Olahraga

24 6 0
                                    

Saat ini di hamparan lapangan yang
Luas dengan rerumputan hijau. Zyshya dan kedua temanya sudah berbaris dengan rapi, mereka berada di barisan kedua.

"Kenapa nggak depan aja sih?" Tanya Aeleasha.

Ignacia menggelengkan kepalanya sembari tersenyum penuh arti. "No..no..no! Panas di depan. Sunburn."

"Ini masih pagi. Sehat kalo kena sinar matahari." Melihat matahari yang sinarnya belum terlalu terik, membuat Zyshya berpikir bahwa Ignacia lupa waktu bahwa sekarang ini masih pagi dan udara pagi ini juga sejuk.

"Ssh! Sunburn tetap sunburn."

"Banyak alasan Lo. Takut kalo suruh main duluan 'kan?" Tebak Aeleasha tepat sasaran.

Ignacia melirik sinis, "tebak-tebak berhadiah Lo?"

"Tebakan gue benar. Dapat hadiah dong!"

"Makanya jangan males kalo di ajak main golf." Tutur Zyshya.

Karena pernyataan kedua sahabatnya itu, Ignacia langsung menatap dua orang yang berdiri di sampingnya. "Gue bukan males, tapi gue hemat uang. Main golf itu bayar, mahal lagi mending buat beli skincare."

"Bapak Lo nggak bakalan jatuh miskin kalo cuma kasih uang buat main golf. Beli skincare juga mahal." Tutur Aeleasha.

"Gue tau bapak gue nggak bakal jatuh miskin kalo cuma kasih uang buat main golf, tapi karena gue anak yang baik jadi gue hemat uang." Papar Ignacia.

"Hemat apa nggak mau keluar uang?" Tanya Zyshya.

Ignacia tersenyum, ia menunjukan dua jari untuk memberitahu bahwa opsi kedua adalah benar. "hematovať peniaze,aby si zbohatol/ hemat uang, untuk menjadi kaya."

"Bodo amat!" Sahut Zyshya dan Aeleasha bersamaan.

"Habis ini giliran Lo! Aeleasha udah ke depan." Ignacia baru menyadari setelah Zyshya memberitahunya bahwa Aeleasha sudah berjalan kedepan.

"Ya Lo dulu! Orang Lo di tengah." Dia menjawab dengan percaya diri. Tidak masalah, ia berada di paling kiri. Sembari melihat cowok ganteng di kelas sebelah, itu akan meningkatkan mentalnya karena wajah cowok yang ada di kelas sebelah memang bak air putih yang bening dan bagaikan jalan tol yang mulus bebas hambatan.

Zyshya hanya melihat Ignacia yang sibuk memandangi anak kelas sebelah. Dia langsung berjalan ke depan setelah Aeleasha kembali. Setelah memposisikan badannya dengan benar, Zyshya langsung memukul bola itu. Dan seperti dugaannya, tepat pada target.

"Ignacia! Woy! Giliran Lo!" Gilbert berteriak, karena Ignacia tak kunjung berjalan.

Zyshya menunggu sahabatnya itu untuk berjalan ke depan. Dengan muka pasrah, Ignacia berjalan mendekati Zyshya dan Gilbert.

"Cepat banget. Nggak bisa apa nungguin sepi?" Protes Ignacia.

"Protes aja Lo! Udah cepat!"

"Pak ketua, sabar kenapa? Ini gue baru cari posisi biar nyaman."

"Kalo takdir nggak usah cari juga pasti datang dan nyaman."

"Posisi, Gilbert! Bukan pacar! Telinga Lo!"

"Gue kirain pacar."

"Telinga Lo kayaknya bermasalah. Galau Lo?"

"Kepo Lo kayak dukun! Cepetan!"

"Iya! Sabar-sabar!"

Ignacia menarik napas dalam-dalam. Raut wajahnya berubah menjadi serius, Zyshya duduk menunggu Ignacia sampai memukul. Ignacia memukul bola itu dengan tegang, setelah di pukul, Gilbert mengamati arah bola kecil itu.

Secret Mission And LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang