After bazar

15 5 0
                                    

Kaki yang pegal menjadi hadiah setelah bazar, semua yang sudah selesai dengan stand mereka beristirahat. Ada yang di kantin, taman sekolah, dan swalayan. Banyak juga yang belum habis apa yang mereka jual, waktu bazar sampai sore hari jadi masih bisa dilanjutkan sampai batas waktu yang ditentukan. Kali ini JR dan 3Edard duduk di taman sekolah yang memiliki suasana hijau dan asri tentunya membuat rasa lelah mereka sedikit berkurang. Di bawah pohon yang rindang mereka duduk kursi taman yang berbentuk bulat, mengelilingi pohon rindang tersebut.

Ignacia menghembuskan napas berat, "capek banget gue!" Keluhnya.

Aeleasha melirik sinis, "ngeluh mulu, kerja juga ngga banyak."

Algis yang mendengarnya tertawa dengan cukup keras, "Skakmat!" Ledeknya dengan puas.

Ignacia mendengus sebal, "setan siang bolong masih ada aja."

Mendengar kata setan yang menurut Algis tertuju padanya, ia langsung melotot tak terima. "Setan kok teriak setan!" Ujarnya dengan santai.

Sebelum Ignacia mampu membuka suara lagi, Cadfael lebih dulu berbicara. "Pameran apa?"

Aeleasha menautkan alisnya karena bingung, "Apanya? Pameran?"

"Pameran sekolah." Cadfael berucap lebih detail lagi.

"Pameran karya siswa," Ujar Zyshya.

Algis merasa bingung, "gimana karyanya? Kan pasti banyak?"

Ignacia mengangguk setuju, pasti karyanya banyak sekali. "Milihnya gimana 'kan bejibun? Apalagi murid di sini gambarnya ngga jelek jelek amat kayak gambar gue."

"Dari awal udah disiapin, karya yang bagus memenuhi kriteria pameran. Kalo ada filosofi itu jadi nilai tambab." Griffin menyahut setelah bungkam dari tadi.

"Apa lagi dah? Filosofi? Gimana jelasin filosofi karya?" Algis semakin bingung, otaknya yang kentang belum bisa menerima dan masih melakukan loading apalagi otaknya masih 3G yang membuat semakin lama mengerti.

Aeleasha menjadi penasaran, dia tidak suka menggambar atau melukis jadi ia tidak pernah memikirkan filosofi dari gambarannya yang penting menggambar dapat nilai selesai jangan repot. "Filosofi karya gimana? Dari sekian banyak karya cara pahamin gimana?"

"Caranya tatap mata saya, paham paham." Algis menatap Aeleasha, ia menahan tawa yang akan menyembur dari mulutnya itu.

Aeleasha menatapnya datar, "nggak paham, dodol!"

"Tanya Cadfael pasti paham." Ujar Algis tiba-tiba, Cadfael yang sedang sibuk dengan asrama ceweknya langsung menoleh kepada Algis.

"Apa yang gue paham?" Tanya Cadfael tidak mengerti.

Algis tertawa kecil melihat raut muka Cadfael yang bingung. "Ukuran bulan." Jawab Algis asal.

Cadfael yakin bukan itu yang dibahas oleh mereka tadi. "Tau, ada google."

"Aish! Gue kepo sama pameran! Berisik aja lo berdua!" Ignacia sedari tadi penasaran dengan pameran, jujur dia tidak pernah mengikuti kegiatan pameran sekolah jadi gadis itu tidak tau bagaimana. Tidak tertarik hanya melihat lukisan dan gambar atau keramik saja.

"Lo juga sama, Maemunah!" Tutur Algis.

"Kalian ngga pernah ikut pameran sekolah?" Tanya Zyshya, sebab dia selalu mengikuti setiap tahunnya walaupun hanya melihat beberapa dan tidak semua. Dia menyukai filosofi dari setiap karya yang berbeda dan makna yang berbeda. Seni memang memiliki sebuah ciri khas pada masing-masing karyanya.

Mereka serentak menggeleng, Ignacia dan Aeleasha fokus kepada Griffin. "Lha? Lo belum pernah ikut pameran sekolah?" Tanyanya menunjuk Griffin.

Griffin menggeleng singkat, "belum pernah."

Secret Mission And LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang