Hallo aku kembali
Siapa nih yang udah nunggu ARESA update?Sebelum baca,jangan lupa vote yaa!!
Happy reading fren
***
Tiga Minggu sudah Safira koma,tidak ada tanda tanda dirinya ingin bangun, dan seminggu itu pula ares di hantui oleh rasa bersalah.
Pagi ini seperti biasa, Ares selalu menyempatkan diri untuk datang keruang rawat Safira
"Selamat pagi saf" sapa Ares
Tidak ada jawaban.
Ares menghela nafas panjang,mengenggam erat tangan Safira
"Udah tiga Minggu saf, kamu gak mau bangun?" Tanya Ares. Memang semenjak Safira koma rutinitas Ares adalah mengajak Safira mengobrol, dan lagi dirinya mengganti kata 'lo-gua'menjadi 'aku-kamu'.
"Kamu boleh hukum aku saf,tapi aku mohon banget,jangan hukum aku kayak gini"
"Aku sayang kamu saf, bangun kita ulang semuanya dari awal" lanjut Ares, meski tau tidak akan pernah ada jawaban.
Ares berdiri, terseyum sendu lalu mengecup dahi Safira lama
Setelahnya melepaskan kecupannya,lalu mengelus pelan Pucak rambut Safira
"Aku kesekolah dulu ya,aku janji gak akan bolos lagi" ujar Ares
"I Miss you and i really love you" ujar Ares lirih. Lalu pergi dari sana menuju sekolahnya.
***
Ares menepati ucapannya kepada Safira tadi pagi, dirnya benar Baner tidak bolos kelas, bahkan ketika para sahabatnya mengajak pun Ares menolak, alasannya adalah "Gua udah janji sama Safi kalo gak bolos" selalu itu.
Ares duduk di meja CUERVO GENG, menatap layar ponselnya yang menampilkan foto Safira yang sedang tersenyum.
Ares terseyum tipis,mengelus pelan foto itu. Jika boleh jujur hari harinya merasa kosong tanpa Safira, semuanya hampa tak berarti
"Bos!" Panggil Bima
Ares menoleh,mengangkat sebelah alisnya seolah bertanya 'kenapa'
"Diem diem bae ngopi ngapa ngopii" ujar Bima heboh
"Lagi nyesel itu dia,udah jangan di ganggu" celetuk Alvaro
Ares diam,kembali fokus pada ponselnya.
"Mangkanya bos udah di kasih bidadari eh malah milih batu kali" nasihat gio, emhh ralat sindirian
Ares tak menanggapi,dirinya hanya pokus pada room chatt dirinya dan Safira.
"Udah bego lu,ntar kita di bantai Ampe rata" ujar Alvaro
Ketiganya tertawa,
"Heh! Dirga Lo gak pusing itu rumus Mulu" ujar gio
Dirga menatap datar teman temannya
"Kalkulator berjalan anjing" celetuk Alvaro
"Bukan bego! Si Dirga mah bank berjalan!" Seru Bima
Ketiganya kembali tertawa
Lalu tiba-tiba gio menunjukkan wajah semurung mungkin
"Yah gua mah apa atuh, bapak gua cuma penjual baju" ujar gio
"Bos butik anjing" seru Alvaro
"Lah bapak gua cuma supir" ujar Alvaro
"Supir pesawat,sialan" seru Bima
"Lah bapak gua? Penggali batu"
"Bos batu bara anjg" seru gio dan Alvaro bersamaan
Ketiganya terbahak
"Eh si Dirga bapaknya tukang bangunan" ujar gio,menapilkan wajah sedihnya
"Arsitek anjing" ujar Bima
"Lah bapak Ares apaan ya, bnyk bngt" bingugn alvaro
"Tukang bensin iya" ujar Bima
"Itu bos pombensin ajg" ujar gio
"Penggali batu iya"
"Bos batu bara anjg"
"Jualan baju juga iya"
"Bos butik woi!"
"Lah CEO jg iya"
"Lah iya ajng bnyk bngt" ujar Alvaro
Lalu ketiganya kembali terbahak
"Brisik,receh bangt kek duit" balas Dirga,jengah oleh tingkah ketiganya
Ketiganya kembali diam,lalu saling melirik
Hingga suara cempreng milik seorang gadis mengintrupsi.
"BABE!!" teriak Bianca
Seluruh atensi mengarah pada gadis itu, membuatnya tersenyum malu
Bima memutar bola mata malas
"Mak lampir lagi Mak lampir lagi" guman Bima,tida tidak itu bukan seperti gumaman, mungkin lebih ke sindirian?
"Kamu kenapa sih!! Aku telfonin gak di angkat aku chatt gak di bales!!?" Tanya Bianca
"Brisik" balas Ares tak acuh
Bianca memberengut, "ihh kamu kok berubah gitu! Pasti karna si jalang itu kan!!"
"Heh juminten!! Yang lu bilang jalang siape!!?" Ngegas gio
"Ya siapa lagi kalo bukan Safira"
BRAK
Ares menggebrak meja dengan kuat, membuat penghuni kantin terkaget kaget
"Maksud Lo apa!?" Tanya Ares dengan nada dingin
Bianca gelagapan, tatapan mata Ares begitu menusuk dengan wajah datar dan dinginnya
"Lah kan e-emang benar" bela Bianca
Ares mengeraskan rahangnya
"Denger ya, Safira bukan jalang!" Tekan Ares
"Dan kita PUTUS!" lanjut Ares kembali
Bianca menganga
"Loh kamu gak bisa gitu dong!!"
"Bisa lah, apa sih yang gak bisa Ares lakuin" bela Alvaro
"Lagian nih ya,kemaren ares itu cuma khilafah mangkanya milih batu kali,padahal mah Safira udah kek bidadari" jelas Alvaro lagi
Bianca memberengut,lalu pergi dari sana sambil menghentakkan kakinya.
***
"pokokoknya aku mau dia mati ma" ujar seseorang di balik tembok pembatas taman belakang
"Mama punya rencana" ujar seseorang di sambungan telpon
"Apa?"
"Sekarang dia lagi koma bukan?"
"Iya"
"Kamu tinggal beli racun, trus suntikin ke infus dia,dan semuanya beres"
Seseorang itu tersenyum " no bad" ujarnya dengan senyum smirk lalu segera mematikan sambungan telponnya.
Seseorang itu pergi dari sana seolah tak terjadi apapun.
Namun tanpa dirinya sadari, seorang lelaki mendengar percakapan itu lalu tersenyum miring
***
Hallo readers
Gimana sama cerita ini?
Jangan lupa racunin dan rekomendasi kan teman,sodara,atau doi kalian sama cerita ini yaa
Spam next untuk lanjut yaaa!!👉🏻
Beyy beyy
KAMU SEDANG MEMBACA
ARESA
Teen Fiction[SEBELUM BACA FOLLOW DULU DONG AKUN AUTHORNYAA.] "Gue mau putus res" "Gak akan,Lo gak akan bisa ninggalin gue Safira Ayunda" "Hubungan kita udah gak sehat res,percuma kita jalanin hubungan toxic ini" **** WARNING⚠️ ⚠️Vote ⚠️komen ⚠️No copy-past...