"Younghoon tidak ikut ternyata. Dia langsung pulang. Dia awalnya minta pergi sendiri. Ternyata, dia pulang duluan tanpa memberitahu kita. Aneh juga", jawab Nagyung membuat Gyuri curiga.
"Sisanya?" tanya Gyuri penasaran.
"Ikut mencari, hanya saja mereka tidak menemukan apa-apa jadi langsung pulang", jawab Nagyung.
"Kalau tidak niat untuk memecahkan masalah lebih baik dihentikan dahulu daripada salah satu teman dikorbankan", ucap Gyuri menyindir.
"Hei! Kita sudah minta maaf, kenapa kau masih mengungkitnya, Gyuri-ah?" teriak Nagyung dan Jisun bersamaan membuat gendang telinga Gyuri berdengung.
"Suaranya kalian sungguh memekakan telinga orang! Hati-hati pita suara kalian rusak", ucap Gyuri yang kembali memasang wajah dinginnya.
Jisun dan Nagyung kompak tidak membalas perkataan Gyuri karena mereka marah atas Gyuri yang mengungkit masalah tadi waktu di sekolah. Hal itu membuat Gyuri bingung dan akhirnya memutuskan untuk menggoda mereka.
"Kalian kenapa? Jika kalian diam, maka aku anggap kalian tidak aku ajak jalan-jalan ke Pulau Jeju", ucap Gyuri membuat Jisun dan Nagyung kesal.
"Kau mengancamku?" tanya Nagyung yang masih setia menelepon Gyuri.
"Sudah dulu ya, nanti ponselnya Jisun panas", jawab Gyuri sambil mematikan sambungan telepon kemudian melanjutkan makannya.
"Cih, dasar, sekarang dimatiin", ucap Nagyung dalam hati.
"Kau mau ikut belanja nanti malam?" tanya Jisun tiba-tiba.
"Kenapa?" tanya Gyuri.
"Untuk keperluan mendatang, beberapa bahan masakanku habis. Jika kau akan terus menginap di sini tidak akan cukup", jelas Jisun membuat Gyuri menatap tajam ke arahnya.
"Kau pikir aku makan banyak, huh? Jelas-jelas kau yang makan paling banyak", bantah Gyuri yang langsung ditertawakan oleh Jisun.
"Memang aku yang paling banyak tapi kau juga akan ikut makan di rumahku 'kan", goda Jisun membuat Gyuri tertawa sejenak kemudian menatap tajam lagi.
"Kalau gitu aku pulang saja", ucap Gyuri membuat Jisun menahannya.
"Kau pulang, kau tak punya teman sepertiku lagi", ancam Jisun sambil tersenyum.
"Kau menjauhiku juga tak kuajak ke Pulau Jeju", ancam Gyuri balik membuat Jisun makin memperlebar senyumannya.
"Dasar Gyuri tidak tahu diri", ucap Jisun sambil melipat kedua tangannya di depan dada dengan wajah cemberut.
"Haha, siapa dulu yang ngancam? Kau 'kan?" tanya Gyuri.
Jisun memilih diam dan tak membalas Gyuri yang baru saja menyelesaikan makannya. Jisun sibuk berkutat pada ponselnya yang sedang melihat-lihat berita terbaru. Sedangkan, Gyuri pergi ke dapur untuk mencuci peralatan makannya tadi.
Jisun berteriak sekaligus terkejut melihat berita yang dibacanya baru saja. Hal itu membuat Gyuri menghampiri temannya itu yang super-super pemarah orangnya.
Seorang wanita dibunuh di depan Swalayan 'Happy' yang masih mengenakan seragam Korea Arts High School.
"Wae?" tanya Gyuri yang langsung menyambar ponsel milik Jisun.
"Itu...", jawab Jisun terputus karena kedua tangannya lebih dulu gemetar.
"Dibaca dulu isinya! Katanya dibunuh tapi mereka belum menemukan jasadnya. Bukankah itu aneh?" ujar Gyuri sambil menelusuri lebih lanjut berita itu.
"Tapi tetap saja... Itu teman kita pasti! Dia bersekolah yang sama dengan kita, Gyuri!" teriak Jisun takut.
"Terus aku harus apa?" tanya Gyuri santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
02 [Ji Changmin x Jang Gyuri]
Teen Fiction[COMPLETED] "Setiap orang dalam menjalani hidupnya tidak pernah lancar seperti yang dipikirkan orang lain. Hanya diri sendirilah yang bisa mengetahui, memikirkan, memecahkan, dan menghadapi hidupnya tersebut." ~Jang Gyuri "Aku bukan seperti sosok ya...