"Lu kenapa di sini" tanya Dika berdiri di depan Isa yang sedang terduduk di sofa apartemen.
Isa enggan menjawab bahkan menatap pun ia tidak mau. Dika menggertakan giginya memegang bahu Isa namun di tepis olehnya.
"Gua jelasin" ucap Dika lagi namun tidak di gubris Isa sama sekali.
"Gua bilang gua bakal jelasin!" Amarahnya sudah mencapai puncak.
"Gak ada yang perlu di jelasin karena gua pikir lebih baik pergi dari apartemen lu" Isa berdiri menatap sebentar Dika dengan mata agak memerah. Menabrak bahu Dika. Berjalan menuju ke kamar untuk berkemas.
Isa mengambil kopernya memasuki barang-barangnya. Dika kembali mendekat dengan seringainya.
.
.
.
Flashback."Kamu kenapa kesini?" Tanya cewe itu melihat bergantian Isa dengan orang itu.
"Tuan Dik.."
"Diam" Dika memotong perkataan dokter itu yang berdiri karena kehadirannya.
Dika melirik Isa sebentar lalu melangkah mendekati cewe itu. Memegang kedua bahunya. Terjelas raut wajah khawatir.
"Lu gak papa?"
"Hah? Gak papa..tapi.." cewe itu mengangguk lalu melirik sekilas Isa yang menatap lekat interaksi mereka berdua.
"Nanti gua anter" ucap Dika lalu beralih menatap ke Isa.
"Lu kenapa bisa di sini?" Tanya Dika ke Isa.
"Kenapa? Gak suka?"
"Pak Dokter..apa anda mengenal mereka berdua?" Isa beralih bertanya ke Dokter tersebut. Sontak Dokter itu kaget menatap Dika. Dika pun menatap Dokter itu seperti mengisyaratkan sesuatu.
"Sepertinya anda mengenal mereka berdua dengan baik" di lihat dari sikap Dokter itu sudah jelas pasti mengenalnya.
"Selamat" ucap Isa setelah itu keluar ruangan tanpa sepatah kata lagi.
.
.
.
Suara gedoran pintu terdengar.Siapa lagi kalau bukan Isa. Ia terkurung di dalam kamar akibat di kunci dari luar oleh Dika.
"Dika bangsattt!!"
"Buka pintunya jancokkkk!!!"
"Anjinggg!!"
Tadi sewaktu Isa membereskan barang-barangnya ke koper. Dika menghampiri lalu membungkam Isa menggunakan tisu yang sudah di berikan obat bius.
Isa terbangun dengan keadaan kamar sudah terkunci dan kamar hanya ada pakaiannya saja. Entah kemana barang-barang yang lain dan handphonenya.
Isa masih setia menggedorkan pintu sesekali mengumpat. Apakah di dengar oleh Dika?
Tentu saja tidak.
Dika malah masih santai dengan segelas wine di tangannya dan melihat ipad di depannya dengan seringai di bibirnya.
Terlihat seperti psiko.
.
.
.
"Huhhh huhh huhh" nafas terengah-engah terbangun dari mimpi buruknya."Ka..Kaka gak papa?" Tanyanya mengelus punggungnya.
"Hah? Ah iya gak papa..kamu tidur lagi aja"
"Fael baru aja mau tidur"
"Ah maaf ketiduran di kamar kamu..yaudah kaka pindah kamar ya tidur yang nyenyak" mengusap rambut adiknya.
Ia melihat jam dinding di kamar adiknya menunjukkan jam 00.12 namun mimpi buruk itu seperti kenyataan membuat perasaannya tidak tenang.Ia keluar dari kamar adiknya. Kini sedang menatap pintu di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSIVE AND POSSESIVE🔞 [END]
Teen Fiction[END] "Gua ga suka lu sama orang lain selain gua!"-Dika. "Lu gada hak buat ngelarang gua"-Isa. "Lu sekarang jadi PACAR gua!"-Dika. [SEME×SEME] [GAY] [B×B] [HOMO] [🔞] #1-Maho (25/6/21) #1-m×m (31/7/21) #1-manly (3/7/21) #2-17+ (3/7/21) #1-homosexual...