Tak beberapa lama kalian berdua sampai di sebuah gedung apartemen di Bandung, ya mungkin menurut pria itu biasa saja namun bagi mu itu menakjubkan sekali. Kamu hanya selalu di rumah, jarang keluar rumah itu pun kalau ada urusan benar benar penting seperti memeriksakan diri, atau bahkan sekedar acara keluarga saja. Menyiksa memang namun seperti nya sekarang kamu punya pengalaman baru.
Haruto memarkirkan mobil nya di luar karena ia akan keluar lagi untuk membawa beberapa barang mu yang mungkin ketinggalan, hanya memeriksa saja.
Pria itu mematikan mesin mobil nya dan melepaskan sabuk pengaman nya, ia menoleh ke arah mu yang terus menatap ke arah jendela dengan mulut menganga. Tentu saja mengundang tawa pelan dari pria berumur 25 tahun itu, ia mendekat dan menyentuh dagu mu membuat mulut mu kembali tertutup kembali.
" Jangan mangab gitu, tar nyamuk nya masuk " Kamu menoleh ke arah pria itu dan terkejut, reflek sana kamu mundur namun kepala mu malah terbentur jendela mobil.
Duk!
" ADUH! Anj lah "
" Omongan nya, sini lepas dulu sabuk nya " Ucap Haruto membantu mu melepas sabuk pengaman nya namun sebenarnya kamu bisa sendiri hanya saja pria itu memaksa membantu. Ya sudah lah biarkan saja.
Setelah semua selesai dan kalian berdua bersiap siap untuk keluar dari mobil, tentu saja masuk ke gedung mewah itu untuk mencari unit apartemen Haruto. Pria itu juga sudah menyuruh beberapa orang untuk membantunya membawa koper besar milik mu di bagasi mobil nya, sedangkan Haruto membawa tas kecil mu di punggung nya. Ia bahkan lebih terlihat seperti Ayah mu dari pada dokter pribadi mu.
" Tidak mau masuk? Kenapa berdiam diri di sana? " Ujar nya namun tidak di tanggapi oleh diri mu yang sibuk melihat ke sana kemari.
Ia hanya membuang nafas panjang dan menarik tangan mu agar cepat masuk, bukan nya terburu buru hanya saja Haruto anak nya di siplin tidak suka mengulur banyak waktu.
Kamu yang merasa di tarik juga hanya diam saja, kalau mau kabur juga kemana? Kamu tidak tau jalan di tambah kamu anak nya pelupa sekali dengan arah jalan. Kamu anggap jika semua jalan sama makanya tidak heran jika kamu dulu sering kesasar di komplek rumah sendiri.
Masuk ke dalam gedung sudah membuat kamu kagum, Haruto menoleh ke arah mu agak menunduk melihat mu terus tersenyum seperti sekarang agak membuat hati nya lega. Tentu saja, ia tidak mau jika wajah mu terus muram bahkan selalu saja terlihat marah, ia tau apa alasan nya kenapa kamu seperti itu di tambah kamu tidak terlalu bisa bersosialisasi.
Mama mu juga bercerita kepada Haruto, jika teman mu hanya satu saja itu pun sudah sejak kecil dan tentu saja waktu nya tidak begitu sebentar. Hanya satu sahabat sejak kecil yang membuat mu nyaman, bertemu dengan orang baru adalah gangguan. Pantas saja pertama kali bertemu dengan mu, kamu seperti tidak ada aura damai bahkan selalu memberikan tatapan seperti ingin baku hantam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor | Haruto × You [ HIATUS ]
FanfictionMenyelamat seseorang memang sebuah kewajiban sebagai sesama makhluk hidup, namun bagaimana jika yang di selamatkan adalah musuh sendiri yang mengancam keselamatan?