Saldo

20 6 0
                                    

Suasana kantin sangat ramai sekarang. Zyshya dan kedua sahabatnya sedang duduk manis di salah satu meja dengan kesibukan masing-masing.

Ignacia langsung menoleh ketika merasa ada seseorang yang duduk disampingnya. "Ngapain lo ke sini?"

"Makan. Ya kali cuci muka."

Ignacia memilih tidak melanjutkan omongannya dengan Algis dari pada membuat dia kesal sendiri. Sedangkan Cadfael dan Griffin duduk anteng.

"Ganteng emang ciptaan Tuhan." Tutur Ignacia melihat eksplore instagramnya yang berisi cowok-cowok tampan. Ciptaan Tuhan yang sangat indah.

"Kalo nggak ganteng bukan ciptaan Tuhan?" Pertanyaan itu terlontar dari Mulut Algis.

"Iya. Lo bukan ciptaan Tuhan."

Algis langsung melebarkan matanya mendengar pernyataan gadis manis di sampingnya. "Enak aja."

"Mulai lagi." Tutur Griffin.

"Ambil makanan sana." Titah Cadfael pada Algis.

Algis langsung berdiri mendengar titah dari Cadfael.

"Gue titip dong, Al." Ignacia sudah tersenyum manis agar Algis mau mengambilkan dia camilan atau setidaknya minuman, tetapi jawaban dari Algis membuatnya kembali merasa kesal dengan cowok yang berdiri di hadapannya ini.

"Ogah! Ambil sendiri."

"Awas lo!" Geram Ignacia.

"Cewek cantik harus sabar. Nanti cantiknya luntur kalo marah-marah." Monolog Ignacia.

"Lo dari tadi udah marah-marah. Kenapa baru ngomong gitu sekarang?" Perkataan Aeleasha benar juga, ia dari tadi sudah marah-marah. Tetapi tidak masalah yang penting tetap cantik walau marah dan kecantikannya tidak luntur.

"Gue tetap cantik nggak luntur cantiknya dalam situasi apapun."

Algis kembali dengan makanan dan minuman, tetapi saat makanan itu di bagi ada satu orang yang tidak mendapat. "Gue doang yang nggak dapat?"

"Susah amat. Ambil sendiri."

"Thank you, Algis." Ucap Zyshya dan Aeleasha disertai senyuman mengejek untuk Ignacia.

"Wah! Benar-benar lo!"

"Benar-benar ganteng!" Sambung Algis.

"Ganteng? Dari mana? Ujung kulon?" Sewot Ignacia.

"Mau lihat badak lo?" Tanya Zsyhya.

"Badak? Emang ada badak di ujung kulon?" Dengan tampang bingung. ignacia bertanya jawaban yang sudah pasti.

"Nggak ada badak. Adanya one-horned rhinoceros." Jawab Griffin.

"Ya jelas adalah. Emang kembaran lo mau di taruh dimana kalo nggak ujung kulon?" Celetuk Algis, membuat yang lain tertawa selain Ignacia tentunya. Wajahnya sudah merah padam akibat ulah Algis yang menyamakan dirinya dengan badak bercula satu.

"Mau gue taruh di atas badan lo!"

"Bisa emang?" Pertanyaan Algis yang polos membuat Cadfael menepuk jidatnya di sertai helaan napas.

"Ya nggak bisalah!" Sahut Aeleasha.

"Mending lo makan." Usul Griffin yang langsung dilakukan oleh Algis dan yang lainnya.

Griffin sudah menyelesaikan kegiatan makanya begitu pun yang lainya. "Habis ini kalian pelajaran apa?" Tanya Griffin

"Bahasa Mandarin." Jawab Aeleasha.

"Kenapa harus sekarang sih?." Keluh Ignacia.

"Udah jadwalnya gitu." Jawab Cadfael jengah.

"Aksara Mandarin aja gue masih bingung."

Secret Mission And LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang