Sembilan Belas

295 28 4
                                    

WARNING, CHAPTER INI BORING :)
Tapi moga bisa menghibur kalian sih :(

Kira2 ada yg mau komen gak ya di chapter ini? :))

Dahlah, happy reading and sorry for typo deh, dan jgn lupa ninggalin jejak.

******

Baekhyun sampai di aula dengan napas terengah. Kala itu matanya langsung tertuju pada panggung dan keresahan yang menghantuinya bisa reda kala yang sedang tampil bukanlah perwakilan dari akademinya. Mata sipitnya memindai tribune penonton dan mencari tempat kosong di tempat yang menurutnya strategis. Setelah menemukannya, Baekhyun langsung bergegas duduk di tempat incarannya yang kebetulan terdapat cukup banyak ruang kosong.

Matanya mengamati panggung dan berusaha masuk ke dalam suasana drama yang sedang dibawakan. Beberapa saat mengamati, ia akhirnya bisa meraba kisah yang diceritakan di drama ini dan menebak jika kini ia menyaksikan bagian penyelesaian konflik yang berarti sudah mendekati akhir pertunjukan. Tebakannya benar karena tak lama kemudian tim itu mengakhiri pertunjukannya. Ia begitu senang kala melihat yang tampil selanjutnya adalah tim dari akademinya. Matanya berbinar antusias kala mendapati keberadaan kedua sahabatnya.

Baekhyun tampak antusias namun Chanyeol mengalami kebalikannya. Ketika tim kedelapan selesai tampil dan digantikan dengan tim kesembilan, ia mendadak sangat gugup. Jongdae sendiri juga begitu walau dia menutupinya dengan bertingkah konyol.

Pembawa acara memperkenalkan tim kesembilan yang berasal dari Akademi Rivera dan setelahnya penonton bersorak. Pencahayaan dimatikan dan kemudian musik pengiring mulai dimainkan, disaat yang sama sorakan dan tepukan penonton langsung berhenti. Kisah diawali oleh narator yang mengisahkan tentang Kerajaan Bayangan yang dipimpin oleh Jongdae. Tentang permasalahan yang timbul hingga ide jahatnya yang ingin menculik putra mahkota kerajaan tetangga demi mendapat tebusan yang akan digunakan untuk membantu rakyat kerajaannya yang kelaparan.

Adegan berpedang pertama adalah ketika pasukan skala kecil Kerajaan Bayangan melawan prajurit pribadi Putra Mahkota Kerajaan Cahaya. Perlawanan tidak seimbang itu menewaskan seluruh prajurit putra mahkota dan berhasil menculik target mereka. Setibanya di Kerajaan Bayangan, sang pangeran dipukuli dan dilukai lalu dimasukkan ke sebuah penjara yang sempit. Tujuannya adalah agar sang pangeran menjadi lemah dan sulit untuk kabur.

Kemudian hari berganti menjadi pagi dan istana Kerajaan Cahaya menjadi gaduh karena kehilangan sosok penerus mereka dalam semalam. Keadaan menjadi makin tak terkendali kala menemukan prajurit kepercayaan Putra Mahkota terbunuh seluruhnya di salah satu sudut halaman istana.

Salah seorang pelayan menemukan sobekan bendera khas Kerajaan Bayangan dan melapor kepada raja. Sang raja pun murka dan langsung menyiapkan strategi untuk menyelamatkan putranya yang diculik. Pasukan berjumlah cukup besar bergerak untuk menyerang Kerajaan Bayangan. Namun sebelum itu, Jongdae menawarkan tebusan berupa bahan pokok dalam jumlah besar namun ditolak oleh sang panglima.

Adegan perang kedua terjadi di dekat area penjara tempat pangeran mereka berada. Pasukan pertahanan terakhir Kerajaan Bayangan yang disiapkan telah berhasil dikalahkan seluruhnya dan prajurit cahaya yang tersisa bergerak ke arah penjara dan sangat terkejut kala menemukan sebuah pedang teracung di depan leher pangeran mereka dimana pedang itu diacungkan oleh sang raja sendiri.

Jongdae tidak memiliki pilihan lain, jadi ia melakukan pilihan terakhirnya. Ia meminta Raja Cahaya menghadap dirinya dan membuat kesepakatan untuk menyuplai bahan pokok ke seluruh negrinya hingga bencana kekeringan yang melanda kerajaannya berakhir. Tidak memiliki pilihan, prajurit lain itu pun pulang ke negrinya dan memberitahukan hal itu pada sang raja.

The Crownless Prince [Chanbaek ft Kyungsoo, Jongdae]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang