🎶 fromis_9 - "We Go"
Sudah 2 jam menunggu dan sekarang jam menunjukkan pukul 11 malam, tidak ada tanda-tanda juga, Gyuri memutuskan untuk pulang ke rumah yang tak jauh dari persembunyiannya sekarang. Gyuri pun beranjak dan melangkahkan kaki menuju rumahnya. Tetapi, saat ia melepaskan earphone yang digunakan, Gyuri tidak sengaja menabrak orang yang juga berjalan ke arahnya. Hal itu membuat Gyuri cepat-cepat memasukkan earphonenya, lalu mengatakan minta maaf pada orang itu. Tapi... Betapa terkejutnya karena orang yang dihadapannya adalah orang yang ditunggunya sedari tadi.
"Mian", ucap Gyuri sambil tersenyum kecil.
"A-a-aku yang salah. Aku tidak sengaja. Aku yang tidak memperhatikan jalan", jelas Gyuri terbata-bata.
"Sorot matanya? Pakaian dari atas sampai bawah serba hitam? Rambut hitam? Sepatu nike sport putih? Topi hitam juga?" pikir Gyuri menyelidik.
Tak ada balasan dari orang di hadapannya melainkan sorot matanya hanya memandang Gyuri. Hal itu membuat Gyuri kesal. Sosok itu memutuskan kembali berjalan melewati Gyuri. Tiba-tiba saja Gyuri menganga tak percaya dengan sweeter yang digunakan oleh orang yang ditabraknya tadi bertulisan angka '02'. Belum sempat ia memanggilnya, orang itu sudah berlari jauh meninggalkannya.
"Orang itu? Apakah Changmin? Kenapa aku tidak cepat menangkapnya? Ah, bodohnya aku", keluh Gyuri sambil mengusap rambutnya.
Gyuri pun mengurungkan niat untuk masuk ke rumahnya melainkan bergegas menuju ke rumah Jisun, temannya itu. Tapi, siapa sangka saat ia hendak melewati trotoar swalayan tempat kejadian pembunuhan itu terdapat dua sosok sama-sama menggunakan pakaian serba hitam. Apakah Gyuri sempat mendengar perkataan kedua belah pihak tersebut? Jawabannya ya, dia mendengarnya. Dia mendengar hanya beberapa itu tapi setelah itu salah satu sosok itu pergi karena mungkin tahu ada orang yang menguping yaitu dirinya.
Aku akan berhenti jika temanku peka padaku dan tahu kalau aku menyukainya.
Terus jika itu tidak tercapai, kau akan mencelakai seluruh orang yang ada di sekitarku? Kenapa kau bersikap seperti itu?
Karena aku tidak ingin kau bahagia, tapi sayang aku tidak tertarik membunuhmu. Haha.
"Perkataan macam apa itu? Apa ancaman?" pikir Gyuri.
"Dia? Jang Gyuri?" ucap seseorang yang berpakaian serba hitam tadi, sepertinya tahu keberadaan dan aktivitas Gyuri yaitu menguping.
"Apa dia orang yang disukainya?" pikir orang itu lagi sambil mengalihkan pandangan ke orang yang tadi ia temui.
"Ah, bodohlah", ucap Gyuri frustasi yang akhirnya memutuskan kembali ke rumah.
Keesokan harinya...
Gyuri yang masih setia dengan bantal dan gulingnya, tidak ingin rasanya untuk bangun karena kebetulan hari ini libur sekolahnya. Tetapi, dering teleponnya membuatnya harus bangun yang kemungkinan itu temannya yang menelepon.
Drrrtt...
"Halo", ucap Gyuri yang sudah menekan tombol hijau di layarnya tanpa melihat siapa yang menelepon.
"Cepatlah keluar! Kami ada di luar!" teriak Jisun membuat Gyuri terkejut bukan main.
"Jisun-ah, telepon bukan tempat untuk teriak-teriak, bodoh!" bentak Gyuri frustasi.
"Cepat turun, kita harus menjalankan misi", ucap Jisun kemudian menutup sambungan teleponnya.
Gyuri pun langsung mandi dan bersiap-siap menemui teman-temannya yang sudah menunggu di luar.
"Younghoon-ah, bisakah kau menjaga barang-barang kita bertiga? Aku ada urusan sebentar", tanya Hyunjae yang langsung dibalas anggukan oleh Younghoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
02 [Ji Changmin x Jang Gyuri]
Teen Fiction[COMPLETED] "Setiap orang dalam menjalani hidupnya tidak pernah lancar seperti yang dipikirkan orang lain. Hanya diri sendirilah yang bisa mengetahui, memikirkan, memecahkan, dan menghadapi hidupnya tersebut." ~Jang Gyuri "Aku bukan seperti sosok ya...