31. MUAK

353 41 2
                                    

Halo!

Sebelum baca jangan lupa vote dulu!

Terima kasih yang sudah vote <3

Kalo sempet, ntar malem atau besok gua up lagi. Balik lagi aja ya heheh

Ok happy reading<3

***

Rachel berjalan menyusuri koridor dengan bibir mencebik. Rachel kesal, kenapa menfess yang kemarin dirinya baca terus-menerus terbayang dipikirannya. Rachel merasa sangat kesal.

Saat langkahnya sudah hampir mencapai pintu kelas, mata Rachel melebar.

Didepan sana Alfa sedang tersenyum sambil menerima sebuah paperbag dari dua orang gadis yang tak Rachel kenali.

Samar-samar percakapan mereka dapat Rachel dengar.

"Makasih ya kak Alfa udah mau nerima."

Alfa kembali menyunggingkan senyum ramah, "Iya, makasih ini repot-repot. Lain kali gak usah."

Salah satu diantara dua gadis itu menyenggol bahu temannya yang sedang tersipu.

"Santai kak, dia seneng kok bikin cookies buat kakak."

"Yaudah kak kita cabut. Makasih kak Alfa!"

Setelah kepergian dua gadis itu, manik gelap Alfa kini bertemu tatap dengan Rachel yang langsung tersentak dan mengalihkan tatapannya.

"Baru dateng?" tanya Alfa saat Rachel berjalan mendekat.

"Keliatannya?" setelah berucap dengan nada ketus, Rachel segera berlalu meninggalkan Alfa yang menaikkan sebelah alisnya bingung.

Entah kenapa Rachel terlihat ... kesal?

***

Pelajaran berlangsung khidmat namun tidak dengan dua orang yang asik berbisik-bisik kecil.

Rachel menceritakan kejadian tadi pada Clarissa dengan perasaan yang menggebu sambil menegaskan bahwa ia tidak sedang cemburu.

"Gue cuma kesel aja, dasar fakboy. So-soan waktu itu bilang gue cantik ternyata emang kayak gitu ke semua cewek!" bisik Rachel dengan mata berapi-api menatap punggung tegap milik Alfa.

"Nah seperti kata Tarjo, air dan minyak itu tidak dapat terlarut atau tercampur. Namun karena Tarjo tidak tahu apa alasannya, bapak akan melempar pertanyaan ini secara acak ke..." di balik kacamata kotak itu, mata pak Yafi memindai tiap murid yang sedang lengah di kelas tersebut secara acak sampai matanya menatap satu titik dan langsung menunjuk tanpa belas kasih.

"Gue tuh-"

"Rachel, coba jelaskan kenapa minyak dan air tidak dapat terlarut."

Pak Yafi memotong kalimat Rachel yang sedang asik curhat pada Clarissa. Mata Rachel membulat dengan mulut masih menganga dan tangan yang seperti tengah menjelaskan.

Semua pandangan menatap satu titik yang sama. Ya, pada titik dimana Rachel masih mematung kaget.

"Ayo Rachel, tunggu apa lagi?"

Rachel meneguk ludahnya kasar. Sial, sebenarnya Rachel ini bodoh di mata pelajaran sains. Terkadang Rachel menyesali keputusannya dan kembali bertanya kenapa dirinya harus pindah jurusan seperti ini.

"Kalo salah, gak apa-apa kan pak?" tanya Rachel takut-takut.

Pak Yafi mengangguk mantap, "Ya gak apa-apa. Kita kan sama-sama belajar. Wajar kalo kamu gak tau, tapi kalo kamu tau ya lebih bagus."

Dengan gerakan lambat Rachel mulai berdiri. Namun sebelum ia merampungkan pergerakannya, suara lain menginterupsi membuat Rachel mau tak mau menghentikan pergerakannya.

FALL TO YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang