Bagaimana dengan keadaan kamu sekarang, biasa saja menurut kamu semakin parah menurut orang tua kamu. Mereka memang perduli di depan banyak orang tetapi tidak bagi kamu, kalau memang perduli ya jangan di tinggal tinggal dong.
Kamu merasa kesal dengan kedua orang tua kamu yang tidak selalu ada di samping kamu setiap saat, padahal mereka tau betul keadaan kamu sekarang membutuhkan mereka berdua namun kenyataan nya tidak. Kamu anak tunggal dalam arti tidak mempunyai siapa siapa, teman? Tidak punya karena kamu lebih sering menyendiri karena keadaan kamu sekarang membuat mu tidak percaya diri dalam mencari teman.
" Selamat siang (y/n)... Bagaimana keadaan mu hari ini? " Pertanyaan konyol menurut kamu sendiri.
Dokter itu suka basa basi kamu benci itu asli valid no debat. Kamu hanya melirik sinis ke arah nya tanpa ada niat menjawab sapaan nya, bersoda kali kau ini. Ayolah kamu membenci rumah sakit dan seisi nya, sebenarnya kamu sudah menolak agar tidak di rawat di rumah sakit dan lebih memilih dirumah saja tetapi orang tua kamu keras kepala semua. Mereka tanpa memikirkan perasaan kamu dan langsung membawa kamu ke rumah sakit. Kan jengkel pemirsa.
" Mata mu~ " Tidak tau mengumpat atau tidak, kesan bernada.
Ketika mendengar perkataan kamu, dokter itu melirik kamu dengan tatapan yang bisa di bilang lumayan tajam tetapi kamu tidak memperdulikan nya sama sekali. Dan tetap melanjutkan acara menyanyi kamu agar tidak gabut, lagi pula karena tiang infus yang terpasang sekarang membuat kamu susah kemana mana.
" Keadaan sudah lebih baik... Sudah makan siang? " Kamu hanya diam tidak menjawab pertanyaan nya tadi. Tetap sibuk dengan dunia kamu sendiri.
Dokter itu membuang nafas panjang setelah ia melihat nampan makanan yang masih utuh tidak tersentuh sama sekali. Itu membuat nya berpikir keras kembali, ia melirik ke arah kamu yang sibuk dengan layar televisi yang menunjukan sebuah acara music di sana.
" Kau tidak makan lagi? Kenapa? Kau mau terus terusan di rumah sakit itu pun terserah pada mu " Kamu melirik nya lagi sekilas. Dan melihat nampan makanan yang masih komplit makanan di atas nya.
" Tidak enak.. Tidak ada rasanya "
" Kau bisa langsung telan, kenapa kau rasakan? "
" Terserah gw dong, ribet amat lo " Sudah biasa dokter itu menangani diri mu yang sangat super menyebalkan menurut nya. Namun mau bagaimana lagi, dirinya sudah mendapatkan amanah penting untuk menjaga kamu di rumah sakit selama keadaan kamu belum membaik sepenuh nya. Meskipun kesabaran nya terus di uji sekarang dan setiap saat.
" Yakin tidak mau makan? "
Kamu menggelengkan kepala menandakan yakin dengan keputusan kamu. Mata kamu masih fokus ke layar televisi tanpa memperdulikan dokter tersebut. Pria itu membuang nafas panjang dan mengambil nampan makanan itu, ia memposisikan duduk di salah satu kursi.
Membuka plastik nya dan mengaduk makanan nya, mengambil satu sendok sedikit di atas nya dan mengarahkan nya tepat di depan bibir mu. Merasa ada sesuatu di depan kamu melirik dan menoleh ke arah dokter itu.
" Makan cepat atau kalau tidak jarum suntik menembus kulit mu lagi " Ancam yang bagus, tetapi rupanya kamu tidak perduli dengan ancaman nya.
" Tidak mau "
" Satu suap saja..."
" Tidak mau! Gw gak mau makan " Ucap mu seraya menutup wajah mu dengan boneka Ruru, dan memalingkan wajah kamu ke arah lain. Menolak keras untuk membuka mulut menyuap makanan yang sudah di berikan.
" Kalau tidak makan, perut mu akan kosong.. Ayolah hanya sedikit saja "
" Tidak mau ya tidak mau " Ucap mu kembali dan menutup wajah kembali dengan boneka yang kamu peluk menutupi wajah mu.
Pria berjas putih itu membuang nafas kembali mencoba tetap tabah dan sabar, lagi pula ia sudah terbiasa dengan semua ini. Ia mengambil boneka yang kamu peluk dengan perlahan, tetapi kamu menepis tangan nya dan kembali memeluk boneka tersebut.
" Kenapa tidak mau makan? " Tanya nya kembali dan melirik ke arah polaroit yang terpasang di meja nakas.
Ia melihat tersebut dan mengambil nya, pria itu melihat polaroit tersebut dan kemudian melirik kamu kembali.
' anak ini suka dengan idol? Pantas saja '
Kamu membuka boneka itu dan melirik ke arah dokter tadi, mata mu melihat dokter itu memegang polaroid milik mu. Merasa barang mu ternodai, kamu langsung merebut benda itu menyingkirkan nya dari dokter itu. Menatap tajam ke arah pria tersebut." Apa lo pegang pegang! Kotor kan.. Aaa~ Nana gw " Ucap mu dan membersihkan polaroid itu membuat dokter tersebut hanya bisa memperhatikan, ada kesempatan pun ia langsung memasukan makanan ke dalam mulut mu tanpa kamu tau.
Terkejut dengan aksi nya, kamu melirik ke arah dokter tersebut yang tengah tersenyum, ia melihat kedua pipi kamu menggembung karena makanan yang dia masukan.
" Dah jangan ngomel, makan saja " Karena merasa kesal, kamu memukul badan nya dengan boneka Ruru milik mu. Sedangkan dokter itu hanya pasrah dalam hati.
' gak apa apa, yang penting dia mau makan '
•••
Vote aja kalau mau lanjut.
Ceritanya lo pada bucin sama Na Jaemin, gitu aja udah jangan protes ya🙂
Next?
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor | Haruto × You [ HIATUS ]
FanfictionMenyelamat seseorang memang sebuah kewajiban sebagai sesama makhluk hidup, namun bagaimana jika yang di selamatkan adalah musuh sendiri yang mengancam keselamatan?