kepadanya" dengan nada angkuh. Papah Isa hanya mengangguk.

"Isa..syaratnya itu kamu ehm..syarat pertama kamu harus di jodohkan dengan anaknya dan yang kedua kamu harus tinggal bersama anaknya." Isa sontak terkejut langsung mendongak menatap papahnya.

"Gak pah...Isa gabisa pah, Isa gak mau nikah muda, Isa punya masa depan sendiri pah"

"Saya pikir kamu gak bakal menolak perjodohan ini Isa. Bukannya kamu sudah mengenal jauh anak saya?" Sahut perempuan angkuh itu yang keliatan awet muda menyenderkan punggungnya ke sofa dengan kedua tangannya di lipat di dadanya.

"Anak anda? Tidak, saya tidak mengenalnya. Anda saja saya tidak mengenalnya. Dan saya minta maaf saya tidak menerima syarat-syarat itu."

Isa beranjak dari sofa yang di dudukinya ingin pergi namun papahnya memanggilnya dengan nada yang sedikit emosi. Seketika Isa menghentikan langkahnya dan papahnya mendekatikanya.

OBSESSIVE AND POSSESIVE🔞 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang