13. BEGO

543 72 25
                                    

Rachel menyelesaikan tugasnya dengan cepat. Gadis itu juga keluar paling awal saat bel yang menandakan habisnya mata pelajaran informatika berbunyi. Kaki jenjangnya menelusuri koridor dengan tangan yang terus menangkup pipi.

Sial, Alfa memang menyebalkan!

Rachel sampai di kelas paling awal. Sambil berjalan menuju kursinya, gadis itu menghembuskan nafas kasar. Kejadian tadi terus berputar di kepalanya, ia merasa pipinya memanas dan jantungnya berdebar cepat.

"IH MALAH MAKIN KEPIKIRAN!" rengek Rachel sambil menangkupkan kepalanya dengan kaki yang menendang-nendang kecil di bawah meja.

"Nih minum dulu." Clarissa meletakkan sebuah botol di atas meja. Dengan wajah putus asa Rachel segera meneguk air itu.

"Gue liat kejadian Alfa sama lo tadi-"

"Uhuk-uhuk!"

"Anjir pelan-pelan minumnya ogeb!" Clarissa menepuk pelan punggung Rachel.

Dengan tangan yang menyeka air di sekitar bibir, Rachel menatap ragu pada Clarissa. "Lo... Liat?"

Clarissa mengangguk. Kejadian antara Alfa dan Rachel tadi memang tak menyita perhatian siswa karena semua orang sedang fokus pada tugas dan kegaduhan masing-masing. Lalu bagaimana Clarissa bisa tahu? Karena tadinya Clarissa hendak bertanya pada Rachel. Karena jarak kursi mereka yang cukup jauh, Clarissa berada di kursi barisan pojok, jadi gadis itu berinisiatif menghampiri Rachel. Namun langkahnya harus terhenti saat matanya menangkap gerakan Alfa yang mengungkung badan Rachel.

Mata Clarissa membulat sontak gadis itu menepuk-nepuk pundak Kenan untuk ikut melihat apa yang dilihatnya.

Dan mereka hanya terus mengamati kejadian tersebut sampai pada Alfa yang mengacak rambut Rachel sebelum kembali duduk ke kursi cowok itu.

"Ngomong apaan tu anak?" tanya Clarissa penasaran.

Rachel memilin ujung roknya dengan bibir yang dilipat, "Bantuin gue karena gue gak paham beberapa hal doang kok."

Clarissa memicingkan matanya saat melihat pipi Rachel yang merona, "Apa lagi?"

Rachel menatap Clarissa gugup, "Dia bilang gue... Lucu."

Wajah Rachel makin memerah namun raut wajahnya tak menunjukkan kebahagiaan.

Wajah cantik itu seperti sedang berpikir keras.

"Kenapa? Lo harusnya seneng dong? Gue tau lo suka Al-" Rachel segera membekap mulut Clarissa. Matanya melotot sambil melirik-lirik kearah pintu yang ternyata muncul sosok yang sedang mereka bicarakan.

"Apaan sih ngaco!" bantah Rachel pelan.

Clarissa mendecih, "Masih gak mau ngaku lo?"

"Ish, pelanin suaranya!"

"Tuhkan kalo bukan dia orangnya gak mungkin lo minta gue pelanin suara."

Rachel makin melotot saat Alfa memandang mereka berdua, "Kenapa?" tanya cowok itu sambil memegang bukunya.

Rachel buru-buru menggelengkan kepalanya, "E-eh gapapa gapapa! Rahasia negara! Biasa bahasan cewek!"

Alfa memandang keduanya heran, Clarissa dengan cepat memberi kode pada Kenan agar membawa Alfa pergi dari kelas.

"Kemana?" tanya Kenan tanpa suara.

"Kemana aja lah sana! Cepetan!" balas Clarissa yang juga tanpa suara.

Kenan mengangguk lalu menepuk bahu Alfa dan merangkulnya, "Ngantin kuy! Sambil mabar!" ajaknya yang dibalas anggukkan.

Kedua cowok itu berlalu begitu saja, meninggalkan Rachel yang langsung menghela nafas lega. Namun sepertinya kelegaan itu tidak bertahan lama.

FALL TO YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang