3. BASKET

965 122 14
                                    

Rabu pagi ini Rachel sudah rapi menggunakan kaos olahraganya. Gadis itu juga menenteng sebuah jaket di tangan kanannya.

Baru saja sampai, terlihat kelas sudah kosong melompong. Buru-buru Rachel menaruh tas dan melipat jaket yang ia bawa untuk ditaruh ke dalam tasnya.

Ting!

Mendengar nada notifikasi dari ponselnya, Rachel pun merogoh kantung celananya. Saat benda pipih itu dinyalakan, muncul satu notifikasi dari Clarissa.

Caca : udah pada di lapangan pemanasan, cepet langsung ke sini ya!

Setelah membawa botol minumnya, buru-buru Rachel berjalan sesuai instruksi dari Clarissa menuju ke lapangan olahraga.

Sepanjang perjalanan gadis itu menguncir asal rambutnya serta mengacuhkan sekitar, fokusnya benar-benar tertuju pada satu kata. Lapangan.

Ia bahkan tak sadar jika beberapa orang berdecak kagum saat melihatnya.

'Cantik banget cuy!'

'Gila ke sorot matahari napa makin cantik dah?'

'Mukanya aesthetic banget!'

'Glowing anjir!'

Bulir keringat sebesar biji jagung menetes dari dahi menyusuri pipi sampai dagu Rachel, namun ia terus berlari kecil agar cepat sampai.

Sesaat setelah sampai di lapangan, Rachel mengedarkan pandangannya. Tak lama netranya menangkap sebuah objek di ujung lapangan.

Rachel melihat sepasang manusia sedang... Entah apa yang sedang mereka lakukan dengan mengikat kakinya?

Clarissa mendongak menyadari keberadaan Rachel, gadis itu melambai heboh sambil meloncat-loncat membuat tubuhnya dan tubuh Kenan oleng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Clarissa mendongak menyadari keberadaan Rachel, gadis itu melambai heboh sambil meloncat-loncat membuat tubuhnya dan tubuh Kenan oleng.

"Heh diem! Caca nyari mati anj- aaaaa!"

"RACHEL- AAAAAAA!"

Brukkk

Teriakan Clarissa yang dahsyat menjadikan gadis itu serta Kenan mendapat perhatian dari banyak pasang mata dengan berbagai ekspresi yang berbeda-beda.

Beberapa orang menertawakan aksi mereka.

"Dahan ah! Sakit jir telinga gue!" Keluh Kenan mengusap sebelah telinganya yang berdengung.

Clarissa meringis sambil memegang pinggulnya.

"Sakit banget aaaa Kenan kenapa jatoh si!" gerutu gadis itu.

"Lah kan lo yang teriak-teriak mana loncat-loncat!"

"Ih tapi kan yang kuat dong! Masa gitu aja gak bisa nahan?! Sunat lagi aja lah cowok kok gak gentle!" Clarissa bersungut-sungut sambil memajukan bibirnya beberapa senti. Tak lupa menatap Kenan dengan tatapan kemusuhan.

FALL TO YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang