Sebelas

301 57 37
                                    

2K! THANKS GUYSS~

Jangan lupa vote komennya lho~

******

Kediaman Perdana Menteri Rivera sedang sibuk mempersiapkan keberangkatan Baekhyun ke negeri tetangga. Pelayan khusus untuk keluarga perdana menteri berlalu-lalang hingga Baekhyun yang melihatnya menjadi pusing.

Perutnya terasa seperti dililit, dampak dari rasa gugupnya yang melanda sejak beberapa jam yang lalu. Malam ini raja akan menyegel sebagian kecil memorinya untuk mencegah pengorekan informasi oleh pihak lawan. Baekhyun akan lupa akan sesuatu itu untuk sesaat, namun setidaknya rahasia istana yang tersimpan di memorinya dapat terkunci rapat dan tak dapat dibaca oleh musuh yang terkuat sekalipun.

Ia tak keberatan, hanya saja pemuda manis itu berharap jika memorinya yang dikunci sementara itu segera dibuka kembali begitu tugasnya selesai. Raja hanya akan menyegel beberapa memori penting dan membiarkan memori lain yang merupakan bagian dari kehidupan sehari-harinya tetap pada tempatnya, 'kan?

Entahlah, kepanikan itu mampu membuat pikirannya tak lagi dapat berpikir secara rasional. Baekhyun mencemaskan hal-hal yang tidak perlu seperti 'Bagaimana jika memoriku tidak dapat dikembalikan?' atau 'Bagaimana jika musuh tetap dapat membaca memoriku walau aku telah tersegel?' Ia sangat tidak ingin berakhir seperti Chanyeol yang kehilangan memori awal dari bagian awal hidupnya. Baekhyun sangat paham, hidup ratusan tahun tanpa mengetahui jati diri itu sangatlah berat.

Diamnya Baekhyun rupanya mengundang Heechul untuk menghampiri putra semata wayangnya. Nyonya Byun itu memanggil Baekhyun dengan lembut dan mengajaknya untuk mengobrol di ruang keluarga.

"Mama tahu ada sesuatu yang kau pikirkan. Apa kau bisa menceritakannya pada mama?"

"Aku merasa takut, Ma. Bagaimana jika memoriku yang tersegel tidak bisa kembali?"

"Apa kau tidak percaya pada Yang Mulia?"

"Tentu saja aku percaya. Hanya saja, yang dialami oleh Chanyeol membuatku khawatir. Mama ingat bukan jika merasakan sesuatu yang berbeda dari temanku waktu aku membawa mereka ke kafe keluarga kita?"

Heechul mengerutkan dahinya untuk mengingat dan mengangguk kecil kala berhasil mengingat. "Ya, mama ingat temanmu yang itu."

Keadaan hening sejenak karena Baekhyun hanya dapat duduk diam dengan kepala tertunduk. Heechul menghela napasnya dan tersenyum lembut. Tangannya bergerak untuk mengusap punggung sang putra.

"Bagaimana jika kau bercerita supaya kau dapat mengalihkan kekhawatiranmu?"

Baekhyun mengangkat kepalanya perlahan sembari menatap Heechul dengan tatapan setengah ragu. Helaan napas terdengar sebelum akhirnya ia bercerita.

Heechul menyimak tiap kata yang terlontar dari bibir tipis sang putra. Namun usaha itu hanya membantu sedikit karena Baekhyun masih belum merasa tenang.

"Mama, bagaimana jika aku bertemu dengan Chanyeol sebentar?"

"Silakan saja, hanya saja kau harus kembali paling lambat ketika matahari terbenam, oke?"

"Terima kasih, Ma. Aku pergi dulu. Sampai jumpa nanti sore."

Baekhyun menyunggingkan senyum tipis sebelum akhirnya menghilang dengan teleportasinya.

******

Jam kerja Chanyeol masih beberapa jam lagi namun Baekhyun tetap memantapkan diri melangkahkan kaki keluar dari istana untuk sementara waktu. Hasilnya sangat signifikan, jauh dari istana beberapa menit telah mampu membuat dadanya terasa lapang dan tanpa sadar sudut bibirnya terangkat.

The Crownless Prince [Chanbaek ft Kyungsoo, Jongdae]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang