Waktu menunjukan pukul 3 sore. Kamu hanya diam di balkon, dengan di dampingi tiang infus yang selalu kamu bawa kemana mana tentu nya. Ya entah kenapa rasanya sangat bosan jika terus berada di dalam kamar terus, tidak pernah keluar, setidaknya jalan jalan ke lorong aja gak masalah.
Hanya melamun di sana, tanpa kamu sadari seseorang berada di belakang kamu. Ia membawa tas sepulang dari kampus nya, ia memang ada niat mengunjungi mu karena kemarin ia sudah menunda beberapa kali hanya untuk berkunjung dan sungguh ia sangat khawatir dengan mu. Lelaki itu menghampiri mu dengan membawa sebuah kotak di tangan nya, ia mengendap ngendap seperti maling. Ya seperti itu lah kurang lebih nya.
Sampai ia memeluk mu dari belakang sukses membuat kamu terkejut, dia malah tertawa pelan dan memberikan kotak itu kepada mu.
" Maafin gw baru bisa jenguk lo, tugas kampus kek nyatet amal jahat lo. Banyak banget " Kamu memukul nya agak keras tetapi bukan nya kesakitan dia malah tertawa.
" Gila lo! Kaget gw! " Dia duduk di samping kamu, melihat kamu melihat kotak yang dia bawa.
" Gimana? Suka gak? Susah tau nyari makanan kesukaan lo itu, keliling Bandung gw cuma gara gara gituan " Ucap nya seperti tidak ihklas, ya dia memang seperti itu jadi abaikan saja.
Kamu membuka kotak tersebut dan ternyata isi nya kue manis, atau brownies coklat kesukaan kamu. Kamu menoleh kearah nya, membuat lelaki itu tersenyum juga tetapi dengan arti yang berbeda. Entah apa arti senyum yang dia tunjukan sekarang begitu berbeda dengan biasa nya, ia menatap kamu. Dan melihat kamu memakan brownies yang ia belikan untuk kamu.
" Enak gak? " Kamu mengangguk semangat seraya memakan satu potong brownies tersebut.
" Thanks ya, Jun " Jun hanya mengangguk dan menatap kamu yang tengah memakan makanan itu dengan lahap, ia cukup senang dengan itu.
" Kapan bisa balik? Keadaan lo udah mendingan kan.. " Kamu terdiam dan menatap ke depan dengan tatapan kosong ke depan.
Entah mengapa pertanyaan Jun membuat kamu kembali berpikir tentang diri mu ke depan nya, menang nya kamu bisa bertahan ya? Entah lah, bahkan nenek kamu yang memiliki riwayat penyakit yang sama dengan mu saja tidak lama umur nya. Percaya atau tidak memang begitu, kamu tau bagaimana ending kehidupan mu akan lebih cepat. Jun menatap kamu yang terdiam, sebenarnya ia sudah tau semua karena Mama mu cerita semua nya kepada nya.
Tentu saja, Jun adalah sahabat masa kecil mu jadi ia berhak tau tentang keadaan mu sekarang. Jun juga mencoba memahami diri mu, ia sudah tau semua sejak lama meskipun ia mencoba seperti orang yang tidak tau apa pun karena dia mau kamu sendiri yang mengatakan semua dengan jujur.
" Udah baikan kok, tenang ae.. Dalam waktu dekat gw bakal balik "
" Gitu ya... Lu bosen? Jalan jalan mau? Sekalian makan sambil jalan jalan ke taman kek nya gak buruk kan " Kamu menoleh ke arah nya dan mengangguk setuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor | Haruto × You [ HIATUS ]
Fiksi PenggemarMenyelamat seseorang memang sebuah kewajiban sebagai sesama makhluk hidup, namun bagaimana jika yang di selamatkan adalah musuh sendiri yang mengancam keselamatan?