21. BENARKAH?

622 58 1
                                    

Mata Rachel bengkak parah, dia terus menangis semalaman penuh usai mendengar ucapan menyakitkan dari Alfa kemarin. Hatinya sakit, Rachel merasa hanya dijadikan bahan pelampiasan saat dirinya justru menyukai dengan tulus pria bodoh bernama Alfa itu.

"Udah ya, nanti si brengsek gua penggal kepalanya biar jadi santapan buaya. Udah cup cup. Lo gak cape apa semaleman nangis terus, tidur bentar doang eh pas bangun tidur nangis lagi?" Clarissa menepuk pelan pundak Rachel, menenangkan sahabatnya yang masih terisak.

Semalam, Clarissa memutuskan untuk menginap, menemani Rachel yang benar-benar dalam keadaan kacau kemarin.

"Kalo mereka liat lo serapuh ini, lo bakal ditindas abis-abisan Chel. Bahkan banyak yang nuduh lo pelakor. Entah bakal muncul gosip apalagi kalo mereka liat lo kayak gini kan? Apalagi Alfa. Dia bakal semena-mena sama lo! Lo harus angkat kepala lo, tunjukin kalo gosip murahan kemarin tuh gak bener! Lo harus berhenti nangisin cowok brengsek kayak dia juga!"

"Buat dia nyesel udah ngejadiin lo bahan pelampiasannya doang!"

Ucapan Clarissa langsung menghentikan tangisan Rachel. Perlahan, Rachel mulai mendongakkan kepalanya menatap kearah Clarissa yang mengangguk-angguk sambil mengepalkan tangan.

"Come on girls! Princess gak boleh keliatan kayak bebegig sawah gini. Let's caww kita dandan!" Clarissa mengangkat tangannya serta tangan Rachel sampai terdengar kekehan dari sahabatnya itu.

***

Rachel menapakkan kakinya didepan SMA Swarna. Rambutnya terkibas saat angin menerpa wajahnya. Orang-orang yang berlalu lalang terdiam kaku melihat kecantikan Rachel yang hari ini terlihat berkali-kali lipat!

Dengan penuh percaya diri, Rachel melangkahkan kakinya diikuti Clarissa disebelahnya. Mereka berdua berjalan melewati parkiran, dimana ada Alfa yang sedang menaruh helm dimotornya. Cowok itu terdiam sejenak saat melihat Rachel yang tampak baik-baik saja, tidak kacau seperti kemarin.

Merasa diperhatikan, Rachel menolehkan pandangannya. Menatap seseorang yang juga sedang menatapnya. Senyum Rachel terkembang sinis.

"Kinanti!"

Sampai pada sebuah seruan dari seseorang membuat Rachel memutuskan kontak mata itu, dan berbalik menatap pada Renaldi yang sedang berlari kecil menghampirinya.

"Gak lari-lari juga kali, Re..."

Renaldi memperlihatkan cengirannya.

"Mau ke kelas kan?" tanya cowok itu yang dibalas anggukan oleh Rachel.

'Bener gak sih Rachel pelakor?'

'Katanya sih gitu kan?'

'Tapi katanya kemarin Rachel ngebantah!'

'Loh bukannya kemarin juga Alfa sama Maudy putus ya?'

'Jangan-jangan beneran gara-gara Rachel?'

Dengan segera Renaldi mendaratkan kedua telapak tangannya di telinga Rachel. Tak ingin Rachel kembali murung dan bersedih atas gosip tak jelas itu.

Namun senyum Rachel kian terkembang, perlahan tangannya memegang kedua tangan Renaldi dan menurunkannya.

"Chel—"

"Gapapa," Rachel mengangguk sambil terus tersenyum, berusaha meyakinkan Renaldi bahwa dirinya baik-baik saja.

Dan semua kejadian itu, tak lepas dari pandangan Alfa.

Saat Rachel hendak membuka mulutnya, sebuah tangan mencekal tangannya membuat Rachel mengurungkan niatnya dan menatap bingung pada Maudy yang kini melihatnya sambil tersenyum.

FALL TO YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang