14-Penyelamat

24.6K 1.7K 167
                                    

"DIAM!"

Tubuh Isa bergetar mendengar Dika berteriak kepadanya untuk pertama kalinya. Matanya menatap wajah Dika yang amat datar menggertakan giginya. Otot-otot di sekitar rahang dan leher terlihat jelas. Dika marah. Dika kembali menyeret Isa hanya pasrah. Isa takut.

"Tiduran" perintah Dika dengan nada amat dingin. Jari telunjuknya menunjuk kasur di depannya.

Isa menuruti badan sedikit bergetar. Menahan ketakutan dan tangisan dalam diam.

Isa terlentang sedikit isakan ia tahan. Raut wajah Dika masih tetap datar. Dika merangkak menindihi Isa. Tangan kanan membelai mengusap pipi Isa. Isa mencoba menghindar sentuhan dari Dika.

"Dikaa.." panggil Isa sedikit bergetar.

"Dikaa berenti" ucapnya lirih tidak di gubris sama sekali. Malah tangan Dika mengangkat kaos hingga sedada.

"Dikaa please berenti.."

"Bukannya kemaren yang lu minta hm?" Jari jempolnya mengusap bibir Isa.

"Ini masih pagi"

"Terus kemaren apa? Lu juga minta di pagi hari"

"Gua gak ingin"

"Gua ingin"

Isa kehabisan kata-kata untuk alasan menanggapi orang di atasnya. Isa memejamkan matanya memikir.

"Kalo lo berani nglakuin itu ke gua, gua sangat sangat benci lo" ancam Isa.

"Pfftt hahahahaha" Dika tertawa layaknya devil.

"Lo ngancem gua? Lo benci sama gua? Silahkan. Karena lo semakin mancing libido gua"
.
.
.
Skip..

Jam menunjukkan pukul sebelas siang hari. Diky memasuki mansion keluarganya dengan senyuman terpatri di wajahnya. Jari telunjuknya memutarkan kunci mobil.

"Kamu sudah pulang?" Tanya ibunya.

"Hm"

"Ayok sini kita mau makan siang" Diky hanya mengangguk. Mengekori ibunya ke meja makan. Pandangannya tak luput dengan sosok yang sangat mirip dengannya.

Dika.

Diky menyeringai.

Diky duduk tepat di hadapan Dika. Di samping ibunya.

"Ibu, ayah dimana?" Basa-basi Diky.

"Tentu saja sibuk. Ada apa? Tumben sekali Ayah"

"Tidak ada apa-apa" Diky tersenyum.

"Kamu terlihat ceria. Ibu jadi penasaran apa yang membuat mu seceria ini" ucap Ibu sambil mengambilkan makanan untuk anak-anaknya.

"Hanya bongkahan kenyal yang membuat ku seceria ini"

"Uhuk"

"Eh kaka gak papa? Bentar aku ambilin minum" Fael bergegas minum di bantu ibunya lalu di berikan ke kakanya. Dika.

Dika meminum dengan rakus. Fael memukul kecil punggung kakanya.

"Makasih"

"Lu gak papa?" Tanya Diky.

Dika acuh mengabaikan pertanyaan Diky. Diky semakin menyeringai.

"Apa maksud kamu bongkahan kenyal?" Tanya Ibu pelan.

"Ibu jangan pura-pura tidak tau"

"Jangan bilang ka Diky habis.."

"Tepat sekali.." Diky bertepuk dengan pikiran adiknya. Fael.

OBSESSIVE AND POSSESIVE🔞 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang