6. Kena Omel

790 62 3
                                    

Kania diseret oleh Geovano menuju mobilnya yang terletak persis di sebrang sekolah. Geovano pun menyuruh Kania untuk masuk mobil, "Masuk." Ucapnya ketus.

Kania tanpa berbalas perkataan Geovano pun langsung masuk ke dalam mobil, nyali kania langsung ciut ketika melihat tatapan tajam Geovano seolah ingin membunuhnya, "Jangan liatin aku kayak gitu," Cicit Kania takut sambil memainkan tangannya.

Geovano menoleh kearah Kania dengan raut wajah datarnya, "Kenapa bisa lo adaa disana?," Tanyanya datar.

Kania melirik kearah Geovano takut-takut, dia mengelah nafas sebelum menjawab, "Tadi tuh aku mau pulang,terus aku ngedenger ada orang ribut-ribut. Jadi aku mutusin buat kesanaa dan aku liat kamu lagi nonjokin orang itu," Katanya pelan.

"Disana bahaya." Ucap Geovano datar.

"Iya aku tau. Tapi kamu juga jahat uda nonjokin cowo tadi, kasian dia sampe luka-luka gitu. Aku pengen bawa dia kerumah sakit, tapi kamu malah nyeret aku." Tutur Kania.

Geovano mencengkram stir mobilnya kencang saat mendengar Kania kasian kepada kondisi Draco, "Dia yang cari masalah duluan sama gue." Balasnya datar sambil menatap kearah jalanan didepan dengan sorot mata tajamnya.

"Tapi emangnya nggak bisa selesaiin masalah nya baik-baik?," Tanya Kania.

"Nggak bisa," Jawab Geovano datar.

"Tapi kamu jahat banget. Nggak minta maaf lagi sama cowok itu. Aku nggak tega liat dia sampe luka-luka gitu." Ucap Kania berani.

Geovano sudah kepalang emosi mendengar perkataan kania tanpa sengaja membentak gadis itu, "LO NGGAK PERLU KASIAN SAMA DIA! DIA YANG CARI MASALAH DULUAN SAMA GUE DAN GUE NGGAK TERIMA ITU! NGERTI?!," Teriaknya marah.

Badan Kania bergetar mendengar nada tinggi Geovano, Kania benar-benar takut tak lama terdengar suara isakan kecil.

Geovano sadar akan perbuatannya pun terdiam, lalu menoleh kearah gadis itu ketika dia mendengar suara isakan kecil. Geovano merasa bersalah sudah membentak gadis itu tanpa sengaja, "Hei, gue minta maaf. Maaf gue kelepasan." Ucap Geovano lembut sambil memegang tangan Kania yang langsung di tepis oleh gadis itu.

"Hiks, a-aku mau pulang," Kata Kania dengan bibir gemetar nahan tangis.

"Iya, kita pulang ya? Jangan nangis," Tutur Geovano lembut sambil menyalahkan mobilnya.

Didalam mobil, mereka pun sama-sama diam. Kania tak habis pikir dengan Geovano yang membentak dirinya. Geovano sekali-kali melirik kearah Kania yang terlihat sedang melamun menatap jalanan.

"Maaf," Ucap Geovano tulus. Tapi Kania pura-pura tak mendengar perkataan Geovano. Kania masih terlalu takut untuk berinteraksi dengan Geovano.

Geovano yang melihat itu memaklumi, mungkin Kania sedikit syok akibat dari dirinya yang nggak sengaja membentak seperti itu.

******
Sesampainya didepan gerbang rumah Kania, Kania lantas buru-buru keluar dari mobil, Kania tidak mau berlama-lama dengan Geovano. Akan tetapi Geovano dengan cepat menahan Kania, "Tunggu," Ucapnya.

Kania menoleh kearah lengan yang di sentuh Geovano. Lalu melirik ke arah Geovano, "Kenapa?," Tanya Kania.

"Gue minta maaf uda ngebentak lo barusan," Kata Geovano lembut sambil menatap mata sembab Kania.

Kania mengangguk lalu membuka pintu mobil dan meninggalkan Geovano yang termenung didalam mobil.

"Sial," Gumam Geovano sambil memukul stir mobil.

******
Didalam kamar Kania menangis mengingat perbuatan Geovano yang berani membentak dirinya. Seumur hidup dia tidak pernah yang namanya dibentak, akan tetapi barusan Kania dibentak sama laki-laki yang menurutnya tidak kenal sama sekali.

𝘼𝙇𝙀𝙂𝙍𝘼 (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang